Kamis, 19 November 2015

Bersiap Menghadapi Banjir ... Banjir ... Banjir !!!

Penanganan Banjir Bekasi Terhambat PJT II

Foto Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane terdiri dari 13 DAS
Wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sedikitnya dilewati oleh 13 DAS besar di Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. DAS tersebut adalah, DAS Cimanceuri, DAS Cileleus, DAS Cimauk, DAS Cirarab, DAS CIsadane (Wilayah Bogor-Tangerang-Jakarta); DAS Angke, DAS Krukut, DAS Ciliwung (Jakarta); DAS Sunter, DAS Cakung, DAS Blencong, DAS Bekasi (Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi); dan DAS Cilwmah Abang (Kabupaten Bekasi).

DAS (Daerah Aliran Sungai) Bekasi dalam gambar membentang dari wilayah Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi (Kali Cikarang). 

Secara umum fungsi DAS didasarkan pada batasan-batasan mengenai DAS berdasarkan fungsi, yaitu :
  1. DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
  2. DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.
  3. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah
Sedangkan kriteria DAS yang baik dapat dilihat dari kondisi DAS dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria : 
  • Debit sungai konstan dari tahun ke tahun. 
  • Kualitas air baik dari tahun ke tahun. 
  • Fluktuasi debit antara debit maksimum dan minimum kecil. Hal ini digambarkan dengan nisbah.
  • Ketinggian muka air tanah konstan dari tahun ke tahun
 Banjir Bekasi

Berdasarkan informasi tisda.bppt.go.id kondisi kewaspadaan pada Kali Bekasi diukur berdasarkan ketinggian air, yaitu untuk :
a). Kondisi Normal > 400; 
b). Siaga III 400-449; 
c). Siaga II 450-499; dan 
d). Siaga I debit air bila mencapai diatas 500.

Sedangkan untuk dihulu Bekasi terdapat 2 DAS, yaitu DAS Cileungsi dan DAS Cikeas.

Ukuran dan batasan kewaspadaan pada 2 kali ini adalah :

I. Kali Cikeas
Normal > 250
Siaga III 250-299
Siaga II 300-349
Siaga I < 350

II. Kali Cileungsi
Normal > 200
Siaga III 200-249
Siaga II 250-299
Siaga I < 300


Status kewaspadaan kesiapsiagaan banjir ini berdasarkan data dari Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Air (PTISDA) BPPT, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 

Namun, perbedaan akan terjadi manakala diperbandingkan dengan perhitungan debit air (dischange) yang dilakukan oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT II) yang mengelola dan mengendalikan Bendung Kali Bekasi.

Dimana PJT II mengukur ketinggian air yang melewati Bendung Kali Bekasi dengan ukur meter kubik per detik (m3/det). Sementara PTISDA BPPT, Kemristekdikti mengukur volume air dengan centimeter (cm). 

Perbedaan ini semakin rumit dipahami oleh masyarakat, mengingat PJT II sebagai BUMN tugas utamanya hanya mengamankan air baku PDAM DKI Jakarta. Sehingga standar operasional prosedur (SOP) Bendung Kali Bekasi didasarkan pada pengamanan air baku untuk DKI Jakarta, bukan termasuk mengamankan dan mengendalikan banjir.

"Fungsi PJT II lebih fokus di pengamanan air baku, bukan mencegah banjir. Bendung Bekasi juga dikategorikan sebagai weir, bukan DAM atau bendungan. Jadi, pola penanganan pengelolaan bencana banjir akibat luapan Kali Cileungsi, Kali Cikeas menjadi Kali Bekasi belum dapat dilakukan dengan baik. PJT II seharusnya ikut membantu penanganan banjir Bekasi, toh pengamanan air baku Jakarta sudah melewati siphon. Kalau terus-terusan seperti ini, kecil kemungkinan pencegahan banjir di Bekasi akan tuntas, karena terhambat operasional PJT II," kata Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S, Direktur LSM Sapulidi.

Dengan kenyataan yang demikian, maka dapat disimpulkan oleh Bang Imam, panggilan akrab pemerhati lingkungan ini, Bekasi belum bebas banjir tahun ini dari terjangan dan luapan Kali Bekasi.

Untuk itu Bang Imam, menambahkan, agar PJT II tidak lagi 'menguasai' Bendung Bekasi. 

"Serahkan ke BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane,red). Dan segera dibuatkan kesepakatan pola pengelolaan dan kewaspadaan, serta kesiapsiagaan banjir. Utamanya SOP soal Status Siaga Banjir," jelas Bang Imam lagi.

Soalnya jika dipertahankan seperti kondisi saat sekarang ini akan timbul pertentangan dan beda kepentingan antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan Pemerintah Kota Bekasi. Sebab, kalau saat debit puncak, jika pintu Bendung Bekasi tetap ditutup maka akan menyebabkan banjir diwilayah Jatiasih, Rawalumbu dan Bekasi Selatan Kota Bekasi.

"Sebaliknya apabila pintu Bendung Bekasi dibuka maka banjir akan melanda wilayah utara Kabupaten Bekasi, seperti Babelan. Nah, solusinya adalah dengan SOP yang membuat acuan soal kondisi muka air di Bendung Bekasi dan informasi soal cuaca di hulu. Karena alir air dari hulu (Bogor) sampai ke hilir membutuhkan waktu 95, jam. Sehingga masih ada waktu masyarakat untuk mengantisipasi dan meminimalisir kerugian akibat bencana banjit," ungkapnya.


Aliran air dari hulu ke pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi menjadi Kali Bekasi di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Jatiasih membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Sedangkan kecepatan alir air dari PGP ke Bendung Bekasi kurang lebih antara 1-1,5 jam. Dan waktu alir air dari Bendung Bekasi hingga ke laut membutuhkan waktu sekitar 5 jam.

"Batas waktu alir air ini dapat menjadi informasi tambahan bagi semua pihak untuk menyelamatkan diri dari terjangan banjir Kali Bekasi. Informasi ini juga harus diketahui oleh semua masyarakat yang bermukim di sepanjang Kali Bekasi dan terdampak banjir jika kali sedang meluap," kata Bang Imam.

#BangImamBerbagi #Banjir 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi