Sabtu, 20 Februari 2016

Siswa Lesehan, Posisi Kadisdik Dievaluasi

Puluhan siswa kelas V SDN Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi terpaksa belajar sambil lesehan karena tak di sekolahnya tak dilengkapi kursi dan bangku, Senin (15/2/2016) pagi. Peristiwa ini sudah mereka alami sejak dua tahun terakhir. Foto: Warta Kota/Fitriyandi Al Fajr
Kota Bekasi (BIB) - Karena siswa harus belajar dengan susah payah akibat tidak ada meja dan kursi, kedudukan Kadisdik Kota Bekasi dievaluasi.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyatakan, pihaknya tengah mengevaluasi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Rudi Sabarudin. Hal ini menyusul, adanya 101 siswa dari SDN Margajaya I dan II, Bekasi Selatan yang masih belajar lesehan di lantai karena tak ada kursi dan meja di ruang kelas. 
Disdik Kota Bekasi berdalih, tak terlaksananya pengadaan meubeler di sekolah tersebut karena keuangan daerah tak mencukupi. Akibatnya, terjadi penurunan pengadaan meubeler dari 160 meubeler menjadi 100 meubeler. Rahmat mengatakan, pemegang kebijakan di Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yang dianggap tak mampu melaksanakan tugasnya bisa dirotasi. Dia pun berjanji, bakal merotasi pejabat yang dianggap tak berkompeten dalam melaksanakan bidangnya.
 "Kemarin sudah kami rotasi jajaran bidang (Kepala Bidang), sekarang kami akan evaluasi pemegang kebijakannya," kata Rahmat di Plaza Pemkot Bekasi, Selasa (16/2). 
Menurut dia, insiden tidak terserapnya alokasi anggaran meubeler menandakan tidak cakapnya kinerja Dinas pendidikan. Sebab, perencanaan anggaran itu sudah tersusun rapih dan dianggarkan. "Kalau dibilang tidak diserap, berarti tak cakap," ujarnya. 
Ketua LSM Sapulidi yang konsen terhadap dunia pendidikan, Imam Kobul mengatakan, sudah seharusnya Wali Kota Bekasi mencopot Kadisdik Kota Bekasi. Dia menilai, pihak yang bersangkutan sudah tidak cakap memimpin pendidikan di Kota Bekasi. Buktinya, masih ada dua sekolah SD yang belajar tanpa meja dan kursi. 

Kamis, 18 Februari 2016

Mandi di Ciliwung



Anak-anak bersemangat mandi di Kali Ciliwung sekalipun airnya keruh ...

#BangImamBerbagi Selasa, 16 Februari 2016

Jumat, 12 Februari 2016

Ini SPM PAUD

Standar Pelayanan Minimal Berbeda di Setiap Daerah



Jakarta (BIB) - Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Dirjen PAUD-Dikmas, Ella Yulaelawati mengakui bahwa penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Anak Usia Dini (SPM PAUD) di setiap kabupaten/kota berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan geografis wilayahnya.

Namun sekalipun ditentukan berbeda, tetap harus menggunakan standar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Ella menambahkan, Dirjen PAUD-Dikmas sejak tahun 2015 lalu telah membuat Draf SPM PAUD yang akan berlaku di seluruh Indonesia. Tetapi hingga saat ini draf tersebut belum final. 

Sebagai gambaran awal, draf SPM PAUD memuat 5 indikator dan terintegrasi dengan 8 Standar Nasional PAUD sesuai dengan Permendikbud 137/2014.

Kelima indikator SPM PAUD itu adalah :
  1. tersedia minimum satu lembaga PAUD disetiap desa/kelurahan,
  2. tersedia peserta didik minimal 20 anak di setiap satuan PAUD di kabupaten/kota,
  3. tersedia ruang kegiatan di dalam dan diluar ruangan di setiap satuan PAUD di kabupaten/kota,
  4. tersedia pendidik yang telah mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan bidang PAUD di setiap kabupaten/kota, dan
  5. tersedia satuan PAUD yang memiliki pendidik berkualifikasi D4 atau S1 minimal satu orang di setiap kabupaten/kota.

Kamis, 11 Februari 2016

Daftar 76 RA di Kota Cikarang

Cikarang (BIB) - Kota Cikarang terdiri dari 5 kecamatan, yakni Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Selatan, Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Cikarang Barat dan Kecamatan Cikarang Pusat. Hingga bulan Februari 2016, berdasarkan data Sapulidi Riset Center (SRC) Lembaga Swadaya Masyarakat SAPULIDI, jumlah lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) jenis Raudlatul Athfal (RA) di Kota Cikarang mencapai 76 lembaga.

Lembaga tersebut tersebar di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Cikarang Utara 27 lembaga, Kecamatan Cikarang Selatan 11 lembaga, Kecamatan Cikarang Timur 6 lembaga, Kecamatan Cikarang Barat 31 lembaga dan di Kecamatan Cikarang Pusat cuma berdiri 1 lembaga.

Berikut ini daftar Raudlatul Athfal (RA) di Kota Cikarang :

I. KECAMATAN CIKARANG UTARA
  1. RA EL HURRIYAH 2, Perum Grand Cikarang City Blok E5 No.17-18
  2. RA AL-AMANAH, Jl. Cisadane IV E M3 No.68 Graha Asri-Graha Astra
  3. RA AL-MA'MUR, Kp. Jatiasih Warung Kobak RT 002/001
  4. RA AS-SOFIYAH, Jl. Industri Warung Kobak Kp. Jati RT 001/001
  5. RA AT-TAQWA, Perum Puri Mutiara Indah Jl. Hiu 7 Blok BF No.22
  6. RA KASYFUL HIKAM, Kp. Cibeber RT 001/04
  7. RA NURUL ANSOR, Jl. DR. Setia Budi RT 003/04 Pilar Barat Gg. H. Sarbat
  8. RA NURUL YAQIEN, Jl. Urip Sumoharjo Kp. Pintu Air RT 002/04
  9. RA AL-MUSTAQIM, Jl. Sindang Jaya RT 003/08
  10. RA RIYAHDLUL ASRORIYAH, Jl. Keramik RT 002/02 Kp. Tanah Baru

Senin, 01 Februari 2016

Mengatasi Banjir Bekasi Harus Membuat Sumur Resapan Ideal Sebanyak 131.334 Unit

41.655 Unit di Kota Bekasi 

Kebutuhan Ideal dan Optimal Sumur Resapan di Jabodetabek
Kota Bekasi (BIB) - Pengendalian banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dilakukan antisipasi dan pengendalian secara bersama-sama (multi-pihak) antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang dilalui oleh DAS tersebut. Termasuk diantaranya melibatkan masyarakat.

Salah satu pengendalian banjir yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sumur resapan mulai dari hulu, tengah hingga hilir wilayah DAS. 

Seperti pengendalian banjir di wilayah DAS yang melewati Bekasi, misalnya ada tiga DAS besar yang melewati daerah ini, yaitu DAS Sunter, DAS Cakung dan DAS Bekasi. 

Ketiga DAS tersebut memerlukan pembuatan sumur resapan ideal untuk pengendalian banjir mencapai 131.334 unit. Jumlah ini membentang di 27 kecamatan di 5 kabupaten/kota yang dilalui oleh ketiga DAS itu.

Minggu, 31 Januari 2016

Taman Bantargebang Ruang Publik di Selatan Kota Bekasi


Taman Bantargebang terletak persis di seberang Pasar Baru Bantargebang dan di depan Kantor Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.

Taman ini cukup indah dipandang mata dan sangat mudah aksesnya.

Bila ingin berobat ke Puskesmas Bantargebang, coba sempatkan ke Taman Bantargebang. Karena persis ada di depannya.

Jika ingin ke UPTD Pembinaan SD, UPTD Pembinaan PAUD, mau ke Polsek Bantargebang silahkan mampir di Taman Bantargebang, pas di depannya....

Bila menceritakan Bantargebang jangan selalu membayangkan sampah, ada juga yang indah-indah, seperti indahnya Taman Bantargebang.

Yuk mampir ah

#BangImamBerbagi #TamanBantargebang #1000TamanKotaBekasi #KotaBekasi

Jumat, 29 Januari 2016

UN Online Dukung Lingkungan

Jakarta (BIB) - Bayangkan, setiap tahun ada 7 juta siswa mengikuti ujian nasional (UN), yang masing-masing memakai minimal sepuluh lembar kertas. Jika satu pohon pinus menghasilkan 16 rim kertas, berarti ada sekitar 8.750 pohon pinus ditebang per tahun hanya untuk UN.
Nah, kebutuhan kertas berbahan baku pohon sebanyak itu akan menyusut drastis, jika proses semacam UN beralih menjadi online. Penerapan sistem online juga otomatis mendukung gerakan ramah lingkungan atau go green.

Bahan baku utama kertas berasal dari pohon atau kayu. Namun, pohon baru dapat diolah menjadi kertas setelah berumur 5 sampai 10 tahun. Selain itu, seperti dikutip dari situs web Kementerian Keuangan, membuat satu ton kertas butuh 7.000 galon air dan 20 pohon. 

Dengan begitu, pelaksanaan UN yang tak lagi berbasis kertas pada setiap tahun dapat ikut melestarikan ekosistem dengan signifikan mengurangi penebangan pohon. Itu baru dari ujian sekolah, tapi sudah serasa gerakan revolusi‎ dalam upaya menjaga lingkungan hidup.

Rabu, 27 Januari 2016

Ini Pengetahuan Dana BOS 2016

Untuk Masyarakat dan Orang Tua Siswa

Dengan Dana BOS Seluruh Siswa Miskin Baik di Sekolah Negeri Maupun Sekolah Swasta Sudah Terbebas Dari Seluruh Pungutan Dalam Bentuk Apapun, Alias GRATIS


Jakarta (BIB) - BOS adalah salah satu program pemerintah yang pada dasarnya digunakan untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai pelaksana Program Wajib Belajar.

Sedangkan singkatan dari BOS sendiri merupakan 'Bantuan Operasional Sekolah. 

Senin, 25 Januari 2016

Mengapa Harus Sekolah di Madrasah

Pokoknya, Madrasah harus tampil beda 
Tidak seperti dulu-dulu
Saya ingin ada inovasi
Harus tampil modis, populis, fungky, 
Persepsi orang tentang madrasah itu kumuh, ndeso, ketinggalan zaman
Nah, persepsi itu harus kita ubah
~ ~ ~ Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama Republik Indonesia


Jakarta (BIB) - Pesan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin diatas tentu sangat tegas dan wajib diaplikasikan di seluruh madrasah, untuk menjaga persaingan dan mempertahankan prestasi. Penggalan pengakuan menteri agama itu merupakan potret kebanyakan madrasah kita saat ini, sekalipun memang tidak sedikit yang memiliki prestasi hingga ke tingkat Internasional.

Saat ini madrasah sudah banyak menorehkan prestasi, lihat Profil Madrasah Tahun 2015.

Berdasarkan profil madrasah tahun 2015, jumlah keseluruhan madrasah saat ini mencapai 76.551 lembaga. Dan jumlah siswa pada tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 8.381.701 siswa. Sementara jumlah guru madrasah seluruh jenjang mencapai 813.590 orang.

Mengapa harus sekolah di madrasah ??? Menurut Kementerian Agama, ada 7 alasan mengapa kita harus memilih sekolah di madrasah, ketujuh alasan tersebut adalah:
  1. sejarah telah mencatat bahwa madrasah telah melahirkan pemimpin di bidang pendidikan dan agama (scholar), negarawan dan bahkan pahlawan. Sebut saja misalnya Wahid Hasyim, Hamka, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholis Madjid (Cak Nur), KH M.A Sahal Mahfudz, AR. Fakhruddin dan Mahfud MD.
  2. madrasah tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk rakyat (masyarakat) berbeda dengan sistem pendidikan sekolah biasa atau community-based education. Dalam sejarahnya madrasah memiliki akar yang kuat untuk perjuangan bangsa dan memberantas kebodohan.
  3. madrasah telah memadukan dua kurikulum: kurikulum dari Kemdikbud dan Kurikulum dari Kementerian Agama. Atau dengan kata lain, madrasah juga memberikan materi pelajaran umum, sebagaimana sekolah-sekolah biasa dan juga memberikan materi-materi pelajaran agama yang lebih kuat dibandingkan sekolah-sekolah biasa, Madrasah tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan akhlak yang mulia.
  4. madrasah tidak lagi dianggap sebagai pelengkap sistem pendidikan nasional, melainkan madrasah semakin menorehkan prestasi tidak hanya di bidang tafaqquh fi al din, akan tetapi juga dibidang-bidang lainnya, seperti riset ilmiah, vokasional, kewirausahaan, lingkungan (adiwiyata), dan sebagainya.
  5. madrasah tidak hanya mencetak kader intelektual yang profesional dan pintar saja, melainkan juga kader muslim yang berintegritas, berkarakter, dan berakhlak mulia. Profesionalitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan kehancuran. Sebaliknya integritas tanpa profesionalitas, akan menyebabkan kita jalan di tempat di tengah dunia yang kompetitif.
  6. pendidikan madrasah menyentuh empat dimensi pendidikan, yakni dimensi pikir (kognisi), dimensi hati (spiritual), dimensi rasa (estetika), dan dimensi raga (fisik). 
  7. mencetak anak yang memiliki pandangan keagamaan yang rahmatan lil 'alamin dan menghargai kearifan lokal.

Ayo ... sekolah di madrasah ....

Peringkat Universitas di Indonesia Tahun 2016

Universitas Gunadarma Urutan 11

Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB)

Jakarta (BIB) - Situs International Colleges & Universities merilis Top Universities in Indonesia tahun 2016. Peringkat terkini Universitas di Indonesia ini membantu kita untuk menetapkan pilihan mau kuliah dimana usai lulusan SMA/SMK/MA.

Situs ini membuat list of top Colleges and Universities in Indonesia by University Web Ranking, berikut ini 401 peringkat Universitas di Indonesia :
  1. Institut Teknologi Bandung (Bandung, Jawa Barat)
  2. Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta, DI Yogyakarta)
  3. Universitas Indonesia (Depok, Jawa Barat)
  4. Universitas Sebelas Maret (Surakarta, Jawa Tengah)
  5. Universitas Padjadjaran (Bandung, Jawa Barat)
  6. Universitas Pendidikan Indonesia (Bandung, Jawa Barat)
  7. Universitas Diponegoro (Semarang, Jawa Tengah)
  8. Universitas Negeri Yogyakarta (Yogyakarta, DI Yogyakarta)
  9. Univeristas Brawijaya (Malang, Jawa Timur)
  10. Universitas Airlangga (Surabaya, Jawa Timur)
  11. Universitas Gunadarma (Depok, Jawa Barat)
  12. Institut Pertanian Bogor (Bogor, Jawa Barat)
  13. Universitas Mercu Buana (Jakarta, DKI Jakarta)
  14. Universitas Bina Nusantara (Jakarta, DKI Jakarta)
  15. Universitas Sumatera Utara (Medan, Sumatera Utara)