Minggu, 24 Agustus 2025

SD Negeri Yang Muridnya Sedikit di Kota Bekasi Tahun 2025


Kota Bekasi (BHC) -
Rencananya Dinas Pendidikan Kota Bekasi akan kembali melaksanakan merger pada jenjang SD Negeri.

Merger dilakukan terhadap SD Negeri yang memiliki sedikit murid dan lokasi sekolah dalam 1 tempat lebih dari satu sekolah.

Direktur Sosial dan Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sapulidi, Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S mengakui merger masih diperlukan apabila beberapa hal terjadi kendala teknis.

"Kalau mau niatnya merger, hal yang perlu dipertimbangkan adalah; pertama muridnya sedikit minimal dilihat 3-5 tahun terakhir. Kemudian wilayahnya tidak strategis, misal jauh dari permukiman penduduk atau sekolah satu komplek lebih dari 1. Selanjutnya, jika sekolah merupakan langganan banjir artinya tidak aman dari bencana, jikapun dipertahankan justru menambah biaya yang tidak sedikit. Terakhir, bila sarana, prasarana, guru dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut minim," kata bang Imam, panggilan akrab pemerhati pendidikan ini.

Dia, menilai jika murid hanya didapat sedikit dalam kurun 2 tahun terakhir, analisisnya masih terlalu dini. Hal ini juga harus dilihat dengan kompetitornya, SD Swasta. 

"Jika di wilayah yang sama, memang 2-3 tahun terakhir SD Swasta juga dapat muridnya sedikit, maka bisa dipertimbangkan untuk merger. Tapi, jika SD Swasta dapat banyak dan SD Negeri 'boncos' itu artinya manajemen pendidikan di sekolah itu yang tidak becus," ungkapnya lagi.

Atau misalnya karena SD Negeri dalam satu komplek lebih dari 2 sekolah, sehingga tiap penerimaan murid baru selalu sikut-sikutan rebutan murid. Apalagi saling menjelekkan dengan SD Negeri yang satu dianggap favorit sementara SD Negeri sebelahnya dianggap buangan jika tidak diterima di SD Negeri 'Favorit".

Bisa juga SD Negeri ditutup atau merger kalau SD tersebut memang sangat jauh dari permukiman penduduk. Misal lebih dari 2-3 km menuju SD Negeri. Karena idealnya SD harus dekat dengan tempat tinggal murid.

Pertimbangan selanjutnya adalah, jika SD Negeri itu terletak di wilayah langganan banjir. 

"Kalau langganan banjir tiap tahun, tentu akan mendapatkan kerugian besar jika SD Negeri tersebut dipertahankan. Namun, ini juga masih perlu dipertimbangkan, jika wilayah langganan banjir tersebut merupakan pemukiman padat (perumahan) sementara SD Negeri lainnya cukup jauh (2-3 km) dan SD Negeri yang menjadi pengganti ternyata muridnya sudah sangat banyak, sehingga daya tampung akan semakin terbatas," ujar Bang Imam yang tinggal di Bekasi ini.

Yang terakhir, mungkin apabila SD Negeri itu sarana, prasarana dan guru serta tenaga kependidikannya sangat minim. Artinya, jikapun akan ditambah tidak cukup lahan untuk perluasannya.

"Artinya, merger sangat mungkin dilakukan terhadap SD Negeri yang satu komplek, sarana terbatas, langganan banjir, dan murid sedikit yang didapat dalam 3-5 tahun terakhir," kata Bang Imam, mengingatkan.

Sekedar diketahui, saat ini diwilayah Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Barat, Bekasi Selatan dan Jatiasih serta Pondokgede yang dulunya SD Negeri di merger menjadi garapan "empuk" bagi SD Swasta.

Ternyata, SD Swasta juga semakin berkembang. "Ada juga problem lain, jika murid lebih memilih SD Swasta ketimbang SD Negeri karena kualitasnya bagus, sarana/prasarana memadai, kualitas bagus, guru perfek dan profesional serta karena pendidikan agamanya cukup termain. Hal ini menjadi "PR" bagi Pemerintah Kota Bekasi untuk segera "merevolusi" model pendidikan di SD Negeri. Kalau tidak akan semakin ditinggal oleh muridnya," ungkapnya.

Kota Bekasi sebetulnya pernah mencanangkan minimal tiap kecamatan 1 SD Negeri berkualitas dan favorit. Memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang bermutu dan berkualitas, sarana dan prasarana seperti laboratorium, perpustakaan, metode belajar yang mengikuti jaman dan lebih digitalisasi.

Termasuk memperbaiki metode belajar yang lebih baik dan humanis. "Jangan asal ngajar yang penting menggugurkan kewajiban saja," sergahnya.

Pada intinya, "merger" menurut pendapat Bang Imam boleh-boleh saja asal melalu kajian yang lebih matang.

"Kalau muridnya selalu sedikit, tetapi SD Negeri itu satu-satunya di wilayah tersebut, tetap harus dipertahankan. Agar menjadi incaran, coba perbaiki kualitas guru dan sistem mengajarnya, dan ciptakan sarana dan prasarana yang bermutu dan berkualitas. Jangan udah sekolah rombeng, guru cemberut, sekolah kumal, kusam, kursi reot akses tanah dan kepala sekolah jarang masuk, nah ini kadang yang membuat SD Negeri kurang diminati. Apalagi perilaku kepala sekolah arogan menganggap dia itu pejabat, huh...puyeng pala barby," kelakar Bang Imam lagi. 

Berikut SD Negeri yang memiliki murid di Kota Bekasi berdasarkan Dapodikdasmen T.A. 2025/2026 :

  1. SD Negeri Margahayu XII = 199 murid
  2. SD Negeri Margahayu XIV = 197 murid
  3. SD Negeri Kotabaru II = 188 murid
  4. SD Negeri Jatikramat V = 188 murid
  5. SD Negeri Jakamulya II = 187 murid
  6. SD Negeri Medansatria VI = 180 murid
  7. SD Negeri Jatisampurna II = 180 murid
  8. SD Negeri Margahayu X = 176 murid
  9. SD Negeri Mustikasari IV = 175 murid
  10. SD Negeri Margahayu IX = 161 murid
  11. SD Negeri Bantargebang IV = 160 murid
  12. SD Negeri Harapanjaya IV = 140 murid
  13. SD Negeri Jatikramat III = 106 murid
  14. SD Negeri Margahayu XV = 90 murid
  15. SD Negeri Medansatria IV = ?
  16. SD Negeri Mustikajaya III = ?
  17. SD Negeri Padurenan VI = ?
  18. SD Negeri Cikiwul IV = ?
  19. SD Negeri Jatiwaringin II = ?

#BangImamBerbagi #Merger #SDNegeri #KotaBekasi #2025

Keterangan

? = dalam isian dapodik belum di upgrade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi