Minggu, 11 Maret 2012

Bank Sampah Bisa Hasilkan Rp 9 Juta Per Bulan


Ayoo...menabung di Bank Sampah. foto: ist
Kepala daerah diminta berperan lebih aktif dalam mensukseskan program Bank Sampah.
Program tersebut adalah salah satu program pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang kian meningkat tiap tahun. Pemerintah menargetkan penurunan volume sampah sebesar 7% tiap tahun. 

"Hal tersebut sangat penting, mengingat target kebijakan nasional Kementerian Lingkungan Hidup dalam pengelolaan sampah adalah mengurangi jumlah timbunan sampah sebesar 7% per tahun," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bank Sampah di Yogjakarta, Senin (12/9). 


Lebih lanjut Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) itu mengatakan, Bank Sampah adalah salah satu strategi penerapan pemilahan dalam upaya pembatasan sampah yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dengan pola insentif. 

Pelaksanaan Bank Sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakat memilah sampah. 

Melalui Bank Sampah, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk membiasakan masyarakat memilah sampah, dengan menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga yang dapat ditabung, masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan anak-anak. Akhirnya masyarakat terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya, yang pada gilirannya akan membatasi timbulan sampah. Dengan mengembangkan Bank Sampah menumbuhkan perekonomian kerakyatan. 

Sebagai ilustrasi, perputaran nilai ekonomi terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan khususnya bagi rumah tangga yang dihasilkan dari pengembangan dalam sebuah Bank Sampah bernilai ekonomi sebesar Rp750 ribu hingga Rp1 juta per bulan. Maka dalam 1 tahun dapat dihasilkan nilai sebesar Rp9 juta. 

Target Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sampai dengan tahun 2014 akan membantu daerah mengembangkan Bank sampah di 250 kota dengan jumlah 25 bank sampah di setiap kota.
"Dengan demikian maka akan diperoleh nilai Perputaran Nilai Ekonomi dari Bank Sampah sebesar Rp50,6 miliar per tahun, penyerapan tenaga kerja kurang lebih sebanyak 50 ribu tenaga kerja. Seorang ibu rumah tangga dapat mempunyai penghasilan tambahan sampai dengan Rp350 ribu per bulan. Petugas Bank Sampah dapat memperoleh penghasilan tambahan antara Rp100 ribu sampai Rp400 ribu per bulan."

Dalam Rakernis Bank Sampah ini, sejumlah kepala daerah hadir serta melakukan MoU dengan KLH tentang Bank Sampah. Di antaranya Gubernur DIY Sultan Hamengkubowono X, Wali Kota Tangerang Wahidin Halim, Wali Kota Yogjakarta Haryadi Suyuti, WaliKota Batam Ahmad Dahlan, WaliKota Bandar Lampung Herman HN, WaliKota Bogor Diani Budiarto, WaliKota Palembang Eddy Santana Putra, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. 

KLH menggandeng serta bekerjasama dengan mitra kerja KLH, termasuk dengan berkordinasi dengan Kementerian BUMN serta perusahaan-perusahaan negara dalam Program Kemitraan Bina Lingkungan. Seperti PT Perusahaan Gas Negara, PT Garuda Indonesia, dan PT Mittran Grup. 

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah R Sudirman mengatakan, Rakernis Bank Sampah ini merupakan kali pertama dilaksanakan. Dalam Rakernis Bank Sampah ini dibahas sejumlah persoalan. Seperti visi, misi, tujuan dan program kerja Bank Sampah serta Gerakan 3R (Reduce, Reuse, dan Recyle) di Indonesia. Selain itu, juga akan dirumuskan standar minimal pelaksanaan Bank Sampah dan Gerakan 3R. 

Saat ini, sejumlah daerah sudah memiliki Bank Sampah. Seperti di Padang, di Pacitan, dan di Yogjakarta. "Dalam waktu tidak lama lagi sejumlah daerah akan menyusul memiliki Bank Sampah," ujarnya (OL-3)

Sumber : Media Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi