Kali Ciliwung Kota Tua, foto: Bang Imam |
Wakil Presiden Direktur Palyja Herawaty Prasetyo mengatakan hal itu saat penyerahan kejuaraan lomba mengarang tingkat sekolah dasar dengan tema "Air untuk Kotaku" di kantor Palyja, Jakarta, Kamis (28/7).
Herawaty mengatakan dengan program "Stop Nyampah di Kali", diharapkan suatu saat Kali Ciliwung, Kali Krukut, dan sungai-sungai lainnya di Jakarta mampu menjadi sumber air baku utama bagi DKI Jakarta.
Untuk mendukung itu, kata dia, peningkatan pemahaman dan kesadaran menjaga kebersihan sungai harus dilakukan sejak dini. Ia juga berharap warga yang bermukim di dekat sungai mampu mendaur ulang sampah yang ada di sungai sehingga dapat mendukung program tersebut.
"Kami melakukan pelatihan kepada sejumlah RT dan RW agar mereka mampu memahami cara mendaur ulang. Selain akan berguna bagi kebersihan, sungai juga akan menambah keuangan mereka," tegasnya.
Sebelumnya, Herawaty mengatakan selama ini pihaknya membeli 60 persen air baku dari Waduk Jatiluhur, 35 persen air curah dari Tangerang, dan 5 persen air dari berbagai sumber sungai lain. Palyja membeli air seharga 134 rupiah per meter kubik. Sisanya, 37 persen kebutuhan air baku dibeli dari Tangerang dengan harga cukup tinggi, 2.145 rupiah per meter kubik.
Sumber : Koran Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi