Kabupaten Bogor dan Kota Bogor termasuk wilayah hulu sungai, tetapi kok bisa banjir?
Oleh : Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S
Foto Banjir di Bogor (Detik.com)
Kota Cibinong (BHC) - Masih suasana musim kemarau, tetapi ancaman bencana banjir sudah melanda. Ini akibat musim yang menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai musim kemarau basah.
Ya... basah dan hujan serta mengakibatkan bencana banjir.
Orang awam seperti saya, mungkin juga banyak orang jika tinggal di Bekasi, Jakarta, dan Tangerang mungkin sangat wajar kebanjiran jika ada "kiriman dari Bogor". Hal ini dikarenakan sebagian wilayah Bekasi, Tangerang dan Jakarta memang kondisinya rendah, bahkan ada yang berada dibawah sungai daratannya.
Untuk wilayah Bekasi dan Tangerang bahkan sebagian perumahan dibangun di bekas sawah dan rata-rata tidak diurug dan tidak memiliki peil banjir.
Belum lagi, hampir semua sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir dari hulu (Bogor) bermuara di Bekasi, Jakarta dan Tangerang. Maka jangan heran, jika musim hujan tiba dengan intensitas tinggi, wilayah yang dilalui sungai-sungai tersebut selalu mendapatkan ancaman bencana banjir.
Eh... ada berita viral, Kepo Dengan Banjir di Bogor Padahal Daerah Hulu, kok Bisa????
Seperti yang terjadi pada Sabtu, 9 Agustus 2025 lalu, hujan deras dengan intensitas tinggi di Kabupaten Bogor menyebabkan terjadinya banjir di 14 titik, 5 longsor dan 1 rumah ambruk. Banjir terjadi di sebagian wilayah Kecamatan Kemang, Rancabungur, Cibinong, Bojonggede dan sekitarnya.
Serupa dengan yang diberitakan Kompas.com sejumlah wilayah yang terkena bencana banjir terutama terjadi di Perumahan Avoria Estate (Kemang), Gang Turki di Desa Bantarjaya, Jl. Raya Sukahari Karadenan di Cibinong, Perumahan Golden Park di Kelurahan Pakansari dan RW 007 di Desa Kedung Waringin, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Kompas.com juga menguraikan bahwa tanah longsor terjadi juga di Kampung Baru, Desa Bantarsari, Kampung Bojong, Lebak, Kecamatan Kemang, Blok Seremped Kelurahan Nanggewr, Kecamatan Cibinong, Jl. Swadaya Kelurahan Sukahati dan Jl. Haji Mursidi, Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang.
Karena hujan deras juga disertai angin kencang, yang menyebabkan beberapa pohon tumbang terjadi di wilayah Jl. Raya Pabuaran, Bojonggede; RT.002 RW.005, Kelurahan Atangsanjaya, Kecamatan Kemang; Jl. Bersih, Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong; dan Kampung Cimanggis di Desa Cimanggis.
Sementara itu 1 rumah ambruk dilaporkan terjadi di Kampung Patahunan, Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Untuk di Kota Bogor, banjir terjadi di Kavling Haji Uci, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor. Pemicu banjir diketahui karena tanggul jebol saat hujan deras. Banjir juga terjadi di Kampung Rawa Jati RT.003 RW.008 Kelurahan Mekarwangi dan di Kayumanis RT.001 RW.001 dekat Kantor Koramil seperti yang diberitakan oleh Radar Bogor.
KENAPA BANJIR
Kejadian banjir di beberapa wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor karena meluapnya air dan menyebabkan tanggul jebol sehingga air yang harusnya mengalir melalui sungai pindah ke jalan-jalan di perumahan.
Banjir rata-rata akibat kerusakan fungsi ruang terbuka dan wilayah tangkapan air hujan sudah tertutup dengan bangunan di kawasan hulu.
Sebagian sungai-sungai di Bogor tidak lagi mampu menampung air saat musim peng hujan karena penyempitan sungai, pendangkalan sungai dan terhambatnya arus sungai karena banyaknya sampah di buang ke aliran sungai.
Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor harus selalu intensif melakukan normalisasi, naturalisasi dan mengawasi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. Dan memiliki anggaran yang cukup minimal untuk 2 kali dalam 1 tahun, yaitu perbaikan dan pengecekan sungai di musim kemarau dan perbaikan dan pengecekan di musim peng hujan.
Diatur lagi daya tampung sungai-sungai kecil, drainase primer dan skunder agar mampu menampung air saat musim penghujan.
CARA MEMILIH PERUMAHAN BEBAS BANJIR
Sebenarnya sangat mudah memilih rumah di perumahan yang bebas banjir. Dari sisi teknis, tentu memiliki perizinan yang lengkap termasuk peil banjir nya.
Dari sisi kasat mata, biasanya seperti ini :
1. Jika perumahan pintu masuknya lebih rendah dari jalan, artinya untuk masuk perumahan harus melewati jalan menurun pada pintu masuknya, ini artinya tidak bebas banjir. Cari perumahan yang sudah diurug, lahannya minimal sama atau lebih tinggi dari jalan raya pada pintu masuknya.
2. Jika perumahan dilewati sungai atau dekat dengan sungai (0-100 meter) pastikan sungai alirannya jauh dibawah perumahan, tanda-tandanya pastikan pinggir sungai tidak memiliki tanggul, kalau punya tanggul berarti di sekitarnya sering terjadi aliran tumpah saat musim hujan alias rawan banjir.
3. Perumahan jika memiliki Saluran Primer, dan perumahan berada paling hilir atau perumahan diatasnya sudah melebihi 8-10 perumahan yang membuang air melalui saluran primer tersebut, itu tandanya perumahan rawan banjir.
4. Untuk perumahan yang sudah eksisting, jika ingin membeli rumah di kawasan tersebut, cek apakah penghuni rumah sudah membangun rumah full hingga ke menempel ke got (drainase) di depan rumah bahkan melebihi, ini artinya rawan banjir karena tidak ada lagi resapan air hujan.
5. Untuk perumahan yang sudah terbangun (eksisting) dan sudah berpenghuni, pastikan warga perumahan tidak menutup gorong-gorong (drainase0 di depan rumahnya, jika semua sudah tertutup, itu artinya perumahan rawan banjir.
6. Usahakan jika ingin survey perumahan pada musim peng hujan antara nopember sampai dengan februari maka akan terlihat helas apakah perumahan tersebut aman dari banjir atau tidak.
7. Untuk pemerintah, sebaiknya diadakan biaya pemeliharaan sungai (normalisasi, naturalisasi, pengerukan dan penahan sampah masuk) untuk biaya minimal 2 kali setahun. Yaitu pemeliharaan sungai saat musim kemarau dan pemeliharaan sungai saat musim peng hujan.
8. Pemerintah harus lebih ketat memberikan izin pendirian bangunan (hotel, apartemen, perumahan dll) di kawasan hulu (tangkapan air) dan kawasan pertanian (eksisting sawah).
9. Semua sungai besar, sungai kecil, drainase primer, skunder dan tersier bebas dari bangunan liar agar aliran air tetap bisa mengalir dengan lancar tanpa hambatan.
10. Perumahan atau rumah sebaiknya tidak membuang air hujan dengan sia-sia dari rumah, lebih baik ditampung dengan membuat sumur resapan sesuai dengan kebutuhan dan daya tampung curah hujan yang tertutupi bangunan di rumah-rumah.
11. Jangan membuang sampah ke sungai karena sampah mampu menyumbat aliran sungai dan berpotensi menyebabkan banjir.
Tengku Imam Kobul Moh Yahya S adalah anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Periode 2022-2027
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi