Pulau Nipah di perbatasan Singapura-Indonesia. Foto:adiewicaksono |
Buleleng, Bali (BIB) - Pusat Penelitian
dan Pengembangan (Puslitbang) Air saat ini tengah mengembangkan teknologi
Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR).
Keunggulan teknologi ini dinilai lebih
ramah lingkungan karena tidak mengganggu pemandangan ke arah laut.
"Kesan alami
karena gelombang laut tidak dimatikan melainkan diatur, sehingga respon pantai
relatif seragam pada arah memanjang, tegas Bambang Hargono disela-sela
peresmian Gedung Laboratorium Teknik Pantai kemarin (20/9) di Buleleng, Bali.
Sisi lain, energi
gelombang dibelakang PEGAR banyak berkurang sehingga perairan dibelakangnya
relatif aman untuk masyarakat yang gemar berenang di pantai.
Selain itu, dampak
yang ditimbulkan PEGAR lebih kecil dibanding dengan teknologi pemecah gelombang
konvensional.
Adapun bangunan
pelindung pantai (revetment) yang telah diterapkan sebelumnya antara
lain blok beton I, blok beton 3B dan modifikasi blok beton 3B yang diciptakan
2011.
Laboratorium teknik
pantai terbukti telah mendukung konservasi Pulau Nipah di perbatasan Singapura
yang terancam hilang.
Proyek pengaman Pantai
Rembang, skenario sea wall pada penelitian dam lepas
Pantai Semarang merupakan beberapa contoh yang juga didukung laboratorium ini.
"Skenario
pulau buatan dan rencana tol Tanjung Benoa juga tak luput dari dukungan
Laboratorium kita punya," tutur Kapuslitbang Air Kementerian PU. (Sony)
Sumber : Kemen PU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi