LAMAN

Minggu, 16 April 2017

Gerakan RT Ramah Air

SOLUSI BANJIR ALA AIR CILCIS


Rungkun Awi, Cisampay, Cisarua, Puncak - Bogor
Cisampay (BIB) - Sudah tiga kali kami melakukan pertemuan sekaligus kunjungan di daerah aliran sungai atau DAS. Bahkan, kami yang tergabung dalam anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (TKPSDA WS Cilcis) yang merupakan perwakilan NGO's ini ingin melakukan gerakan aksi.

Gagasan demi gagasan sebenarnya sudah dilontarkan dalam sidang-sidang pleno di TKPSDA, namun karena posisi NGO's bukan sebagai eksekutor, melainkan hanya sebagai pelengkap dalam memenuhi administrasi aturan Undang-Undang pada koordinasi pengelolaan sungai.

Singkatnya, keberadaan NGO's di TKPSDA WS Cilcis hanya sebagai penggembira dan mengugurkan kewajiban sesuai amanat dan peraturan perundang-undangan.

Toh, sekalipun demikian, para NGO's tidak patah arang. Bahkan banyak diantara kami yang berasal dari Komunitas Sungai bekerja tanpa perintah, bekerja tanpa gaji dan bekerja tanpa kompensasi dan asuransi.

Sehingga anekdot di komunitas malah begini, "Sudah Banyak Aksi, Konsolidasi sampai ke Frustasi" hehehe ...


Puncak Rusak sudah dijadikan kebun dan vila, rawan longsor
Karena TKPSDA WS Cilcis atau wadah koordinasi antar pemerintah dengan NGO's ini sebetulnya sudah terbentuk sejak tahun 2010, namun hasil yang disepakati belum terlihat di eksekusi oleh pemerintah, terutama oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.

Agar semangat ini tidak pudar dan mati ditengah jalan, beberapa NGO's yang tergabung di TKPSDA 6Ci terdahulu membentuk wadah bersama, waktu itu kami beri nama A-I-R yang beranonim Aliansi Inisiatif Rakyat.

AIR terbentuk pada Jum'at, 03 Agustus 2012 di Jakarta yang diinisiasi oleh anggota TKPSDA WS 6Ci dari NGO's, diantaranya ;
  1. Dr. M. Basri BK. (Caring Community)
  2. Cepi Al Hakim (Forum Multipihak Peduli DAS Ciliwung Cisadane)
  3. Alm. H. Husein bin Ali (LSM Lintas Pelaku)
  4. Sahroel Palontalo (PRApeDAS)
  5. Deni Riswandani (ELINGAN Jabar)
  6. Juandi Rewang (Masyarakat Peduli Sumber Air)
  7. Oka Anin Mandala Palapa (Ngariksa Bumi Banten)
  8. Abrar Prasodjo (Wanadri Jabar)
  9. Tengku Imam Kobul Moh Yahya S (Sapulidi)
  10. Ani (LMDH Pandeglang)
  11. Supendi (LMDH Ciomas Serang)
  12. Adnuri (LMDH Lebak)
  13. Sumarna (LMDH Cikeusik) 
Dalam perjalanannya NGO's AIR juga tidak berjalan sesuai rencana, kemungkinan karena kesibukan masing-masing dan wilayah garapan yang terlalu luas.

Hari kedua menyusun Gerakan di Rungkun Awi, Cisampay, Puncak - Bogor
Akhirnya A-I-R bangun kembali dengan format baru, yaitu AIR CILCIS yang tahun ini fokus pada program GERAKAN RT RAMAH AIR & GERAKAN PENGENDALIAN RUN OFF (GoPRO).

Sahroel Palontalo salah satu aktifis pada AIR CILCIS telah membuat skema gerakan yang tahun 2017 hingga 2018 difokuskan pada lokasi DAS Cipinang (DKI Jakarta-Depok), DAS Krukut (DKI Jakarta-Depok), Subdas Cileungsi/DAS Bekasi (Kabupaten Bogor-Kota Bekasi), dan Subdas Cisarua serta DTA Cisampay/DAS Ciliwung (Puncak Bogor).

Kemaren saat pertemuan di markas Komunitas Ciliwung Condet (KCC) kami juga menambahkan perlunya merealisasikan rencana aksi pada Revitalisasi Kali Ciliwung Zona TB Simatupang hingga ke Kalibata.

Gerakan AIR Cilcis saat ini disemangati dengan tenaga baru, aktifis dan komunitas sungai, sebut saja kang Tedja Kusumah, bang Kodir, bang Dodi, kang Nono, kang Bambang, kang Cepi, kang Norman, dan Bang Imam.

Pengambilan Air dengan perpipaan oleh masyarakat di Puncak - Bogor
Fokus dari kedua gerakan baik Gerakan RT Ramah Air maupun Gerakan Pengendalian Run Off lebih kepada membantu pemerintah dalam menangani banjir yang tidak kunjung selesai.

Survey awal kami sudah mengunjungi Kawasan Puncak, tepatnya di Kali Cisampay dan Kali Cisarua. Dua kali ini merupakan anak atau Subdas Kali Ciliwung.

Beberapa persoalan sudah terpetakan, mulai dari maraknya pembangunan di Puncak, pengambilan air secara masif hingga membuang sampah ke sungai.

Belum lagi beberapa usaha masyarakat yang mengotori sungai tanpa Amdal, seperti peternakan sapi, pabrik tahu dan olahan makanan lainnya.

Langkah awal kami dalam beraksi pada gerakan adalah dengan menentukan lokasi, mencari akar masalah hingga memecahkan masalah tersebut dengan memberikan solusi.

Kegiatan yang kami canangkan tidak lagi kami harapkan diselesaikan oleh pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dan Pemerintah Daerah, tetapi kegiatan aksi akan kami lakukan sendiri bekerja sama dengan pendonor atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Santai sejenak
Ya ... kali ini kami akan beraksi dengan gerakan nyata lewat Gerakan RT Ramah Air dan Gerakan Pengendalian Run Off di Subdas Cisarua, DTA Cisampay, DAS Krukut, DAS Cipinang, Subdas Cileungsi/DAS Bekasi, dan Kali Ciliwung Sektor TB Simatupang-Kalibata.

Rencana aksi dan gerakan dilakukan NGO's yang tergabung dalam AIR Cilcis sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya sebagai gerakan komunitas sungai, pencinta sumber daya air di Jabodetabek-Puncur.

*Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S adalah Direktur Sosial dan Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sapulidi dan salah satu pendiri AIR Cilcis

minum susu
Konsolidasi di Komunitas Ciliwung Condek
semangat

#BangImamBerbagi #BangImamMenyapa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi