Selasa, 03 Juli 2012

Edukasi Pemilahan Dimulai Dari Sumber Sampah

FGD : Komitmen dan Strategi Penataan Ruang Kota Bekasi Melalui Kebersihan Kota di Griya Wulan Sari, Margajaya, Kota Bekasi, Selasa, 03 Juli 2012. Foto : Bang Imam
Bekasi Selatan (BIB) - Pengelolaan sampah khususnya di kota-kota metropolitan masih banyak yang dilakukan dengan cara paradigma lama, yaitu kumpul, angkut dan buang. Hal ini menjadi problema tersendiri bagi suatu daerah sehingga persoalan persampahan menjadi masalah besar.

"Padahal dengan melakukan edukasi dini, pembelajaran pola pengelolaan sampah dengan 3R harus dilakukan sejak usia TK dan SD. Karena yang bisa membuat kita malu dari prilaku buang sampah sembarangan adalah anak-anak. Jadi perlu ditekankan edukasi persampahan sejak usia dini tersebut," kata Adi pakar peneliti dari Balai Teknologi Lingkungan, Puspiptek Serpong saat acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Komitmen dan Strategi Penataan Ruang Kota Bekasi Melalui Kebersihan Kota di Griya Wulan Sari, Margajaya, Kota Bekasi, Selasa, 03 Juli 2012.

Menurutnya, kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan daerah harus dimulai dari edukasi dari sumber sampah baik secara rumah tangga hingga komunitas. Sehingga target ke depan harus pengolahan sampah di mulai dari asal sampah (rumah tangga,red) dan komitmen kebijakan lokal untuk mengurangi TPA/SPS hingga 10-20 tahun mendatang. 

"Apalagi kota bekasi sudah mengaplikasikan UU 18/2008 pada perda tersendiri. Intinya bisa dimulai dari edukasi dan harus memiliki master plan penataan ruang yang didalamnya termasuk pengelolaan sampah secara terpadu," ungkapnya.

Sementara pembicara lainnya, Ibu Titi yang juga peneliti di Puspiptek Serpong melihat sulitnya komitmen daerah untuk melakukan pemilahan sampah. 

"Padahal di sampah asal sudah dipilah, tetapi saat pengumpulan terakhir di TPA dan pengangkutan sampah kembali disatukan. Hal ini juga dapat menghambat proses pengolahan sampah. Ada baiknya kita jangan dengan pola menyuruh, tetapi mengajak. Pemerintah Kota Bekasi harus komitmen," kata Titi lagi.

Banyak hal kegagalan pengolahan sampah di Kota Bekasi. Sekalipun menurut data Bappeda kota bekasi sudah memasukkan program pengolahan sampah lewat muatan lokal (mulok)di tingkat TK hingga SMA, membuat program pola hidup sehat dan beberapa kali berhasil menjadi juara dalam program Adiwiyata, namun kenyataannya predikat Kota Bekasi sebagai "Kota Metropolitan Terkotor Tahun 2012" menjadi bias dan tertutupi dengan keberhasilan tersebut.

Belum lagi Kota Bekasi yang saat ini memiliki sampah setiap harinya mencapai 5.800 meter kubik, tapi masih ada yang tidak terangkut sebesar 1500 meter kubik per harinya.

Pengolahan Kompos

RUMAH KOMPOS GOR BEKASI : Dadang Kurniawan pengelola Rumah Kompos Gor Bekasi. Foto: Bang Imam

Banyak pengolahan kompos di Indonesia yang tidak produktif bahkan kadangkala hasil pupuk kompos tersebut kembali dibuang ke TPA. Hal itu karena beberapa kompos tidak memenuhi unsur yang dibutuhkan untuk mengembalikan tanah menjadi subur seperti semula.
"Di Indonesia khususnya di pulau Jawa tanah dan utamanya lahan pertanian sudah terkontaminasi dengan pestisida, termasuk susu karena sapi makan rumput yang dipupuk dengan racun. Untuk memulihkan ke kondisi semula setiap 1 hektar tanah membutuhkan sedikitnya 5-20 ton kompos," kata Adi lagi.

Namun ia menggarisbawahi tidak semua kompos bisa atau cocok untuk pemulihan tanah tersebut.

"Ada syarat kompos yang memenuhi aplikasi untuk pertanian. Yaitu SNI 19-7030-2004 syarat ini untuk kualitas kompos pertanian. Jika Rumah Kompos yang ada di Kota Bekasi perlu bimbingan soal tersebut," kata Adi.

Tanpa syarat SNI diatas kompos bisa masuk ke TPA lagi alias tidak bermutu dan tidak laku untuk pertanian. (bang imam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi