LAMAN

Selasa, 21 Maret 2023

Peran Masyarakat Dalam Mengelola Sumber Daya Air

STOP BETONISASI SUNGAI !!!!

Bang Imam/TKPSDA WS Cilcis
Jakarta (BIB) - Indonesia merupakan salah satu negara yang krisis air. Tetapi kenyataan dilapangan pada musim penghujan, hampir menyebabkan bencana banjir alias kelebihan air.

Dan tiba dimusim kemarau, air akan sulit didapatkan.

Hal ini terkait dengan pengelolaan sumber daya air yang tidak konsisten.

Ketua Komisi IV Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (TKPSDA WS Cilcis), Tengku Imam Kobul Moh Yahya S mengakui kalau krisis air di Indonesia akibat pengelolaan sumber daya air yang salah urus.

"Salah urus," kata Tengku Imam Kobul, di Jakarta, 21 Maret 2023.

Dia menambahkan, bahwa sumber daya air baik dari mata air, sungai, danau, situ dan air tanah sebetulnya berlimpah di Indonesia.

Tetapi karena salah urus, termasuk seperti maraknya perusakan hutan bagian dari kebun sawit, tambang di hulu menjadi pemicu kelangkaan air.

"Saat musim penghujan tidak lagi air mampu ditampung dan ditabung kembali ke tanah, tetapi sudah mengalir ke hilir hingga menyebabkan bencana banjir," jelas Bang Imam, panggilan akrab pemerhati lingkungan yang tinggal di Bekasi ini.

Belum lagi menurutnya dalam mengelola sungai yang salah, terutama di perkotaan dan permukiman padat.

"Sungai ditanggul dan dibeton yang katanya untuk normalisasi dan mencegah banjir. Kan terlalu aneh, kalau normalisasi tapi merusak sungai itu sendiri dengan betonisasi. Padahal kalau ingin sungai normal, ya harusnya dikembalikan seperti semula, biarkan pinggiran sungai hidup flora dan fauna. Betonisasi itu merusak sungai, dimana normalisasinya," ujarnya lagi.

Dia mencontohkan di tempat tinggalnya di Kota Bekasi. Sepanjang yang terlihat saat ini Sungai Cakung (DAS Cakung) dan Sungai Sunter (DAS Sunter) sudah berubah dari yang dulunya sungai menjadi gorong-gorong atau drainase layaknya yang dibuat melewati perumahan.

"Saat ini anak-anak Bekasi tidak mampu lagi membedakan, bahkan mungkin sudah banyak yang tidak tahu dimana letak Kali Sunter dan Kali Cakung. Karena eksistingnya saat ini sudah mirip gorong-gorong, sedih," timpal Bang Imam yang juga Direktur Sosial dan Pendidikan LSM Sapulidi ini.

Dia berharap agar pemerintah tidak egois membeton sungai dengan dalih mencegah banjir. 

"Banjir akan selalu berulang tiap tahun, jika alam yang sudah rusak saat ini tidak buru-buru dikonservasi dan dipulihkan. Termasuk Stop Betonisasi sungai," pinta Bang Imam lagi.

Peran masyarakat dalam mengelola sumber daya air sangat penting. Karena untuk mengimbangi pemerintah yang lebih condong dalam penanganana secara fisik.

"Masyarakat komunitas peduli sungai dan NGO lainnya berperan menjaga sumber daya air dalam bentuk non fisik. Mereka bergerak tanpa dikomando, disuruh, dibina atau bahkan tanpa anggaran sekalipun. Ratusan komunitas peduli sungai dan NGO beraktifitas menjaga sumber daya air yang luput dari pantauan kita," sergah Bang Imam yang juga Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Periode 2022-2027 ini.

Besok kita akan memperingati Hari Air Sedunia yang ke-31, 22 Maret 2023, mengusung tema Mempercepat Perubahan Untuk Mengatasi Krisis Air dan Sanitasi.

"Harusnya dengan tema ini, Pemerintah Stop Betonisasi Sungai, ungkap Bang Imam.

#BangImamBerbagi #HariAirSedunia #AirdanSanitasi #2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi