Ayoo...menabung di Bank Sampah. foto: ist |
Kepala daerah
diminta berperan lebih aktif dalam mensukseskan program Bank Sampah.
Program tersebut
adalah salah satu program pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang kian
meningkat tiap tahun. Pemerintah menargetkan penurunan volume sampah sebesar 7%
tiap tahun.
"Hal
tersebut sangat penting, mengingat target kebijakan nasional Kementerian
Lingkungan Hidup dalam pengelolaan sampah adalah mengurangi jumlah timbunan
sampah sebesar 7% per tahun," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti
Muhammad Hatta, saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bank Sampah di
Yogjakarta, Senin (12/9).
Lebih lanjut
Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) itu mengatakan, Bank Sampah adalah
salah satu strategi penerapan pemilahan dalam upaya pembatasan sampah yang
merupakan bagian penting dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dengan
pola insentif.
Pelaksanaan Bank
Sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk
mengajak masyarakat memilah sampah.
Melalui Bank
Sampah, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk membiasakan masyarakat
memilah sampah, dengan menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga yang
dapat ditabung, masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan anak-anak. Akhirnya
masyarakat terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya, yang
pada gilirannya akan membatasi timbulan sampah. Dengan mengembangkan Bank
Sampah menumbuhkan perekonomian kerakyatan.
Sebagai ilustrasi,
perputaran nilai ekonomi terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan khususnya bagi
rumah tangga yang dihasilkan dari pengembangan dalam sebuah Bank Sampah
bernilai ekonomi sebesar Rp750 ribu hingga Rp1 juta per bulan. Maka dalam 1
tahun dapat dihasilkan nilai sebesar Rp9 juta.
Target
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sampai dengan tahun 2014 akan membantu
daerah mengembangkan Bank sampah di 250 kota dengan jumlah 25 bank sampah di
setiap kota.
"Dengan
demikian maka akan diperoleh nilai Perputaran Nilai Ekonomi dari Bank Sampah
sebesar Rp50,6 miliar per tahun, penyerapan tenaga kerja kurang lebih sebanyak
50 ribu tenaga kerja. Seorang ibu rumah tangga dapat mempunyai penghasilan
tambahan sampai dengan Rp350 ribu per bulan. Petugas Bank Sampah dapat memperoleh
penghasilan tambahan antara Rp100 ribu sampai Rp400 ribu per bulan."
Dalam Rakernis
Bank Sampah ini, sejumlah kepala daerah hadir serta melakukan MoU dengan KLH
tentang Bank Sampah. Di antaranya Gubernur DIY Sultan Hamengkubowono X, Wali
Kota Tangerang Wahidin Halim, Wali Kota Yogjakarta Haryadi Suyuti, WaliKota
Batam Ahmad Dahlan, WaliKota Bandar Lampung Herman HN, WaliKota Bogor Diani
Budiarto, WaliKota Palembang Eddy Santana Putra, dan Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini.
KLH menggandeng
serta bekerjasama dengan mitra kerja KLH, termasuk dengan berkordinasi dengan
Kementerian BUMN serta perusahaan-perusahaan negara dalam Program Kemitraan
Bina Lingkungan. Seperti PT Perusahaan Gas Negara, PT Garuda Indonesia, dan PT
Mittran Grup.
Asisten Deputi
Pengelolaan Sampah R Sudirman mengatakan, Rakernis Bank Sampah ini merupakan
kali pertama dilaksanakan. Dalam Rakernis Bank Sampah ini dibahas sejumlah
persoalan. Seperti visi, misi, tujuan dan program kerja Bank Sampah serta
Gerakan 3R (Reduce, Reuse, dan Recyle) di Indonesia. Selain itu, juga akan
dirumuskan standar minimal pelaksanaan Bank Sampah dan Gerakan 3R.
Saat ini,
sejumlah daerah sudah memiliki Bank Sampah. Seperti di Padang, di Pacitan, dan
di Yogjakarta. "Dalam waktu tidak lama lagi sejumlah daerah akan menyusul
memiliki Bank Sampah," ujarnya (OL-3)
Sumber : Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi