TPA Bantargebang, Bekasi/ist |
BEKASI, (PRLM).- Rencana pengadaan mesin pemisah sampah meresahkan ribuan pemulung yang sehari-hari memilah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi. Pemulung khawatir, keberadaan mesin tersebut akan mematikan mata pencaharian utama mereka.
Keresahan tersebut sebenarnya sudah muncul sejak beberapa waktu lalu, saat rencana pengadaan mesin mulai didengungkan. Kekhawatiran pun makin memuncak karena satu instalasi mesin yang dapat memilah sampah secara otomatis tersebut akan mulai dioperasikan.
"Kami khawatir, pengadaan mesin itu akan mengakibatkan terjadinya monopoli sampah di Bantargebang oleh PT Godang Tua Jaya selaku pengelola TPST," ucap Muslimin (60), salah seorang pengelola limbah, ketika ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.
Hal itu, lanjut Muslimin, bisa terjadi karena mesin yang beroperasi dengan sistem ban berjalan itu memilah sampah dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama khusus memisahkan sampah plastik, dilanjutkan dengan pemilahan sampah anorganik lainnya, dan terakhir sampah yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos.
Selama ini, dua tahap pemilahan sampah dikerjakan oleh sekitar enam ribu pemulung yang ada. Perputaran uang yang terjadi setiap harinya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Seperti diakui Yuregi (17), salah satu pemulung, yang dalam sehari mendapat uang hasil penjualan sampah antara Rp 60.000,00 hingga Rp 100.000,00.
Dengan dioperasikannya mesin tersebut, Muslimin yang membawahi seribu pemulung khawatir, PT Godang Tua Jaya akan memonopoli sampah yang selama ini menjadi sumber penghidupan mereka. Namun kekhawatiran tersebut dibantah.
Vice Managing Director TPST Bantargebang Linggom Toruan, dihubungi Sabtu (26/2), meyakinkan bahwa keberadaan mesin pemilah sampah tak akan serta-merta menyingkirkan pemulung. "Justru ini cara kami menunjukkan kepedulian kepada mereka yang selama ini berjasa pada lingkungan. Dengan adanya mesin, pemulung bisa bekerja lebih manusiawi karena perlu mengaduk-aduk timbunan sampah yang sangat rawan akan kecelakaan," tuturnya.
Dikatakannya, mesin justru dapat meningkatkan pendapatan pemulung, berikut pengepul dan pengelola limbah. Sebab sampah yang terkumpul bisa lebih banyak.
Lebih lanjut Linggom mengatakan, pengoperasian mesin tersebut baru akan diaktifkan tahun depan. Saat ini pengerjaan baru sampai pemasangan instalasi pendukungnya.
Satu instalasi dapat memilah seribu ton sampah dan dikerjakan oleh seribu pemulung. "Sisanya yang masih berupa gundukan bukit sampah tetap bisa dipilah pemulung seperti biasa," katanya.
Sementara mengenai status perekrutan karyawan yang akan beroperasi di instalasi mesin pemilah, Linggom mengatakan pihaknya masih akan membahasnya. "Semua tergantung kesepakatan dengan para juragan sampah yang ada. Sampai kesepakatan tercapai, sosialisasi mengenai hal ini akan terus dilakukan," ucapnya. (A-184/A-26).***
Sumber : Pikiran Rakyat Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi