Bang Foke, bicara IPAL Terpadu. (foto:istimewa) |
Saat ini, 90 persen tanah di DKI Jakarta tercemar bakteri e-coli yang salah satunya disebabkan oleh septic tank. Saat ini 97 persen warga masih menggunakan septic tank sehingga air tanah mudah tercemar air limbah.
"Pengolahan air limbah merupakan hal yang sangat mendesak kita lakukan dalam waktu dekat ini untuk menyelamatkan air tanah dan menciptakan lingkungan sehat di DKI Jakarta," ujar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Selasa (7/6). Saat ini, kata Gubernur, pengolahan air limbah baru terpusat di Setibabudi, Jakarta Selatan.
IPALT di kawasan utara akan dibangun Pemprov DKI bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Rencananya, ada lima zona pengolahan air limbah terpadu yang akan melayani pembuangan limbah dari 700 ribu jiwa warga Jakarta. Salah satunya adalah zona sentral. Pipa penyalur air limbah berdiameter 1,8 meter di kawasan Setiabudi dan jalan-jalan di Jakarta Pusat menuju Gajah Mada-Hayam Wuruk dan terpusat di Pluit akan dibangun. Nilai proyeknya mencapai 3,8 triliun rupiah, berasal dari pemerintah pusat 3,1 triliun rupiah dan dari APBD DKI 700 miliar rupiah.
Sasaran utama IPALT ini adalah limbah domestik yang berasal dari rumah tangga, industri perkotaan, mal, dan hotel yang dilalui oleh pipa pengolahan limbah. Limbah yang dialirkan melalui pipa yang ditanam akan dialirkan ke dua opsi pusat instalasi, yakni Muara Angke dan Pluit, untuk diolah. Selanjutnya, air hasil olahan yang sudah mencapai kadar baku mutu itu baru bisa dibuang ke sungai dan waduk yang ada di sekitar pusat instalasi tersebut. mza/P-2
Sumber : Koran Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi