Selasa, 22 Februari 2011

Sampah Numpuk,Ciliwung Kritis

BOGOR-Setelah krisis pangan dan energi,kini giliran air bersih yang terancam kritis. Hal itu terlihat dari kualitas air sungai yang buruk akibat tercemar limbah.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf mengatakan, krisis air bersih menjadi problematika selanjutnya di masyarakat. Salah satu penyebabnya karena sumur resapan berkurang, sehingga air tanah yang ada di permukaan kian terkikis. Untuk itu, lanjut Dede, sungai-sungai yang ada perlu dirawat dan diperhatikan. Dede mengimbau masyarakat agar tak memuang sampah ke sungai serta menanam pohon di sekitaran daerah aliran sungai (DAS). “Ciliwung rusak hirup balangsak!” ujar Dede ketika melakukan aksi bebersih Ciliwung,di Kelurahan Kedunghalang,Sabtu (5/2).

Mengambil contoh keadaan sungai Ciliwung, Dede mengatakan,sungai tersebut tiap tahun kondisinya kian parah. Kerusakan lingkungan yang terjadi sangat signifikan. Apabila tidak disikapi dari sekarang,hal-hal yang tidak diinginkan mungkin saja terjadi. Dede mengatakan, kondisi level sungai-sungai besar di Indonesia masuk pada level cemar berat. Tak terkecuali Sungai Ciliwung. “Cemar berat artinya sudah menjadi batas akhir, bisa dibilang gawat dan patut diwaspadai,”terangnya.

Menurut Dede, bukan sampah saja yang menjadi penyumbang pencemaran air sungai. Namun,juga sumbangan limbah rumah tangga berbahan kimia serta limbah-limbah pabrik. Untuk itu,Pemerintahan Provinsi Jawa Barat tengah menggodok peraturan untuk pemantauan, pengawasan, dan perlindungan DAS mulai dari Sungai Ciliwung,Cisadane, Citarum dan Cimanuk. “Pemerintah masing-masing wilayah yang dilewati DAS,nantinya yang akan bertanggung jawab dalam program ini,” tandasnya.

Dede mengapresiasi langkahlangkah yang dilakukan aktivis  peduli lingkungan, seperti yang dilakukan Komunitas Peduli Ciliwung (KCP). Menurut Dede,perlu adanya kesadaran masyarakat,untuk mulai peduli terhadap lingkungan. KCP yang telah memunguti sampah di Ciliwung sejak Februari 2009 lalu itu, dinilai Dede sebagai langkah konkret dalam mencegah krisis air bersih yang mengancam. “Seperti apa yang saya lakukan hari ini (Sabtu (5/2), efeknya adalah ada rasa malu pada warga, sehingga mereka enggan buang sampah ke sungai lagi,” imbuh Dede.(ric)

Sumber : Radar Bogor Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi