Rabu, 24 April 2013

Lembaga PAUD Kawatirkan 'BIMBA'

logo BIMBA
Bandung (BIB) - Baru-baru ini sejumlah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat mengkhawatirkan keberadaan lembaga 'BIMBA'. 

BIMBA adalah singkatan dari Bimbingan Belajar Minat Baca Anak. Bimba ini sudah mengajarkan anak usia dini (4-6 tahun) belajar membaca dan menulis. Hal ini sangat meresahkan para penyelenggara PAUD/TK di Bandung.

"Bimba menawarkan kepada siapa saja yang mau mendirikan dengan cara multi level (MLM). Kami sangat kawatir karena Bimba sudah mengajarkan anak usia dini untuk membaca. Padahal Calistung (membaca, menulis dan berhitung) baru wajib diajarkan setelah anak masuk SD," kata salah satu penyelenggara PAUD di Bandung.

Dia berharap agar Bimba segera ditertibkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Jika tidak akan merusak konsentrasi pendidikan anak usia dini yang lebih mengutamakan konsep, "Belajar Sambil Bermain dan Bermain Sambil Belajar".
Di tempat terpisah, pengamat pendidikan, Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S mengungkapkan keberadaan Bimba harus dipantau oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

"Jika mereka benar telah mengajarkan calistung untuk usia dini, lembaga ini harus dirajia dan dibubarkan. Jangan menunggu berlarut-larut, karena mereka mendirikan secara MLM. Jadi mungkin ijinnya cuma 1 kali," ujar Bang Imam, panggilan akrabnya.

Sementara penyelenggara PAUD di Bandung lebih mengkawatirkan adanya minat orang tua memasukkan anaknya dengan cara pintas, tanpa melalui proses kurikulum yang benar.

"Yang saya kawatirkan bila MASYARAKAT mengambil jalan pintas untuk anak usia pra SD hanya bisa membaca tanpa masuk TK, kekawatiran saya adalah methode kurikulum operasional anak usia dini terabaikan, juga TK PAUD yang ada siap-siap untuk bubar, karena orang tua kecenderungannya pasti anak bisa baca," ujar penyelenggara PAUD di Bandung yang tidak bersedia disebutkan identitasnya.

"Kapan bang Iman jalan-jalan ke Bandung," pintanya lagi.

Bang Imam memberi arahan agar lembaga BIMBA tersebut segera dilaporkan ke Dinas Pendidikan untuk mendapatkan arahan soal metode pengajaran pendidikan anak usia dini sesuai dengan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 

"Kalau mau silahkan Bimba mengambil garapan murid SD. Sehingga mereka tidak menabrak rambu-rambu kurikulum PAUD" sergah Bang Imam lagi. (A-102)

33 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. bagaimana dengan kegiatan menyanyi dengan paksaan, menari dengan paksaan yang ada di paud????...... semua media anak usia dini jika dilakukan dengan paksaan (meski dengan kurikulum sekalipun) berakibat terjadinya proses rekaman memori tidak menyenangkan pada si anak.... ini yang namanya bermain sambil belajar????..... nah anda sudah salah menyertakan kalimat "belajar sambil bermain" kan??? Ingat anak usia dini memiliki kodrat to Play... bukan to learn.... paham kan? nah lagi pula ada pengembangan unit dengan sistem MLM ??? coba deh bapak masuk dulu... atau kalau punya anak dimasukkan ke bimba dengan fasilitas "gratis sampai yakin".... saya yakin bapak baru ngeh....... bimba tidak mengajarkan baca..... kami menstimulasi minat (karekter- kesukaan).... lagipula urusannya dikbud mau merazia bimba itu apa???? apa sekarang dikbud sudah seperti satpol PP... ingat bang... indonesia punya 20 juta anak usia praskolah... ini semua mau diurus siapa? pemerintah??? lha wong ngurus cabe aja gak bisa kok.... masih untung ada lembaga non pemerintah yang mau bantu PAUD dengan mandiri tidak menyusu APBD kan???... yang begini mau dirazia????

    BalasHapus
  3. kalau ini urusanya dengan cari makan ya repot bang..... masalah ijin??? jadi kalau pendidikan non formal harus ijin dikbud??? untuk apa ijin tersebut... apa kemudian dikbud menlindungi kegiatan tersebut??? terus pengajian tpq yang ada dimasyarakat harus ijin juga (kan nonformal)????? terus apa yang didapat setelah mereka ijin ( dari pemerintah... atau dari abang)..... banyak lembaga yang kosern di dunia pendidikan secara mandiri tanpa mengharap asupan apbd telah berbuat banyak mengurus 20 juta lebih anak usia paud bang......

    BalasHapus
  4. Pahami dulu tentang biMBA-AIUEO.. salah besar bung. buka websitenya www.bimba-aiueo.com
    bimba sudah ada 1000unit di seluruh Indonesia.. saran saaya segera dihapus ini berita ngaco banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya tanyakan pada Dinas terkait perizinan BIMBA, terakhir (2019) Dinas memyampaikan sosialisasi terkait pencabutan izin kegiatan BIMBA. Saya cek kembali perizinannya, benar, tidak ada, karna BIMBA cuma bahasa bisnis. Apakah sesuai Kompetensi Dasar seperti dalam Permendikbud No. 137 terkait Pendidikan Anak Usia Dini? Sudah dicek oleh Dinas, ternyata tidak. Bagaimana dengan Kompetensi gurunya? Apakah sudah sesuai dengan Komputensi yang juga diatur dalam Permendikbud? Ternyata tidak juga. Karna pendidik PAUD Wajib mengikuti Diklat yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. Jadi berita ini benar.

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Saya mau masukin anak ke bimba aiueo jadi gmn baik nya minta saran nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih baik masukan anak ke Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang memiliki izin (TK/PAUD) dapat dicek dari NPSN-nya. BIMBA Lembaga kursus berbasis bisnis, jadi tidak memiliki izin.

      Hapus
  7. Diatas disebutkan pendidikqn calistung itu utk anak SD,sedangkan syarat masuk SD jaman sekarang diwajibkan bisa menulis & membaca,mungkin intinya pihqk paud takut ga laku yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba tunjukan dari mana syarat masuk SD bisa baca tulis hitung? Syarat masuk SD adalah anak berusia 7 tahun. Cuma itu. Coba saja cek ke semua website PPDB SD Negeri. Ini aturan tegas dari pemerintah. Kalau ada SD yang mensyaratkan hal tsb, laporkan ke Dinas, sekolahnya akan ditindak tegas, dan ngga ada SD Negeri mana pun yang berani melanggar aturan pemerintah, bahkan setiap sekolah sekarang punya jalur inklusi khusus anak berkebutuhan khusus, artinya pemerintah memfasilitasi semua anak masuk SD, terutama Negeri.

      Hapus
  8. Ditempatku (desa), ada bimba yg entah gimana.. Bimba padahal sudah ditolak pengadaannya di desaku,krna sudah ada paud dan tpa,dan itu sudah dirapatkan bersama2 olh perangkat2 desa dan pihak2 terkait,tp bimba masih aja majang tanpa ijin.. Itu gimana ya??
    Bukannya klo didaerah itu tidak mengijinkan brrty mmg tdk boleh ada��

    BalasHapus
  9. Pendidikan saat ini menjadi persaingan luar biasa. Makanya ayolah berlomba-lomba dalam prestasi

    BalasHapus
  10. Saya sih lebih cocok anak saya masuk bimba, dr yg 2012 di Depok klo gk salah di JKT blm ada .. skrg sih udh byk. .. Alhamdulillah baru level 1 Sdh jago baca y .. insya Allah anak sy yg 4th ini jg mau masuk di bimba ..

    BalasHapus
  11. Sekedar sharing aja.
    Anak saya down sindrom usia 6,5th saya ikut kan bimba.Alhamdulilah anak saya happy banget tuh belajar kenal huruf, kenal angka di Bimba.Semangat belajarnya malah terpacu dengan ikut Bimba loh.Padahal mungkin orang tua atau pun guru yang pernah tau, anak down sindrom kyak apa, pasti paham tingkat kesulitan mengajari anak down sindrom itu kyak gimana.Jadi buat saya pribadi, Bimba sangat banyak membantu saya mempersiapkan proses belajar anak saya kedepannya.Makasih Bimba AIUEO Gunung Tinggi, KalSel..Sukses selalu

    BalasHapus
  12. Di Indonesia pd umumnya ortu ingin anaknya cepat bisa calistung tanpa melihat umur anak. Dlm dunia pendidikan anak...semua capaian kemampuan anak itu sdh terukur dlm kurikulum...ada ilmunya.coba saja lihat negara yg SDH maju dlm pendidikan nya...mrk tdk mengajar calistung dlm pendidikan prasekolah tp lebih menerapkan ttg disiplin,nilai moral agama,bakat,seni,bahasa dan kognitif anak. Lembaga yg membaca minat pasar/obsesi ortu tsb memanfaatkan ini sbg bisnis pendidikan tanpa melihat bgmn standar pendidikan anak dijalankan...yg penting anak bisa baca aja.

    BalasHapus
  13. dengan adanya berita ini, saya jadi bimbang, anak saya harus BIMBA atau langsung PAUD/TK?
    karena pendapat yg PRO terhadap BIMBA dan PRO terhadao TK/PAUD masing2 ada plus dan minusnya,

    BalasHapus
  14. Kalau pengalaman anak saya masuk bimba sangat menyenangkan dan jd bisa calistung dgn cepat..anak saya jd lbh mandiri..dan semangat belajarnya

    BalasHapus
  15. Sudah sudah
    mau Bimba atau PAUD sama2 bagus itu lebih baik daripada tidak sekolah sama sekali toh semuanya jg ga gratis sama2 bayar jd ya sudahlah sama saja

    BalasHapus
  16. Bimba Aiueo itu lembaga non formal seperti les klo saya anak tetap TK/Paud kemudian ambil kelas yg disesuaikan untuk bimba jamnya setelah anK istirahat pulang dari TK dan TPA dilanjutkan sore.
    Anak tdk akn terbebani belajar krn dy merasa happy saya cari semua itu yg jelas metodeny utk anak dg fasilitas yg menunjang perkembangan anak saya.

    BalasHapus
  17. Bimba Aiueo itu lembaga non formal seperti les klo saya anak tetap TK/Paud kemudian ambil kelas yg disesuaikan untuk bimba jamnya setelah anK istirahat pulang dari TK dan TPA dilanjutkan sore.
    Anak tdk akn terbebani belajar krn dy merasa happy saya cari semua itu yg jelas metodeny utk anak dg fasilitas yg menunjang perkembangan anak saya.

    BalasHapus
  18. Bingun harus bimba atau Paud hikssssss

    BalasHapus
  19. Isi artikelnya agak tendensius menurut saya. Seharusnya semua jajaran pemerintah dan lapisan masyarakat saling bahu membahu dalam meningkatkan mutu pendidikan, masalah izin itu perlu diperjelas dulu apakah lembaga seperti bimba ini perlu perizinan khusus atau bagaimana. Lalu sy ingin mengomentari mengenai MLM, apakah penulis tau MLM itu apa? Apa kah mengerti bedanya MLM dan frenchise? Harus jelas apabila menuduh MLM maka harus ditunjukan bukti bahwa bimba itu MLM, selain itu bila memang bimba itu MLM apakah mengakibatkan dampak buruk bagi anak/masyarakat?
    Ini lah susahnya membangun SDM di Indonesia karena masyarakatnya seperti ini.
    Saya juga sedang mencari tempat anak untuk bermain sambil belajar dan saya bukan bagian dari bimba, ini murni pendapat sy sebagai masyarakat dan ortu

    BalasHapus
  20. Saya juga awalnya memasukan anak di paud dekat rumah, anak saya terapkan untuk bicara bahasa Inggris sedari dini, namun setelah masuk paud, dia tidak lancar lagi karena ketika dia bicara bahasa inggris, guru di paud selalu menepis dan membenarkan dengan bahasa Indonesia, karena mungkin mereka tidak faham dengan cara bicara Anak saya yg belum lancar, lalu setiap hari memberikan pekerjaan rumah menulis kata dan kalimat, Saya sampai keran mengapa anak paud punya PR menulis kalimat yang membaca saja belum bisa, berarti mereka pun mengharuskan anak untuk bisa baca dan tulis, Sampai anak saya tidak mau lagi mengerjakan PR karena cape. Karena itulah saya berhentikan dari paud dan beralih ke bimba, supaya anak saya dapat belajar calistung dengan cara yang menyenangkan. Benar saja dari awal trial anak saya sangat antusias dan tak ragu untuk bilang "bunda aku mau sekolah disini" sampai sekarang sudah mau berjalan setahun masih tetap semangat untuk les di bimba, bahkan gurunya berinisiatif melatih bahasa Inggris anak saya sampai terbiasa lagi. Anak saya senang belajar di bimba dan tidak pernah mengeluh cape walaupun tak ada fasilitas bermain. Saya hanya ingin anak saya belajar baca tulis dengan cara menyenangkan dan nyaman, supaya ketika dia berhadapan dengan dunia pendidikan dengan persaingan yg sesungguhnya, ia sudah mempunyai bekal dasar, itu saja.

    BalasHapus
  21. Jika bimba dibilang mengajarkan calistung dini, sebenarnya di tingkat TK bahkan playgroup pun anak2 sudah diajarkan calistung. Bener2 yg baca n tulis gitu. Jadi sebenarnya kalau q lihat g ada bedanya sih. Cuman 1 formal 1 non formal. Jadi g ada masalah juga anak mau dimasukkan dimana

    BalasHapus
  22. Memang syarat untuk masuk SD bukan baca, tulis, ataupun berhitung. Tapi syaratnya adalah usia 7 tahun. Tapi coba deh ditelaah lagi dengan realita saat ini, apakah anak SD saat ini masih diajari baca oleh gurunya? Karna setau saya, guru SD sudah bukan lg waktunya mengajari baca. Contohnya anak saya yang baru kelas 1 SD pelajarannya sudah sulit sekali, yang mana harus sudah bisa membaca sendiri. Jadi klau di SD anak sudah harus bisa baca, tapi di TK anak saya tdk diharuskan bisa membaca, kami sebagai orangtua harus bagaimana?

    BalasHapus
  23. Assalamualaikum, anak saya dari usia 5tahun saya masukan bimba alhamdulillah skrg dia bisa membaca sedikit2. Tp suami sya memberi masukan utk saat ini masukan saja ke tk agr anak sya bisa lbh bersosialisi dan tk juga ada pembelajaran agama nya juga kan . Nah saya bingung apa sya berhentikan bimba lanjut ke tk atau PAUD atau bagaimana. Sedangkan ingin sya sih sang anak biar lanjut saja di bimba smpai usia nya menginjak 7th .. Maklum ini anak pertama saya, jadi masih bimbang dlm pendidikan 🙏🏻

    BalasHapus
  24. Anak saya TKA tahun kemarin (2021), harusnya tahun ini (2022) masuk TKB. Tapi kayaknya mau pindah ke bimba.
    Setahun kemarin, anak saya diajarkan membaca sama gurunya, tapi tetep blum bisa baca walau satu kata. Dan, karna siswanya banyak ya, TKA satu kelas diisi 11 anak, lalu TKB total kurang lebih 40 anak (dibagi 3 kelas), guru cuma satu per kelas. Anak saya yang pemalu kurang diperhatikan sama gurunya hehe...
    Pernah pas jemput sekolah, anak saya lagi nahan tangis di pojokan pintu, saya kira jatuh atau dibully kawannya, ternyata karna dia mau ikut permainan yang diadakan bu guru, tapi dia malu bilangnya. Bu gurunya malah asyik sendiri sama murid lain hehe... waktu saya tanya, kenapa anak saya gak diajak? Bu guru bilang, maaf bunda, saya kira anaknya yang gak mau main.

    Akhirnya saya kasih note ke bu guru untuk lebih memperhatikan anak saya, karna dia pemalu. Pas pandemi, pembelajaran kan online tuh, jadi pas masuk sekolah beneran, anak saya jadi kaku banget ketemu temen seumurannya. Masuk sekolah sudah sebulan, masih belum punya teman. Sampai dia bilang gak mau sekolah lagi. Trus bu gurunya ya cuek saja gitu, kayak nggak ada solusi untuk putri kecil saya.
    Lalu saya ngide buat bawa beberapa mainan anak. Begitu sampai sekolah, saya tumpahin aja semua mainan di meja anak saya. Trus panggil deh anak anak perempuan buat main bareng sama anak saya.. hehe.. Begitu setiap hari, sampai anak saya berhasil punya dua bestie. Maaf ini jadi curcol kepanjangan.

    Nah kemaren itu saya coba trial anak saya di bimba, kelihatan happy sih. Ibu guru di bimba jelasin, kalau sekelas hanya diisi 4 sampai 5 murid, jadi bu guru bisa pantau semuanya satu per satu. Bismillah deh, semoga cocok buat anak saya. Makasih.. maaf kepanjangan hehe...

    BalasHapus
  25. sebenarnya itu tergabtung dari kebutuhan si bun.. biMBA juga Bagus bisa Calistung dengan cepat krna menginat di kls 1 SD itu peljrannya sudh sprti Ank Kls 5 SD, jd apertinya biMBA itu solusi bagi Ank yg mau masuk SD tp blm bisa calistung,. atau sperti Ank sya.. awal sya bimbain umur 4 tahun bun.. krna sudh bisa calistung hasil dri bimba jdi tahun ini Ank sya masukin ke TK B umur 5tahun, agr dapt sosialisainya biar di SD tdk kaget dengn tmn yg bnyak..

    jdi BiMBa 1 tahun
    TK B 1 Thun..
    tahun depan Msuk SD insyaAllah.

    jdi calistung dapt, sosialisasi juga dpat, . jdi BimBa n TK itu sbnrnya saling melengkapi, ..

    BalasHapus
  26. bun itu kan bimba 1 tahun, langsung loncan ke TKB bisa ya bun? aku kira hrs TKA dulu.. soalnya ayah nya mnta masuk.bimba krna anak baru usia 3,5 tahun.. krna dirumah gada teman sering bosan. saya jg rencana nya pgn bimba 1 taun, jd taun depan pas masuk ajaran baru lsng TK.

    BalasHapus
  27. Waduuh sudah beli francise usaha bimba pas kebetulan rumah didepan TK&PAUD, bakalan di demo gak ya???

    BalasHapus
  28. Nah ini dia berita yg bagus jk kita para ortu melihatnya dg sisi positif demi anak2 generasi setelah kita lebih high dlm segala hal dari orangtuanya. Sy pun trmasuk yg kecewa berat dg modul paud dan Tk yg dari hulu ke hilir modul pembelajaran nya trkesan tdk up to date, contohnya ttg bernyanyi, selalu yg jdi favoritnya adlh lagu balonku dan atau cicak-cicak didinding yg kita sama-sama faham itu lagu sdh jadul banget, atau bisa jdi ada update lagu, namun tdk trkesan memberi signifikans bagi perkembangan self motorik maupun kognitif responsible pada anak-anak yg semestinya menjadi tanggung jawab dari para pendidik tersebut. Namun seringkali baik di Paud, Tk bahkan hingga SD para pendidiknya justeru sibuk dg karir peribadinya. Sehingga peserta didiknya dibiarkan dan seringkali diabaikan, terlebih lgi jika para orang tua dari peserta didik tersebut dlm kategori sangat sederhana sehingga belum bisa memberikan something pd para dewan gurunya. Artinya dlm dunia pendidikan pun khususnya dan utamanya yg katanya Formal malahan akan bersikap bertepuk sebelah tangan bagi dan kepada para orang tua yg belum bisa memberikan hadiah apapun pada gurunya.
    Smg Bimba apapun namanya menjadi tamparan dan atau cambuk kecil bagi para pemegang otoritas dlm dunia pendidikan bahwa Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah untuk semua bukan sebaliknya hanya dikhususkan bagi mereka yg memiliki materi semata.

    BalasHapus
  29. Klo menurut sy lebih baik ke paud atau tk, sesuai urutan pendidikan, dari mulai sekolah paud, tk umum, SD, smp, sma, sampai masuk universitas. Bimba itu termasuk y sekolah prifat atau les, tidak terdaftar di dinas pendidikan, harus y bimba tau peraturan y, dn lebih condong keprifat.

    BalasHapus
  30. anak saya usianya 4 tahun, saya lebih memilih memasukan anak saya ke bimba, karena jam belajarnya hanya satu jam saja dan semingu hanya 3x pertemuan jadi anak tidak mudah bosan dan belajarnyapun menyenangkan belajar dan bermain menjadi satu walaupun tidak ada perosotan dan ayunan namun tetap bisa bermain dan belajar secara bersamaan lagipun syarat masuk sd tidak harus wajib ada ijazah TK, masalah pendidikan agamanya saya belum masukan ke TPA karena masih dini takut anak terbebani karena terlalu banyak kegiatan nya, makanya saya mulai ajarkan dari rumah saja terlebih dahulu seperti baca doa sehari2, surat2 pendek sebelum tidur dan sesekali ajarkan baca alif ba ta, jadi hak bermain anak dan hak pendidikan anak tetaplah terpenuhi di usianya yang masih dini tanpa membebani anak

    BalasHapus

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi