LAMAN

Rabu, 09 Maret 2011

Pembangunan Waduk, Monyet Liar Tergusur Waduk

Seekor monyet liar yang bermukim di obyek wisata Goa Kreo Semarang, terancam terusir dari habitatnya, akibat pembangunan waduk jatibarang di desa Kandri Kecamatan Gunungpati Semarang.(Foto: Kompas)
SEMARANG, KOMPAS.com — Tiga ratusan monyet liar yang bermukim di obyek wisata Goa Kreo Semarang terancam terusir dari habitatnya akibat pembangunan Waduk Jatibarang di Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Monyet-monyet dari jenis monyet ekor panjang ini biasanya menggantungkan hidupnya dari kunjungan wisatawan yang memberinya makan.

Menurut warga Desa Kandri, Hartadi (34), saat ini monyet-monyet liar tersebut sering terpaksa harus turun sampai ke permukiman penduduk dan mengambil makanan di rumah-rumah penduduk. Meskipun pihak pengelola obyek wisata Goa Kreo tetap memberinya makan ketela, hal itu tidak mencukupi.

"Yang pasti karena suasananya jadi panas. Pohon-pohon, kan, banyak yang ditebang, kebun penduduk juga sudah tidak ada. Mungkin saja mereka masih kelaparan. Tapi, nggak banyak, kok, paling satu-dua ekor," kata Hartadi, Rabu (9/3/2011).

Monyet-monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) ini bermukim di Goa Kreo sejak ratusan tahun lalu. Keberadaannya tak lepas dari legenda pembangunan Masjid Agung Demak yang dibangun Sunan Kalijaga. Selama ini, monyet-monyet itu menjadi daya tarik utama obyek wisata Goa Kreo.

"Sebenarnya kita membayangkan kalau monyet-monyet di sini seperti di Sangeh. Jinak dan bisa bergaul dengan manusia. Kami selaku warga sudah bertahun-tahun melatih mereka bergaul dengan manusia dan ini sudah mulai akrab, namun malah terancam digusur," kata Kasmani, warga yang lain.

Pembangunan Waduk Jatibarang dimulai pada September 2009 sebagai pengendali banjir di Kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik. Waduk seluas 46,56 hektar ini, selain mengancam kelangsungan hidup monyet-monyet liar yang sudah jinak, juga menenggelamkan sawah dan kebun produktif serta menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun.

Sumber : Kompas Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi