LAMAN

Kamis, 05 Juni 2014

Cukupkah Dana BOS Untuk Biaya Operasional Sekolah?

13 Penggunaan Dana BOS
Awal bergulirnya dana BOS tahun 2005, kepanjangan BOS saat itu lebih dikenal dengan Biaya Operasional Sekolah. Namun entah kapan dan siapa yang merubah, saat ini kepanjangan BOS telah berganti menjadi Bantuan Operasional Sekolah.

Pembiayaan pada operasional sekolah saat ini ditunjang dengan Dana BOS. Sekalipun telah dibuatkan tata cara dan petunjuk penggunaan BOS, tidak semua penggunaan bisa dilaksanakan secara maksimal. Padahal dengan dana BOS seharusnya sudah dapat menggratiskan 13 komponen dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di sekolah.

Kenyataannya masih banyak pungutan liar dengan munculnya istilah-istilah baru yang dibuat untuk menghindari proteksi dana BOS pada 13 komponen sesuai juknis.

Berbagai upaya juga dilakukan pemerintah untuk menjamin terselenggaranya program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH) membantu keluarga siswa miskin, Bantuan Siswa Miskin (BSM), BPJS Kesehatan, hingga tambahan anggaran dari provinsi dan kab/kota yang juga sifatnya sama, yaitu BOSDA.

Namun anggaran tersebut belum juga mampu membiayai secara penuh kebutuhan siswa di sekolah.

Kenyataan dilapangan beberapa sekolah masih memungut biaya-biaya tertentu seperti uang foto copy, lomba, bangun pagar, renovasi toilet, beli wastafel, beli tv, beli ac guru dan kepala sekolah, beli kursi tamu kepala sekolah, bahkan hal-hal yang tidak bersentuhan langsung dengan proses belajar-mengajar, yaitu studi tour ato jalan-jalan.

Persoalannya sebetulnya bukan cuma sudah bisa membelanjakan dan kepala sekolah bisa mempertanggungjawabkan dana BOS lewat LPJ-nya. Namun yang lebih penting output dari dana BOS tersebut apakah sudah dirasakan langsung oleh siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah itu.

Karena dari 13 komponen penggunaan dana BOS, semua kebutuhan sudah terlihat terpenuhi sesuai dengan standar pelayanan minimal.

Bisa dilihat dalam grafik dibawah ini penggunaan dana BOS pada 13 komponen antara lain :
13 KOMPONEN PENGGUNAAN DANA BOS SECARA NASIONAL TAHUN 2014

NO
KOMPONEN
TRIWULAN I
TRIWULAN II
TRIWULAN III
TRIWULAN IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Pengembangan Perpustakaan
44.998.401.222
1.623.970.188
695.869.258
376.264.276
2
Kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru
3.757.900.436
374.695.329
440.525.369
49.349.410
3
kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
227.014.188.448
4.539.837.226
1.346.781.154
1.240.275.878
4
Kegiatan Ulangan dan Ujian
185.647.577.024
7.480.447.296
891.197.285
1.548.135.002
5
Pembelian Bahan-bahan habis pakai
203.449.222.049
5.240.034.336
1.528.876.907
1.274.493.112
6
Langganan Daya dan Jasa
63.257.953.320
1.619.601.147
525.733.678
438.726.333
7
Perawatan Sekolah
118.809.164.486
2.807.548.476
982.274.076
936.256.987
8
Pembayaran Honorarium Bulanan Guru Honorer dan Tenaga Kependidikan Honorer
281.594.846.477
8.130.327.257
2.130.736.351
1.815.015.621
9
Pengembangan Profesi Guru
67.306.337.497
2.129.867.735
475.224.022
449.530.165
10
Membantu Siswa Miskin
18.327.210.664
762.319.713
217.314.200
178.555.648
11
Pembiayaan Pengelolaan BOS
41.489.337.071
1.710.022.204
328.966.159
296.539.933
12
Pembelian Perangkat Komputer
28.568.616.009
679.515.982
217.869.078
304.849.184
13
Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS
56.332.467.717
1.355.143.020
587.616.622
498.313.006
Total Penggunaan
1.340.553.222.420
38.453.329.909
10.368.984.159
9.406.304.555
Total Sekolah Sudah Lapor
41.089
1.405
281
248
Total Sekolah Belum Lapor
144.054
183.738
184.862
184.895
SUMBER : KEMDIKBUD, BOS 2014

Kalau tetap tidak cukup, bukan dana BOS seharusnya yang harus ditambah. Tetapi bisa mengevaluasi kebutuhan yang prioritas dan mendesak. Karena banyak terlihat pertanggungjawaban dana BOS setiap sekolah acapkali dilakukan mirip seperti copy paste dari laporan triwulan sebelumnya. Seolah-olah kebutuhan setiap bulan itu bisa sama dan habis tepat pada waktunya.

Bisa juga dilihat dari beberapa karakter oknum kepala sekolah yang gaya hidupnya berubah total, hampir rata-rata kepala sekolah dapat membeli mobil saat dia sudah menjabat kepala sekolah diatas 1 tahun.

Namun, kita juga bisa melihat sekolah-sekolah di desa dan didaerah tertinggal, dengan dana BOS para guru, kepala sekolah sangat terbantu, termasuk sangat dirasakan oleh orang tua siswa. Sebaliknya di kota-kota komplain dari orang tua kerap terjadi, karena mereka tidak merasakan langsung manfaat dari dana BOS.

Sebab, pungutan dan kewajiban masih tetap menggunung. Makanya jangan heran, sekalipun secara politik di seluruh kab/kota di Indonesia telah melaksanakan pendidikan gratis khusus untuk SD-SMP, tetapi tetap saja siswa miskin tidak berani bersekolah. Alasannya, pungutan masih saja terjadi. Dan pungutan itu biasanya tidak dikecualikan bagi siswa miskin.

Padahal dilihat dari jumlah, dana BOS tahun 2014 ini cukup fantastis, Rp. 24 triliun (Rp. 24.074.700.000.000,00). Tapi mengapa pendidikan belum "GRATIS" seperti janji politik itu!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi