Tampilkan postingan dengan label Sanitasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sanitasi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Oktober 2012

Manfaat Air Untuk Tubuh Kita


Lebih dari 70% bagian tubuh kita adalah air, yang mengisi sekitar 600.000 urat nadi dan arteri dalam darah. 

Dibagian lain seperti Otak 90%, jantung 75%, paru-paru 86%, ginjal 83%, otot 75% dan darah 90%. Darah mengandung cairan 50%-60% dan 90% dari cairan tersebut adalah air murni. 

Kamis, 20 September 2012

43 Dari 52 Kelurahan di Kota Banjarmasin Kumuh


ilustrasi daerah pinggir kali ada pemukiman kumuh. foto: ist
Banjarmasin, Kalsel (BIB) - Sebanyak 43 dan 52 kelurahan yang ada di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masuk kategori kumuh. Masalah lain yang dihadapi kota itu, pesatnya pertumbuhan penduduk. 

"Ada 43 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan di Kota Banjarmasin masuk kategori kumuh mulai dari kumuh rendah, sedang, dan tinggi," kata Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Tata Ruang Cipta Karya dan Permukiman Kota Banjarmasin Lisda, Kamis (20/9).

Minggu, 09 September 2012

Duh, Indeks Sanitasi Kota Bekasi Cuma 0,4

Bekasi (BIB) - Anggota Pokja Sanitasi Kota Bekasi, Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S, ST. sangat prihatin dengan pencapaian dalam program sanitasi di Kota Bekasi.

Sebab, dalam Indeks Pencapaian Sanitasi yang dikeluarkan baru-baru ini oleh National City Sanitation Rating (NCSR) Kota Bekasi berada pada urutan ke-38 dengan nilai 0,4. 

Nilai ini sangatlah buruk jauh dari nilai yang dinginkan. 

Padahal, Kota Bekasi telah menyelesaikan program dan membuat Buku Putih Sanitasi Kota tahun 2010, Strategi Sanitasi Kota (SSK) tahun 2011 dan sudah menandatangani Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) tahun 2011.

Sabtu, 26 Mei 2012

Kota Bekasi Belum Banyak Berbuat Soal Sanitasi

  SANITASI adalah hak dasar masyarakat, Pemerintah harus menyediakan hak dasar tersebut sebagai tanggung jawab dalam program MDG's 2014

Harapan Indah, Bekasi (BIB) - Masalah sanitasi di Kota Bekasi merupakan masalah tersendiri yang perlu penanganan khusus dan serius. Masalah ini menjadi problem yang sangat pelik di daerah metropolitan penyangga Jakarta ini.

Jumat, 30 Desember 2011

Diseminasi RPKPP Kota Bekasi 2011 : 1.098 Rumah Berdiri Di Sempadan Kali Bekasi

Diseminasi RPKPP Kota Bekasi 2011 di RR VIP Disbangker, 27/12
Bekasi Timur (BIB) - Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kota Bekasi telah selesai di buat, sehingga telah memunculkan 15 daerah terpilih, 4 blok prioritas dan 3 kelurahan akan mulai dibangun pada tahun anggaran 2012.

RPKPP Kota Bekasi ini mendapatkan dana sebesar Rp. 1,7 miliar dari APBN 2012. Angka itu merupakan angka dana stimulan untuk membangun kebutuhan di wilayah Kelurahan Margahayu, Bekasijaya dan Bantargebang. Dana berupa DED akan mulai di tenderkan pada awal Januari 2012 di provinsi Jawa Barat.

"Ini kebutuhan wilayah, jangan dianggap proyek, karena proses sudah melibatkan teman-teman dari kelurahan," kata Boy, dari Satuan Kerja (satker) Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Selasa, 27 Desember 2011 pada Acara "Diseminasi RPKPP Kota Bekasi 2011" di Ruang Rapat VIP Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran Kota Bekasi.

Rabu, 14 Desember 2011

Lokakarya Sanimas Kota Bekasi

anggota Pokja Sanitasi Kota Bekasi./ist
Bekasi Selatan (BIB) - Sesuai target MDG's dan target nasional terutama pada poin ke-7 tentang "Melestarikan Lingkungan Hidup". Target tersebut sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2014 tentang Program Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BAB's).

Jumat, 16 September 2011

Kebocoran PDAM Rp. 3,9 Triliun Per Tahun di Indonesia


Bekasi (BIB) – Salah satu persoalan dan permasalahan air minum di Indonesia akibat kebocoran air yang tidak memiliki rekening. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BP SPAM) mencatat potensi kehilangan pendapatan akibat ATR (air tak berekening) mencapai Rp. 3,9 triliun per tahun.

“Asumsinya, jika harga rata-rata air Indonesia Rp. 2.000 per meter kubik, dan produksi total mencapai 130 ribu liter per detik, maka potensi kehilangan pendapatan akibat ATR mencapai Rp. 3,9 triliun per tahun. Itu artinya setara dengan jumlah 1,5 juta sambungan langganan baru,” kata Rachmat Karnadi, Ketua BP SPAM kepada wartawan.

Ia juga menjelaskan, dari data BPKP tahun 2007 saja, tingkat kehilangan air mencapai 34%. Dari 24 PDAM yang masuk program Word Bank Institute yang menyusun neraca dan audit air, persentase air tak berekening (ATR) atau non revenue water (NRW) bisa mencapai 38%.
“Kalau kehilangan air fisik dan komersial masing-masing sekitar 11% dan 25%,” ujar Rachmat lagi.

Persoalan masalah air minum di Indonesia bukan hanya persoalan ATR, banyak permasalahan yang belum sepenuhnya dipenuhi oleh operator penyedia air minum, seperti PDAM. Selain pasokan air yang minim atau sumber air yang sulit, faktor lain yang masih menjadi kendala antara lain; infrastruktur, tingkat kebocoran yang tinggi, rendahnya kualitas air bersih hingga cakupan perpipaan air bersih yang masih terbatas.

Saat ini layanan perpipaan nasional baru mencakup 92,5 juta jiwa atau 40% dari total jumlah penduduk Indonesia. Padahal target MDG’s hingga tahun 2015 proporsi terlayani air minum perpipaan ditargetkan sebesar 57,4% atau sekitar 142,5 juta jiwa terlayani.

“Saat ini penambahan rata-rata per 5 tahun cuma untuk 10 juta jiwa,” ungkap Rachmat. (Bang Imam)

Sumber : Koran Jakarta 

Jumat, 19 Agustus 2011

Ratusan Depot Pengisian Air Isi Ulang Tak Bersertifikat di Bekasi



Air Mengalir dari pegunungan. Foto: Bang Imam

Bekasi (BIB) – Lebih dari 240 an Depot Air Minum (DAM) Isi Ulang tidak memiliki ecoli dapat menyebabkan penyakit diare dan typhus. Data terakhir kami saat ini baru 42 DAM yang sudah memiliki sertifikat,” ungkap Dwi Puji Hastuti, SKM Kasie Kesehatan Lingkungan Bidang P2P/KL Dinas Kesehatan Kota Bekasi baru-baru ini saat berdiskusi di Pokja Sanitasi Kota Bekasi.

Salah satu faktor ketidakmauan pengelola DAM membuat sertifikat hygiene sanitasi karena mereka umumnya berpedoman kepada hasil air baku atau air yang dibeli dan dimasukkan ke dalam sanitasi air tersebut oleh suplayer sudah dianggap baik dan sesuai dengan standar baku mutu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002. 

Padahal persoalan kualitas air dan pencemarannya dapat disebabkan karena kurang bersih dan terpeliharanya depot air minum isi ulang di tingkat pengelola. Persoalan lain karena pengelola DAM umumnya kurang memperdulikan kebersihan instalasi dan pemeriksaan rutin. 

Biasanya, pengelola berdalih jika dilakukan pemeriksaan rutin akan memakan waktu lama (sekitar 1 minggu) dan pemeriksaan air menggunakan jasa laboratorium sangat mahal untuk ukuran pengelola DAM.

Jumat, 29 Juli 2011

Sungai di Jakarta Akan Dijadikan Sumber Air Bersih

Kali Ciliwung Kota Tua, foto: Bang Imam
JAKARTA (BIB) - PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) berharap sungai yang ada di Jakarta dapat dijadikan sumber air bersih bagi warga Jakarta. Program Pemerintah Provinsi DKI "Stop Nyampah di Kali" akan sangat mendukung proses bersihnya air sungai dari limbah industri dan rumah tangga.

Wakil Presiden Direktur Palyja Herawaty Prasetyo mengatakan hal itu saat penyerahan kejuaraan lomba mengarang tingkat sekolah dasar dengan tema "Air untuk Kotaku" di kantor Palyja, Jakarta, Kamis (28/7).

Herawaty mengatakan dengan program "Stop Nyampah di Kali", diharapkan suatu saat Kali Ciliwung, Kali Krukut, dan sungai-sungai lainnya di Jakarta mampu menjadi sumber air baku utama bagi DKI Jakarta.

Kamis, 14 Juli 2011

Palembang Menjadi Kota Sehat Asia Pasifik


Palembang anggota Alliance Healthy City Asia Pasifik
Palembang (BI-BERBAGI) - "Kota Palembang siap menjadi anggota kota sehat atau "Alliance Healthy City" se-Asia Pasifik," kata Wali Kota Palembang, Eddy Santana Putra, di Palembang, Rabu (13/7/2011), usai bertemu dengan Sekretaris Himpunan Kota Sehat itu.

Menurut Eddy, ajakan Sekretaris Himpunan Kota Sehat Asia-Pasifik tersebut sangat menarik sehingga pemkot setempat akan segera menindaklanjutinya secara serius. "Saat ini, sebanyak 200 kota di Asia Pasifik telah menjadi bagian dari "Alliance Healthy City"," ujar dia.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat Pemkot Palembang akan menandatangani nota kesepahaman kerja sama kota sehat tersebut. Namun, menurutnya, semuanya masih menunggu pertemuan lanjutan dengan perhimpunan kota tersebut.

Sekretaris Alliance Healthy City, Peter Davey menjelaskan, Pemkot Palembang telah menjalankan sejumlah program yang seiring dengan kegiatan himpunan kota sehat, seperti kampung ramah lingkungan dan menjaga kebersihan kota.

"Ke depan setelah sepakat bekerjasama, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada perwakilan Pemkot Palembang untuk melanjutkan program kota sehat itu," ujar Eddy.

Dia menambahkan, pada tahap awal akan diajak sekitar 10 orang perwakilan Kota Palembang berlatih ke Griffith University di Brisbane, Australia. "Di sana akan disiapkan pelatihan yang berkaitan dengan kebersihan kota, air dan udara," ujarnya.

Davey menegaskan bahwa penting untuk mensinergikan program pemerintah dengan kelestarian lingkungan yang menjadi isu penting mereka bahas. "Khusus di Indonesia, selain Palembang, Makassar juga diajak menjadi bagian dari Alliance Healthy City," kata Davey.

Sumber : Kompas

Rabu, 06 Juli 2011

Pemulihan Pencemaran Air Butuhkan Rp13,3 Triliun Per Tahun

Kali Ciliwung di Kota Tua. Foto: Bang Imam
Jakarta (BI-BERBAGI) - Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan bahwa biaya pemulihan terhadap berbagai bentuk pencemaran air di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai Rp13,3 triliun per tahun.

"Laporan `Economic Impact of Sanitation in Indonesia` memperkirakan biaya pemulihan pencemaran air mencapai Rp13,3 triliun per tahun," kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dalam acara pembukaan Jambore Sanitasi 2011 di Jakarta, Senin.

Menurut Djoko, biaya pemulihan tersebut sebanding dengan biaya alokasi bidang APBN untuk lima tahun.
Menteri PU menegaskan, hal tersebut tentu dapat dinilai tidak sepadan sehingga sudah semestinya agar berbagai pihak segera menghentikan bermacam bentuk pencemaran air.

Jumat, 10 Juni 2011

Masalah BAB Berkaitan dengan Gaya Hidup

BAB's
KOMPAS.com — Mungkin Anda termasuk orang yang kerap punya masalah dengan perut. Sering kembung dan mulas, baru terasa lebih enak setelah buang angin atau buang air besar. Saat buang air besar, rasanya masih belum tuntas. Tak jarang juga mengalami diare dan konstipasi secara bergantian. Bila ini sudah lama Anda alami, ada baiknya Anda ke dokter untuk memeriksakan diri. Jangan-jangan Anda mengidap IBS atau Irritable Bowel Syndrome.

Menurut ahli, IBS lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria. k Namun, mereka meyakini bahwa gaya hidup sangat berpengaruh dalam memicunya. Itu sebabnya, untuk menurunkan risiko terhadap IBS, mereka merekomendasi untuk melakukan perubahan terhadap gaya hidup. Antara lain:

1. Santap makanan kaya serat
Pilih-pilih jenis seratnya. Jenis serat yang mudah larut seperti havermut dan sayuran berwarna hijau tua termasuk kategori baik, sementara serat yang tidak mudah larut seperti kacang-kacangan dan biji-bijian malah dapat memperburuk kondisi. Jangan lupa, minumlah juga banyak air untuk membantu proses pengolahan serat.

2. Hindari stres
Kecemasan berlebihan dapat berpengaruh pada saraf yang berhubungan dengan aktivitas buang air besar. Coba lakukan kegiatan yang dapat membantu Anda rileksasi, seperti yoga, meditasi, atau cukup dengan latihan pernapasan.

3. Perhatikan obat-obatan
Beberapa jenis antibiotik, antasid, dan obat pereda nyeri dapat membuat Anda mengalami konstipasi atau diare. Berkonsultasilah dengan dokter seputar kondisi Anda.

4. Makan lebih sedikit, tapi lebih sering
Makan dalam porsi besar dapat membuat sistem pencernaan bekerja terlalu keras. Kunyahlah juga makanan Anda sampai lembut dan secara perlahan. Mereka yang makan dengan cepat biasanya juga banyak menelan udara, sehingga dapat membuat perut mudah kembung. Selain itu, kurangi juga konsumsi kafein dan alkohol.

5. Perbanyak aktivitas
Selalu bergerak dapat membantu merilekskan area perut. Latihan olahraga dapat membuat aliran darah jadi lebih lancar, sekaligus dapat meredakan stres dan rasa nyeri. 

Sumber: Health Smart/Kompas

Sabtu, 21 Mei 2011

Perilaku Hidup Bersih Indonesia Masih Rendah

BANDUNG,(PRLM).- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Cuci Tangan pakai Sabun (CTPS) masyarakat Indonesia masih rendah. Kategori rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS dengan kriteria PHBS hanya 35,8 persen dan rumah tangga CTPS yang benar hanya 24,5 persen.

Hal itu dikatakan penggiat PHBS, dr. Hendrawan Nadesul dalam pelatihan PHBS di Aula Assalaam Jln. Sasakgantung, Sabtu (21/5). Pelatihan yang digelar PT Unilever diikuti 30 kepala SD se-Kota Bandung yang nantinya menyebarkan PHBS kepada 60 SD lainnya. "Target pemerintah pada tahun 2014 rumah tangga yang menerapkan PHBS bisa mencapai 70 persen," kata Hendrawan.

Menurut Hendrawan, CTPS dilakukan minimal pada lima kesempatan yakni saat mandi, sebelum makan pagi. Sebelum makan siang, sebelum makan malam, dan setelah dari jamban. "Untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih sehat membutuhkan waktu minimal 21 hari. Diharapkan para guru bisa berubah perilakunya sekalugus menjadi agen perubahan PHBS dan CTPS di sekolah maupun masyarakat." Katanya.

Menurut Hendrawan, apabila masyarakat sudah terbiasa dengan PHBS maupun CTPS menjadikan sebagian besar penyakit tak menyerang seseorang. "Kalau kita lihat angka-angka statistik kesehatan sungguh membuat kita prihatin. Angka kematian bayi di Indonesia masih tertinggi di ASEAN, angka kematian ibu hamil tinggi, dan penyakit infeksi juga tinggi," katanya.

Ada sepuluh penyakit yang bisa terjadi apabila tidak membiasakan CTPS di antaranya muntaber, cacingan, flu burung, flu babi, jamur kulit, kolera, dan kudis. "Tangan yang kelihatan bersih ternyata belum tentu steril. Di areal permukaan kulit tangan maupun sela-sela jari dan kuku bisa terdapat bibit penyakit," ujarnya.

Dari data Perkumpulan Pemberantasan penyakit Cacing indonesia, kata Hendrawan, kasus cacingan terbanyak pada anak usia 5-14 tahun. "Angka penyakit cacing Indonesia antara 60-90 persen, penyakit gelang 70-90 persen, cacing cambuk 80-95 persen, dan cacing tambang 30-59 persen.

Kerugian ekonomi akibat cacingan seperti kehilangan karbohidrat, protein, anemia, dan produktivitas bisa mencapai Rp 177 miliar/tahun," katanya.(A-71/kur)***

Rabu, 09 Maret 2011

Ini Daftar 67 Titik Banjir di Kota Bekasi

MENGUNGSI : Kondisi banjir 2 Pebruari 2007 di Perumahan Bintara Jaya Permai, Kota Bekasi
67 Titik Rawan Banjir di Kota Bekasi itu adalah :

I. KECAMATAN BEKASI TIMUR

  1. Perumnas III
  2. Perumahan Arenjaya
  3. Perumahan Danita
  4. Perumahan Durenjaya
  5. Karang Kitri
  6. Perumahan Margahayu Jaya
  7. Perumahan Villa Kartini

Rabu, 23 Februari 2011

Septic Tank Komunal Permudah Pembangunan Sanitasi

CIMAHI, (PRLM).- Tujuh septic tank komunal dan infrastruktur lain yang sudah ada bisa mempermudah pembangunan sistem sanitasi terpadu di Kota Cimahi. Dengan modal itu, diharapkan anggaran untuk pengembangan tidak akan terlalu besar.

Team Leader PT Sinclair Knight Merz yang mewakili Ausaid Ross Kearton mengatakan, dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar, pihaknya tidak akan terlalu repot menyusun rencana induk sistem sanitasi terpadu di Kota Cimahi. "Kami tinggal mengembangkan dan menyesuaikan skalanya dengan kemampuan finansial yang ada," kata di sela-sela "Workshop on strategic planning for waste water management in Cimahi", Rabu (23/2).

Saat ini, kata Ross, pihaknya sebagai perwakilan pemerintah Australia bersama pemkot Cimahi tengah menyusun rencana induk untuk pengembangan sistem sanitasi terpadu Kota Cimahi. Targetnya, penyusunan rencana induk rampung Juni 2011 mendatang.

Workshop Sanitasi di Cimahi/Foto : Ade Bayu/PR
Jika tidak ada hambatan, tambah Ross, rencana aksi untuk program tersebut juga bisa disusun dan diterapkan sampai lima tahun ke depan. Dalam realisasinya, pembangunan infrastruktur dan fasilitas sanitasi terpadu dilakukan bertahap selama dua puluh tahun.

Terkait pembiayaan, Ross mengatakan, sumber dana akan diupayakan bersama dari berbagai sumber. "Nanti kami lihat pemda mampu menyediakan berapa, bantuan dari pemerintah Australia berapa dan sisanya kami cari bersama dari sumber lain," katanya. (A-178/A-147)***

FOTO : PESERTA diskusi menyimak sambutan Wali Kota Cimahi Itoc Tochija dalam acara "Workshop on Strategic Planning for Wastewater Management in Cimahi", di Hotel Putri Gunung, Jln. Gunung Tangkubanparahu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/2). Acara yang diselenggarakan selama dua hari itu, untuk membicarakan mengenai perencanaan penataan sanitasi di Kota Cimahi. (Ade Bayu/Pikiran Rakyat)

Sumber : Pikiran Rakyat Online

Kamis, 17 Februari 2011

Pemkot Minta Bangunan Liar Pengusaha Tempe di Atas Saluran BSK Segera Dibongkar


Bekasi, 17 Pebruari 2011

Pabrik Tempe di atas Saluran BSK
Pemerintah Kota Bekasi memberikan tenggat waktu 1 minggu untuk membongkar sendiri bangunan diatas Saluran BSK-Rawa Tembaga. Sebab, bangunan tersebut dianggap illegal dan mengganggu pengurukan saluran yang akan dilaksanakan Pemkot Bekasi tahun ini.

Beberapa bangunan yang dibuat terbentang diatas kali antara lain, pabrik olahan tempe, tanaman hias, taman, dan WC helikopter. Semua bangunan ada di RT 006/11 Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi.

Sejumlah warga mengaku akan membongkar sendiri bangunan tersebut hingga 10 hari kedepan. Namun, pemkot meminta untuk membongkar dalam waktu 1 minggu atau 7 hari sejak kunjungan dan peringatan dilakukan.

Dalam kunjungan itu, hadir Roni Hermawan anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi, Satpol PP, Kecamatan Bekasi Selatan, Kelurahan Kayuringinjaya dan para Ketua RT/RW setempat.

Selasa, 08 Februari 2011

Standar Minimal Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi di Daerah Bencana


DAHSYATNYA MERAPI : Bang Imam kunjungi merapi, 29 Des 2010
Bencana selalu menimbulkan permasalahan. Salah satunya bidang kesehatan. Timbulnya masalah ini berawal dari kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya kebersihan diri dan sanitasi lingkungan. Akibatnya berbagai jenis penyakit menular muncul.

Penanggulangan masalah kesehatan merupakan kegiatan yang harus segera diberikan baik saat terjadi dan pasca bencana disertai pengungsian. Saat ini sudah ada standar minimal dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan penganan  pengungsi. Standar ini mengacu pada standar  internasional. Kendati begitu di lapangan, para pelaksana tetap diberi keleluasaan untuk melakukan penyesuaian sesuai kondisi keadaan di lapangan.