Air PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi mengucur sangat kecil, bahkan sering mati. Foto: Bang Imam |
"Kalau pagi air ngucurnya cuma seiprit," ujar Asri warga Perumnas II yang sehari-harinya menggunakan air PDAM Tirta Bhagasasi untuk keperluan sehari-hari.
Menurutnya kondisi ini sudah lama terjadi, bahkan beberapa minggu terakhir air sama sekali tidak mengucur, sehingga ia harus mempergunakan air isi ulang hanya untuk keperluan mencuci pakaian dan mencuci piring.
"Padahal kalau kita telah bayar saja sudah ditegur dan didenda," ungkapnya kesal.
Setali tiga uang, kejadian yang sama juga dirasakan oleh LSM Sapulidi yang berkantor di Perumnas II Bekasi Selatan.
Di sekretariat tersebut hanya mempergunakan PDAM untuk keperluan pemanfaatan air. Sehingga jika pada pagi hari dan sore hari air hanya mengucur sedikit sekali. Bahkan sering air tidak mengucur sama sekali.
Direktur Sosial dan Pendidikan LSM Sapulidi, Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S sangat prihatin dengan kondisi tersebut.
Menurutnya masih banyak cara PDAM untuk mengantisipasi ketersediaan air. Seperti memanfaatkan Kali Bekasi sebagai bahan baku dan meminimalisir kebocoran pipa.
"Bagaimana mau menambah pelanggan, yang ada saja sudah tidak kebagian air," ungkap Bang Imam panggilan akrabnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kebutuhan air hingga tahun 2030 di Bekasi akan semakin meningkat. Sementara ketersediaan air tidak mampu mencukupi kebutuhan tersebut.
"Perbandingannya tahun 2010 lalu ketersediaan air cuma 5,02 m3/detik. Kebutuhan pola 2030 mencapai 15,0 m3/detik dan kebutuhan base case mencapai 24,1 m3/detik. Sehingga defisit ketersediaan air diperkirakan mencapai 20,4 m3/detik. Kondisi ini harus diantisipasi oleh PDAM Bekasi," terang Bang Imam lagi.
Saat ini cakupan layanan air minum di Kabupaten Bekasi baru terpenuhi sekitar 34% dan 35% di Kota Bekasi.
IPAM Tegalgede
Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
meresmikan pembangunan tahap I instalasi pengolahan air (IPA) Tegalgede
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi, di Kabupaten Bekasi,
senilai Rp230 miliar.
Menurut Menteri PU Djoko Kirmanto,
proyek air bersih minum Tegalgede ini sangat potensial untuk segera
dikembangkan lebih besar lagi.
Hal itu menurutnya karena pasokan air bersih di
kawasan industri Cikarang Bekasi masih sangat kurang.
"Dengan adanya IPA Tegalgede
ini, maka ada penambahan 17.600 unit sambungan rumah (SR) atau setara 105.600
jiwa, dengan total penduduk Kabupaten Bekasi 2,7 juta jiwa," kata Djoko,
usai acara peresmian IPA Tegalgede, di Bekasi, hari ini.
Diketahui, saat ini PDAM Tirta
Bhagasasi baru bisa memenuhi 34 persen kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten
Bekasi dan 35 persen penduduk Kota Bekasi, atau sekitar 159.930 SR.
Makanya,
dengan adanya pembangunan IPA ini, diharapkan dapat mengejar target pelayanan
di atas 72 persen air minum di Bekasi.
Pembangunan IPA ini sendiri
merupakan kerja sama business to business antara PDAM Bhagasasi dengan PT Moya
Indonesia.
Investasi untuk pembangunan IPA sebesar Rp230 miliar dibagi dalam
dua tahap pengerjaan hingga 2013. Pada tahap pertama, pembangunan dilakukan
dengan menambah kapasitas dari total 420 liter per detik menjadi 640 liter per
detik.
Kemudian pada tahap kedua, akan dilakukan pembangunan IPA baru dengan
kapasitas 500 liter per detik.
Dikatakan Djoko, dengan demikian
target pelanggan di Bekasi dan sekitarnya akan bisa bertambah menjadi 345.600
jiwa, atau sekitar 57.600 SR.
Sementara, untuk tarif rata-rata air ini hingga
ke pelanggan adalah Rp5.963 per meter kubik, dengan tingkat konsumsi rata-rata
19,15 meter kubik per kepala keluarga (KK) per bulan.
Djoko menjelaskan, akses aman air
minum nasional tahun 2011 sendiri baru mencapai 55,04 persen.
Sementara
pemerintah, menurutnya, memiliki komitmen untuk mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs), yaitu pada tahun 2015 sekurang-kurangnya 68,87
persen.
Untuk mengejar kekurangan ini, kata Djoko lagi, dibutuhkan kerja sama
antara pemerintah dan swasta seperti di IPA Tegalgede ini.
"Untuk mencapai MDGs,
dibutuhkan biaya sebesar Rp65,3 triliun. Sementara pemerintah melalui dana
APBN, diperkirakan hanya mampu menyediakan sebesar Rp37,7 triliun,"
ujarnya.
Oleh karena itu, Djoko menyebut
bahwa peran swasta dalam mengurangi gap pendanaan infrastruktur air bersih dan
air minum itu sangat penting.
"Peran Swasta dan pembiayaan lainnya sangat
penting. Karena kebutuhan akan air minum ini setiap tahun meningkat, termasuk
jkumlah penduduknya," kata Djoko.
Djoko juga mendesak kepada PDAM di
seluruh Indonesia untuk menekan tingkat kobocoran yang masih sangat tinggi di
seluruh PDAM.
Di mana bahkan menurutnya, ada kebocoran PDAM yang mencapai 50
persen lebih, sehingga bisa merugi.
"Kita harapkan PDAM ini bisa
menurunkan tingkat kobocoran sampai di bawah 30 persen," kata dia.
Selain itu, Djoko menyebutkan bahwa
pemerintah juga mendesak PDAM agar tarif air bersihnya harus di atas harga
produksi.
Ini agar perusahaan air minum tersebut bisa lebih sehat dan mampu
mengembangkan perusahaan lebih besar dan bisa menggandeng mitra atau investor.
Karena menurutnya, dari 400 PDAM seluruh Indonesia baru ada 150 PDAM yang
sehat, sedangkan sisanya masih kurang sehat dan sakit.
"Silakan kritik. Mulai
sekarang, PDAM harus menjual airnya di atas (harga) produksi. Kalau masih di
bawah produksi, lama-lama PDAM akan merugi dan gulung tikar. Jangan terlalu
berharap mengandalkan subsidi pemerintah, tapi harus mampu mengembangkan
perusahaan agar maju dan melayani masyarakat lebih besar lagi," kata dia.
Sebelumnya, PT Bekasi Putra Jaya dan
perusahaan asal Arab Saudi, PT Moya Indonesia, sudah melakukan tandatangan
proyek peningkatan dan modernisasi Instalasi Pengolahan Air Minum di Tegalgede
Bekasi, Jawa Barat, senilai US$ 17 juta.
Proyek ini merupakan proyek skema
kerja sama pemerintah dengan pola bussiness to bussiness (B to B) antara PDAM
Tirta Bhagasasi dengan BUMD Bekasi, yakni PT Bekasi Putera Jaya dan investor
asing.
Dalam kerja sama tersebut, seperti dikatakan Kepala Badan Pendukung
Pengembangan dan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), Rachmat Karnadi,
investor melakukan peningkatan produksi air bersih sebesar 560 liter per detik
secara bertahap.
Saat ini, produksi air di IPA
Tegalgede itu mencapai sekitar 450 liter per detik. Artinya, dengan peningkatan
itu, kapasitas air bersih yang dihasilkan akan mencapai 1.010 liter per detik.
"Peningkatan kapasitas akan meliputi desain, bangunan, operasi dan
transfer (DBOT), dengan masa konsesi selama 25 tahun," kata Rachmat.
Pelaksanaan kerja sama KPS proyek
itu berlandaskan Permen PU No. 12/2010 tentang pedoman kerja sama pengusahaan
pengembangan sistem penyediaan air minum.
Aturan tersebut menyebutkan jika
kerja sama full investasi dengan KPS yang memungkinkan penyederhanaan proses
kerja sama B to B dengan konsep win win solution, untuk percepatan pencapaian
target rencana bisnis PDAM terkait.
IPA Tegal Gede yang berada di bawah
kewenangan PDAM Tirta Bhagasasi, saat ini pelayanannya baru mencapai 31 persen
dari target 80 persen untuk masyarakat perkotaan.
Artinya, untuk mencapai MDGs
empat tahun ke depan, mereka harus merealisasikan target 49 persen cakupan
layanan.
Adapun produksi total PDAM tersebut mencapai 2.150 liter per detik,
dengan 99 persen sumber air bakunya berasal dari Kali Malang yang diolah dengan
pengolahan lengkap pada lima instalasi, dan sisa 1 persen berasal dari sumber
sumur dalam. (bang imam/pemkotbekasi/A-102)
KONDISI PDAM TIRTA BHAGASASI BEKASI
Luas Wilayah : 148.457 ha
Jumlah penduduk yang dilayani : 2,3 juta jiwa
Wilayah administrasi : 35 kecamatan
Cakupan pelayanan : 34,37 persen
Tingkat kehilangan : 31,27 persen
Kapasitas terpasang : 2.160 liter/detik
Jumlah sambungan : 153.930 sambungan
rumah
Harga pokok produksi : Rp. 3.975 m/k
Tarif rata-rata : Rp. 5.963
m/k
sudah 2 hari kondisi air mati PDAM Bekasi Utara terutama di Pondok Babelan Indah tak kunjung bertanggung jawab atas kebutuhan air yg notabene palanggan ditagih abonemennya setiap bulan, paling tidak dikirim mobil tanki air seperti yg dilakukan pihak perusahaan air wil Jkt.
BalasHapusPDAM Di daerah bekasi barat sudah 2 hari ini mati total..
BalasHapusHe he he pam modar itu biasa. Apa lagi di musim hujan yg seharusnya pasokan air melimpah justru pam di bintara bekasi barat kering kerontang. Sekarang tgl 9 des 2015 modar lagi udh berhari2. Kabarnya pompa pam klelep. kapan ya air bisa bersih lancar. Bukanya. Air kecil keruh pula. Padahal bukanya kita bayar harga air bersih (minum) bukanya harga air keruh.
BalasHapusGak jelas ngalirnya...bekasi utara deket proyek pjb muara tawar..
BalasHapusTiap hari nganggsu air sumur gara2 pdam jarang ngalir