Tersisa 357 SD Negeri
Berikut ini SD Negeri yang mulai Tahun Ajaran 2019/2020 ini tidak lagi menerima murid di Kota Bekasi :
#BangImamBerbagi
#SDMerger
#2019
Foto : Media Indonesia |
Kota Bekasi (BIB) - Jika jenjang SMP Negeri, SMA Negeri, dan SMK Negeri merupakan favorit siswa dan berlomba masuk sekolah negeri, maka sangat berbanding terbalik dengan nasi SD Negeri di Kota Bekasi.
Pada Tahun Ajaran 2019/2020 ini sebanyak 61 SD Negeri di Kota Bekasi akan ditutup alias merger dengan SD Negeri terdekat atau SD Negeri yang masih satu komplek. SD Negeri ini bangkrut karena tidak mendapatkan murid sama sekali, setiap pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Berdasarkan catatan di Bang Imam Berbagi, awal Tahun 2019 jumlah SD Negeri yang tersebar di 56 kelurahan dan 12 kecamatan di Kota Bekasi sebanyak 418 SD Negeri.
Dengan bangkrutnya 61 SD Negeri awal tahun ajaran baru ini (alias tidak menerima murid baru lagi), maka jumlah SD Negeri di Kota Bekasi tinggal sekitar 357 SD Negeri.
Direktur Sosial dan Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sapulidi, Tengku Imam Kobul Moh Yahya S, memiliki catatan tersendiri sebab-sebab bangkrutnya SD Negeri di Kota Bekasi.
Dia mengungkapkan, awal bangkrutnya SD Negeri disebabkan karena persaingan antar sekolah SD yang masih satu komplek.
"Ada beberapa SD Negeri dalam satu komplek itu diisi 2-4 SD Negeri. Mereka umumnya mengejar banyak-banyakan cari murid, yang tujuannya agar mendapatkan dana BOS yang besar. Karena persaingan di satu komplek, ada yang jumlah siswanya bahkan lebih dari 1.000 anak, tetapi ada SD Negeri yang cuma memiliki siswa sekitar 30-an anak," kata Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S, di Bekasi, Rabu, 19 Juni 2019.
Screnshoot SD Negeri di Kota Bekasi yang di merger tahun 2019 |
Penyebab dari rebutan siswa antar sekolah negeri ini dikarenakan sekolah negeri di Kota Bekasi sudah menerapkan pembiayaan gratis alias 'Sekolah Gratis'. Sehingga satu-satunya sumber dana pemasukan sekolah adalah dana BOS Pusat (BOS Reguler) dan BOS Daerah (BOSDA).
"Nah, karena hanya mengandalkan dana BOS untuk seluruh biaya penyelenggaraan pendidikan, mau tidak mau kepala sekolah dan jajarannya hanya memiliki satu upaya, yaitu menerima murid sebanyak-banyaknya," kata Bang Imam, panggilan akrab pemerhati pendidikan ini.
Dari hasil analisa yang selalu dibuat setiap tahun oleh Sapulidi Riset Center (SRC) biaya operasional sekolah akan tertutupi apabila siswa di suatu SD Negeri memiliki siswa minimal 200 anak.
"Kalau kurang dari 200 anak, kepala sekolah sering nombok, tapi jika minimal 250 anak bahkan jika sampai dengan angka 1.000 anak, maka kepala sekolah akan untung besar. Banyak kelebihan uang dana BOS. Bahkan saat saya bertandang ke salah satu sekolah, waktu itu guru dan kepseknya lagi menghitung penggunaan dana BOS, seluruh komponen sudah dihitung, bahkan yang tidak prioritas sudah dimasukkan, tetapi uangnya masih sisa lebih dari Rp. 20 juta per tahun. Mereka bingung mau menghabiskan untuk dialokasikan kemana lagi itu duit, hehehe," terang Bang Imam, konsultan yang tinggal di Bekasi ini.
Sementara itu, kebijakan Dinas Pendidikan Kota Bekasi juga hampir sama. Apabila siswa salah satu SD Negeri memiliki murid kurang dari 100 siswa, maka siap-siap di merger dengan sekolah terdekat atau yang masih satu komplek.
Penyebab lainnya bangkrutnya SD Negeri di Kota Bekasi karena maraknya SD Islam Terpadu atau SDIT. Banyak sekolah swasta yang memadukan pendidikan terpadu antara pendidikan umum dan pendidikan keagamaan.
"Saat ini orang tua lagi trend mencari sekolah yang pendidikan agamanya kuat dan pendidikan umumnya berkualitas. Jika keduanya disandingkan, maka pilihannya adalah SD Islam Terpadu itu," tegas Bang Imam lagi.
Sebetulnya upaya untuk meminimalisir tergerusnya SD Negeri sudah diantisipasi oleh pemerintah yang saat ini terkenal dengan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Tapi, seolah program ini masih jalan ditempat dan sudah kadung terlambat pelaksanaannya.
"Sebetulnya sih, bukan cuma SD Negeri yang kena imbas dari SDIT ini, termasuk juga sekolah keagamaan seperti MI yang dikelola Kementerian Agama. Bahkan di Bekasi, sekolah keagamaan terhitung dengan jari yang masih bisa eksis. Sisanya hidup segan, mati tak mau. Prihatin saya," ujar Bang Imam.
Jadi, menurut Bang Imam, fenomena kekurangan murid yang mengakibatkan bangkrutnya SD Negeri dan Sekolah Keagamaan di Kota Bekasi sudah terjadi sejak 5 tahun terakhir. Makanya jangan heran, setiap tahun ada saja SD Negeri yang di merger alias siswanya dialihkan ke SD Negeri terdekat.
Sehingga, posisi SMP Negeri, SMA Negeri dan SMK Negeri saat ini menjadi incaran dan idola, tetapi tidak terjadi pada SD Negeri yang lambat laun akan segera di tinggalkan.
"Ada juga penyebab lain, seperti kualitas SD Negeri kita semakin menurun. Guru-gurunya malas-malasan, prestasinya jeblok, sarana-prasarananya apa adanya, ekstrakurikulernya nyaris tidak berprestasi, cuma sebagai simbol alasan oknum untuk mencari duit di sekolah," tutur Bang Imam.
Akankah, fenomena bangkrutnya SD Negeri semakin nyata, kita lihat saja...
Berikut ini SD Negeri yang mulai Tahun Ajaran 2019/2020 ini tidak lagi menerima murid di Kota Bekasi :
INI SD NEGERI YANG MAU DI MERGER TAHUN 2019
No
|
SD Negeri
|
Ket
|
1
|
SD Negeri Arenjaya III
|
|
2
|
SD Negeri Arenjaya XVII
|
|
3
|
SD Negeri Bekasijaya X
|
|
4
|
SD Negeri Bekasijaya XI
|
|
5
|
SD Negeri Bekasijaya XVI
|
|
6
|
SD Negeri Durenjaya III
|
|
7
|
SD Negeri Durenjaya VIII
|
|
8
|
SD Negeri Durenjaya X
|
|
9
|
SD Negeri Durenjaya XI
|
|
10
|
SD Negeri Durenjaya XIII
|
|
11
|
SD Negeri Bintara IX
|
|
12
|
SD Negeri Jakasampurna VI
|
|
13
|
SD Negeri Jakasampurna VII
|
|
14
|
SD Negeri Jakasampurna IX
|
|
15
|
SD Negeri Kranji VII
|
|
16
|
SD Negeri Kranji X
|
|
17
|
SD Negeri Kranji XI
|
|
18
|
SD Negeri Kranji XIV
|
|
19
|
SD Negeri Kranji XV
|
|
20
|
SD Negeri Kranji XVI
|
|
21
|
SD Negeri Margajaya III
|
|
22
|
SD Negeri Margajaya IV
|
|
23
|
SD Negeri Margajaya V
|
|
24
|
SD Negeri Kayuringinjaya XX
|
|
25
|
SD Negeri Pekayonjaya V
|
|
26
|
SD Negeri Jakasetia V
|
|
27
|
SD Negeri Jakasetia VII
|
|
28
|
SD Negeri Perwira V
|
|
29
|
SD Negeri Perwira VIII
|
|
30
|
SD Negeri Telukpucung II
|
|
31
|
SD Negeri Telukpucung IX
|
|
32
|
SD Negeri Kaliabangtengah IV
|
|
33
|
SD Negeri Kaliabangtengah V
|
|
34
|
SD Negeri Kaliabangtengah VI
|
|
35
|
SD Negeri Harapanjaya XII
|
|
36
|
SD Negeri Harapanjaya XVI
|
|
37
|
SD Negeri Harapanbaru IV
|
|
38
|
SD Negeri Harapanbaru V
|
|
39
|
SD Negeri Margamulya VII
|
|
40
|
SD Negeri Medansatria V
|
|
41
|
SD Negeri Medansatria IX
|
|
42
|
SD Negeri Kalibaru I
|
|
43
|
SD Negeri Kalibaru IV
|
|
44
|
SD Negeri Pejuang III
|
|
45
|
SD Negeri Harapanmulya III
|
|
46
|
SD Negeri Bojongmenteng VI
|
|
47
|
SD Negeri Bojongrawalumbu V
|
|
48
|
SD Negeri Pengasinan V
|
|
49
|
SD Negeri Pengasinan VI
|
|
50
|
SD Negeri Sepanjangjaya V
|
|
51
|
SD Negeri Sepanjangjaya VII
|
|
52
|
SD Negeri Sepanjangjaya VIII
|
|
53
|
SD Negeri Sepanjangjaya X
|
|
54
|
SD Negeri Jatiasih VI
|
|
55
|
SD Negeri Jatiwaringin III
|
|
56
|
SD Negeri Jaticempaka II
|
|
57
|
SD Negeri Jaticempaka V
|
|
58
|
SD Negeri Jaticempaka VIII
|
|
59
|
SD Negeri Jatibeningbaru III
|
|
60
|
SD Negeri Jatimakmur IV
|
|
61
|
SD Negeri Jatimakmur VI
|
Sumber : diolah Bang Imam Berbagi, 2019
#BangImamBerbagi
#SDMerger
#2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi