Oleh : Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S
Jumlah rombongan belajar atau rombel dalam tiap tingkatan kelas akan berpengaruh terhadap pengisian dapodik siswa. Oleh karenanya, sudah diatur jumlah minimal siswa per rombongan belajar (tiap kelas) dan jumlah maksimal siswa yang diperbolehkan.Setiap tingkat atau kelas juga dibatasi dalam jumlah minimal dan jumlah maksimalnya.
Nah, agar kita faham, yuk kita ikuti ulasan ini.
Ini buat acuan juga pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026.
TAMAN KANAK-KANAK (TK) SEDERAJAT
Taman Kanak-Kanak (TK) atau sederajat biasanya jumlah siswanya naik dan turun, kadang drastis kadang ya naik. Sehingga, ketentuan pada TK/Sederajat hanya jumlah maksimal siswa per kelas 15 murid.
Dengan memiliki tiap kelas 1 orang guru pendidik dan ditambah 1 orang asisten guru pendidik. Ruang kelas disesuaikan dengan ruangan yang tersedia dan metode pembelajaran yang dimiliki. Karena TK/Sederajat ada kelas yang masih memiliki meja dan kursi belajar baik menghadap ke depan maupun bulat secara kelompok.
Pada dasarnya, kelas TK/Sederajat mengikuti lokasi dimana sekolah tersebut berdiri. Misal, banyak perumahan-perumahan kelas RSS atau Tipe 21/22/29 dengan luas tanah sekitar 60-75 m². Dan luas bangunannya rata-rata jika masih asli ya 22 meter sampai dengan 35 meter. Jika pun bangunan full tanpa lahan tersisa, maksimal 60 m² hingga 75 m².
Jadi, tidak relevan lagi dengan aturan bahwa luas minimal TK/Sederajat 200 m² dan maksimal 300 m².
Contoh untuk wilayah Jabodetabek pada perumahan eksisting Tipe 21/22/29 rata-rata bangunannya cuma ya paling luas 30 m² dengan lahan tanah sekitar paling luas 75 m².
Sehingga, TK/Sederajat tidak mungkin memenuhi ketentuan luas minimal 200 m² atau 300 m². Jika ketentuan, 200 m² misalnya, berarti membutuhkan sedikitnya 3 rumah Tipe 29/35 dengan luas kurang lebih 75 meter persegi (75 m² x 3 = 225 m).
Nah, kalau ditaksir tiap rumah Tipe 35 luas 75 m² sekitar Rp.600 juta s.d. Rp.900 juta, maka untuk mendirikan TK/Sederajat butuh modal Rp.1,8 miliar s.d. Rp.2,7 miliar. Artinya, ini tidak akan terjangkau oleh pemilik lahan di perumahan Tipe RSS (21/22/29/35).
Dapat dikecualikan, bagi pembangunan sekolah TK/Sederajat yang terintegrasi dengan SD/SMP/SMA/SMK pada bangunan baru. Sehingga luas TK 300 m, SD 700 m², SMP 1.500 m², dan SMA 3.000 m², serta SMK 3.000 m² bisa dipenuhi.
Sehingga yang lebih realistis adalah hanya dihitung jumlah minimal siswa per kelas dan jumlah ruang kelas. Misal 2 kelas x 15 anak.
SEKOLAH DASAR (SD) SEDERAJAT
Pada jenjang SD/Sederajat, jumlah peserta didik (murid) dalam satu rombongan belajar sudah ditentukan, yaitu minimal 20 peserta didik (murid) per kelas dan maksimal 28 peserta didik (murid) per kelas.
Untuk jumlah rombongan belajar pada jenjang SD/Sederajat paling sedikit 6 (enam) rombel dan paling banyak 24 (duapuluh empat) rombel. Serta masing-masing tingkatan maksimal 4 (empat) rombongan belajar.
Berikut Tabel 1.2. Acuan Rombongan Belajar Pada Jenjang SD/Sederajat;
Rombongan
Belajar di SD/Sederajat T.A. 2025/2026
No |
Uraian |
SD/Sederajat |
|
Minimal
|
Maksimal
|
||
1 |
Jumlah Murid Per
Rombel (Kelas) |
20 |
28 |
2 |
Jumlah Rombel (Kelas) |
6 |
24 |
3 |
Jumlah Rombel
(Kelas) Tiap Tingkat |
- |
4 |
|
~ Kelas 1 |
- |
4 |
|
~ Kelas 2 |
- |
4 |
|
~ Kelas 3 |
- |
4 |
|
~ Kelas 4 |
- |
4 |
|
~ Kelas 5 |
- |
4 |
|
~ Kelas 6 |
- |
4 |
|
Jumlah |
- |
24 |
Sumber
: Kemendikdasmen, diolah Bang Imam Berbagi, 2025
Jika dihitung dengan maksimal, maka tiap rombel (kelas) pada SD/Sederajat maksimal menerima 4 rombel (kelas) untuk Kelas 1. Artinya, tiap sekolah SD/Sederajat baik Negeri maupun Swasta hanya boleh menerima siswa Kelas 1 maksimal 4 (empat) kelas dengan jumlah siswa maksimal 112 murid (28 murid x 4 kelas).
Dan total maksimal murid tiap SD/Sederajat dari Negeri maupun Swasta maksimal 28 murid x 24 rombel = 672 murid.
Nah, ketentuan ini sebaiknya wajib dipatuhi oleh SD Negeri maupun SD Swasta. Agar pemerataan tiap sekolah mendapatkan murid minimal dan maksimal sesuai dengan ketentuan. Sehingga tidak terjadi lagi adanya sekolah gemuk dan adanya sekolah yang 'hidup segan mati tak mau'. Hehehe.
Helo... bagaimana dengan SD/Sederajat Negeri/Swasta yang memiliki lebih dari 1.000 murid?
Keterangan :
Daerah dapat menerapkan hal ini di wilayah dengan kepadatan penduduk, dengan menghitung calon murid yang ada dan ketersediaan sekolah/kelas baik negeri maupun swasta di daerah tersebut. Untuk daerah 3T, tentunya tidak mungkin menerapkan hal ini, karena murid yang ada mungkin terbatas, termasuk sekolahnya juga memiliki keterbatasan.
Agar hal ini dapat dipenuhi dengan baik, maka Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memiliki komitmen dengan membuat Cetak Biru, Peta Jalan Pendidikan di Indonesia dan Daerah 5 tahun ke depan.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SEDERAJAT
Pada jenjang SMP/Sederajat dalam 1 (satu) kelas diisi minimal 20 peserta didik (murid) dan maksimal memiliki 32 peserta didik (murid) tiap rombel (kelas).
Serta ketentuan jumlah rombongan belajar (rombel/kelas) jenjang SMP/Sederajat minimal 3 (tiga) rombel/kelas dan maksimal 33 rombel/kelas.
Sehingga masing-masing tingkatan hanya memiliki maksimal 11 rombel/kelas. Artinya di Tahun Ajaran 2025/2026, tiap SMP/Sederajat hanya boleh menerima murid tiap kelas maksimal 32 orang dengan jumlah rombongan belajar maksimal 11 kelas.
Sehingga murid yang diterima di Kelas VII SMP/Sederajat maksimal 352 murid (32 murid x 11 kelas).
Dan jumlah murid SMP/MTs/Sederajat seluruh tingkatan (Kalas VII, VIII, IX) paling banyak 1.056 murid (32 murid x 33 kelas).
Berikut Tabel 1.3. Acuan Rombongan Belajar Pada SMP/Sederajat
Rombongan
Belajar di SMP/Sederajat T.A. 2025/2026
No |
Uraian |
SMP/Sederajat |
|
Minimal
|
Maksimal
|
||
1 |
Jumlah Murid Per
Rombel (Kelas) |
20 |
32 |
2 |
Jumlah Rombel (Kelas) |
3 |
33 |
3 |
Jumlah Rombel
(Kelas) Tiap Tingkat |
- |
11 |
|
Kelas 7 |
- |
11 |
|
Kelas 8 |
- |
11 |
|
Kelas 9 |
- |
11 |
|
Jumlah |
- |
24 |
4 |
Jumlah Yang Diterima Murid Kelas VII SMP |
|
352 |
Sumber
: Kemendikdasmen, diolah Bang Imam Berbagi, 2025
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SEDERAJAT
Di jenjang pendidikan menengah terutama untuk SMA/MA maka jumlah murid per kelas minimal 20 orang dan maksimal 36 orang.
Serta jumlah rombongan belajar atau kelas di jenjang SMA/MA paling sedikit 3 (tiga) rombel/kelas dan paling banyak mencapai 36 rombel/kelas. Dan setiap tingkat maksimal memiliki 12 rombel/kelas saja.
Sehingga di Tahun Ajaran Baru 2025/2026, tiap SMA/MA hanya boleh menerima murid baru Kelas 10 sebanyak 432 murid (36 murid x 12 kelas).
Jadi, total murid SMA/MA/Sederajat seluruh kelas (X, XI, XII) sebanyak 1.296 murid (36 murid x 36 kelas)
Berikut Tabel 1.4 Acuan Rombongan Belajar Pada Jenjang SMA/MA Tahun 2025;
Rombongan
Belajar di SMA/Sederajat T.A. 2025/2026
No |
Uraian |
SMA/Sederajat |
|
Minimal
|
Maksimal
|
||
1 |
Jumlah Murid Per
Rombel (Kelas) |
20 |
36 |
2 |
Jumlah Rombel (Kelas) |
3 |
36 |
3 |
Jumlah Rombel
(Kelas) Tiap Tingkat |
- |
12 |
|
Kelas 10 |
- |
12 |
|
Kelas 11 |
- |
12 |
|
Kelas 12 |
- |
12 |
|
Jumlah |
- |
36 |
4 |
Jumlah Yang Diterima Murid Kelas X |
|
432 |
Sumber
: Kemendikdasmen, diolah Bang Imam Berbagi, 2025
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SEDERAJAT
Untuk jenjang SMK/MAK yang merupakan sekolah menengah kejuruan juga memiliki ketentuan batas murid tiap kelas.
Setiap Kelas (Rombongan Belajar) di jenjang SMK/MAK tiap kelas memiliki paling sedikit 15 (limabelas) murid dan paling banyak 32 (tigapuluh dua) murid.
Dan jumlah kelas (rombongan belajar) pada jenjang SMK/MAK paling sedikit 3 kelas/rombel dan paling banyak mencapai 72 kelas/rombel. Dengan tiap tingkat maksimal 24 kelas/rombel.
Itu artinya, di Tahun Ajaran Baru 2025/2026 ini, jenjang SMK/MAK pada Kelas 10 hanya boleh menerima murid maksimal 864 murid (36 siswa x 24 kelas).
Sehingga jumlah maksimal murid tiap SMK/MAK dari Kelas 10, 11, 12 atau jika ada Kelas 13 (jurusan kelulusan 4 tahun) maksimal memiliki jumlah murid sebanyak 2.592 murid (72 kelas x 36 murid).
Berikut Tabel 1.5. Acuan Jumlah Rombongan Belajar Jenjang SMK/MAK Per Kelas:
Rombongan
Belajar di SMK/Sederajat T.A. 2025/2026
No |
Uraian |
SMK/Sederajat |
|
Minimal
|
Maksimal
|
||
1 |
Jumlah Murid Per
Rombel (Kelas) |
15 |
36 |
2 |
Jumlah Rombel (Kelas) |
3 |
72 |
3 |
Jumlah Rombel
(Kelas) Tiap Tingkat |
- |
24 |
|
Kelas 10 |
- |
24 |
|
Kelas 11 |
- |
24 |
|
Kelas 12 |
- |
24 |
|
Jumlah |
- |
72 |
4 |
Jumlah Yang Diterima Murid Kelas X |
|
864 |
Sumber
: Kemendikdasmen, diolah Bang Imam Berbagi, 2025
SDLB/SMPLB/SMALB
Pada jenjang sekolah luar biasa hanya menentukan siswa paling banyak tiap kelas, karena keterbatasan tenaga pengajar dan kemampuan mengurus murid.
Pada jenjang SDLB/Sederajat maksimal memiliki paling banyak 5 murid per kelas. Dan jenjang SMPLB/Sederajat dan SMALB/Sederajat paling banyak 8 murid per kelas.
Untuk ketentuan jumlah rombongan belajar tidak diatur secara spesifik pada sekolah SDLB/SMPLB/SMALB/Sederajat.
Selain pengaturan jumlah murid dan jumlah kelas paling sedikit dan paling banyak diseluruh tingkatan, juga ditentukan luas ruangan kelas, minimal 2 m tiap siswa. Sehingga untuk SD (28 murid x 2 m²) = 56 m², SMP (32 murid x 2 m²) = 64 m², dan SMA/SMK (36 murid x 2 m²) = 72 m².
KESIMPULAN
Ketentuan jumlah murid paling banyak yang diterima jenjang SD/Sederajat Kelas I (28 murid x 4 kelas) = 112 murid, Kelas VII SMP/Sederajat (32 murid x 11 kelas) = 352 murid, Kelas X SMA/Sederajat (36 murid x 12 kelas) = 432 murid, dan SMK/Sederajat Kelas X (36 murid x 24 kelas) = 864 murid.
Ketentuan ini harusnya tertuang pada Juknis Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran Baru 2025/2026 dan berlaku terhadap semua sekolah baik Negeri maupun swasta.
Sehingga pemerataan pendidikan terjawab dan tidak ada lagi bagi Sekolah Swasta dianggap Anak Tiri Bagi Pemerintah.
Khusus untuk Sekolah Negeri, Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus lebih fokus terhadap kewajiban pada siswa miskin (dari keluarga tidak mampu).
Adanya 'Sekolah Rakyat' untuk mengatasi siswa miskin, tiap sekolah rakyat disubsidi sebesar kurang lebih Rp.100 miliar, wuih gede banget itu. Andaikan duitnya (Rp.100 miliar) digunakan benar-benar untuk menyekolahkan siswa miskin secara gratis di SD/SMP/SMA/SMK baik negeri maupun swasta terdekat di tempat tinggalnya, mungkin lebih banyak yang dapat kembali sekolah, ketimbang membuat "Sekolah Rakyat" yang terfokus pada satu atau 2 daerah saja di Kabupaten/Kota yang daya jangkaunya sangat terbatas.
Bisakah, Pemerintah ini membuat komitmen, bahwa setiap anak "Wajib" Sekolah 13 Tahun atau TK, SD, SMP, SMA/SMK yang tanpa memandang kaya dan miskin. Jika ya, ayo buktikan bukan cuma sekadar omon-omon saja.
Karena saya cukup ragu dengan jangkauan "Sekolah Rakyat" untuk orang miskin itu tercapai, sedangkan biayanya cukup fantastis.
Berikut Tabel 1.6. Komposisi Murid Per Kelas dan Jumlah Paling Sedikit dan Paling Banyak Murid Per Kelas dan Jumlah Kelas (Rombongan Belajar);
Rombongan
Belajar di SD/SMP/SMA/SMK/Sederajat T.A. 2025/2026
No |
Uraian
|
Jenjang |
||||
TK |
SD |
SMP |
SMA |
SMK |
||
1 |
Jumlah Murid |
|
|
|
|
|
|
Paling Sedikit |
- |
20 |
20 |
20 |
15 |
|
Paling Banyak |
15 |
28 |
32 |
36 |
36 |
|
Kelas I, VII, X |
- |
112 |
352 |
432 |
864 |
2 |
Jumlah Kelas |
|
|
|
|
|
|
Paling Sedikit |
- |
6 |
3 |
3 |
3 |
|
Paling Banyak |
- |
24 |
33 |
36 |
72 |
|
Rombel I, VII, X |
- |
4 |
11 |
12 |
24 |
Sumber : Kemendikdasmen, diolah Bang Imam Berbagi, 2025
#BangImamBerbagi #Konsultan #Rombel #Kelas #SD #SMP #SMA #SMK #SPMB #2025
Bang Imam (Konsultan/Pemerhati Pendidikan, tinggal di Bekasi) Telp/WA 081314325400
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi