LAMAN

Sabtu, 13 April 2019

Akhirnya Naik MRT Jakarta

Lebak Bulus-Bundaran HI 27 Menit

Antri Beli Tiket MRT di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta. Foto: Bang Imam


Jakarta, 12 April 2019

Saya sudah mencoba moda transportasi baru yang lagi ngetren di Jakarta. Ya... namanya MRT.

Naik dari Stasiun Lebak Bulus sebagai pemerangkatan awal, mulai berangkat pukul 17.00 wib dan tiba di Bundaran Hotel Indonesia (B-HI) pada pukul 17.27 wib. Jadi, rata-rata waktu tempuh perjalanan antara stasiun sekitar 2 menit (120 detik) sudah termasuk naik-turunkan penumpang.

Stasiun yang dilewati adalah, Stasiun Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Asean, Senayan, Istora-Mandiri, Bendungan Hilir, Setiabudi-Astra, Dukuhatas-BNI, dan berakhir di Stasiun Bundaran HI.

Berikut ini ketepatan waktu tempuh antar stasiun :

17.00 wib berangkat dari Stasiun Lebak Bulus

17.02 wib tiba di Stasiun Fatmawati

17.05 wib tiba di Stasiun Cipete Raya

17.07 wib tiba di Stasiun Haji Nawi

17..10 wib tiba di Stasiun Blok A

17.12 wib sampai di Stasiun Blok M

17.14 wib sampai di Stasiun Asean

17.16 wib tiba di Stasiun Senayan

17.18 wib tiba di Stasiun Istora-Mandiri

17.20 wib tiba di Stasiun Bendungan Hilir

17.23 wib tiba di Stasiun Setiabudi-Astra

17.25 wib tiba di Stasiun Dukuhatas-BNI

17.27 wib sampai di Stasiun Bundaran HI sebagai pemberhentian akhir.



Karena saya naik MRT di jam pulang kerja, maka penumpang didominasi oleh karyawan yang pulang kerja, dan tentunya niatnya cuma satu, ya mencoba moda transportasi baru Jakarta...MRT.

Di Stasiun awal yakni Stasiun Lebak Bulus sudah banyak penumpang yang antri untuk membeli tiket. Saya sendiri bisa langsung naik ke peron stasiun karena saya menggunakan kartu tiket flazz BCA.

Oh ya, untuk naik MRT, kartu yang digunakan sebagai tiket selain milik MRT, juga dapat digunakan kartu non tunai milik bank BNI (Tap Cash), BCA (Flazz), Bank Mandiri (e-Money), Bank DKI (Jakarta One), dan BRI (Brizzi).

Jadi, kalau tidak mau antri panjang pesan tiket MRT, ya sudah harus punya kartu dari salah satu bank tersebut.

Integrasi

Beberapa stasiun sudah terintegrasi dengan halte pemberangkatan busway Trans Jakarta. Di Stasiun Lebak Bulus misalnya, pintu keluar-masuk MRT langsung bisa ke halte Trans Jakarta Lebak Bulus. Sedangkan stasiun lainnya hanya berdekatan. Sebab, stasiun MRT umumnya berada layang (diatas) atau nempel dengan trotoar di kiri-kanan jalan.

Sementara pada umumnya, halte Trans Jakarta itu berada di tengah-tengah jalan, atau batas pembatas jalan yang berlawanan arah.

Layang

Rel kereta MRT yang sudah beroperasi saat ini ada yang layang atau diatas ada juga yang dibawah tanah. Nah, jika ingin sekaligus merasakan pemandangan melihat gedung tinggi perkantoran di Jakarta, jalan layang MRT dimulai dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Asen. 

Sementara untuk Stasiun Senayan hingga Stasiun Bundaran HI berada di terowongan bawah jalan Sudirman-Thamrin.

MRT = KLR ?

Pintu Masuk Antri di Stasiun
Sesungguhnya MRT itu ya kereta-kereta juga. Sangat miriplah dengan Commuter Line (KRL) saat ini. Cukup nyaman dan tidak terlalu sesak. Keretanya juga masih baru.

Mungkin, karena masih baru, sehingga AC nya masih berfungsi normal dan masyarakat juga menjaga kebersihan MRT. 

Cuma, tempat duduk yang tersedia di MRT itu terbuat dari plastik, mirip seperti tempat duduk pada umumnya di Kopaja dan Metromini. Jadi, kalau naik MRT dengan naik Kopaja atau Metromini ya tidak ada bedanya, soal bangku.

Yang membedakan cuma kenyamanan karena pake AC.

Beda dengan KRL, karena saat ini rel KRL masih sama dengan kereta jarak jauh. Sehingga, saya yang berdomisili di Bekasi, jika naik KRL sering disusul oleh kereta eksekutif jarak jauh tujuan kota-kota di timur Pulau Jawa.

Sedangkan rel MRT tersendiri dan tidak berbagi dengan moda transportasi lain. Bahkan tidak bersentuhan dengan jalan moda lain, sehingga tidak ada persimpangan dan lampu merah yang dilewati.

Kesan

Suasana di dalam MRT, Foto: Bang Imam
Kesan pertama saya naik MRT, ya... sama dengan naik kereta-kereta juga. Bedanya cuma nyaman karena penumpang masih sedikit, tepat waktu dan jarak tempuh antar stasiun cuma 2 menit.

Namun, jika perjalanan jauh, mungkin duduk dengan kursi plastik cukup membosankan dan membuat pantat sakit hehehe...

Apalagi nanti kalau penumpang nya padat, berjubel, tentu MRT ini semaikn tidak nyaman, karena tidak ada pembatasan penumpang sama sekali.

Kebiasaan saya naik Commuter Line di pagi dan sore hari Bekasi-Jakarta, penumpangnya cukup berjubel, jika kita naik, badan sudah masuk gerbong, eh kaki tidak tahu mau di tarok dimana hahaha...

Selain itu di stasiun dan di dalam MRT sendiri terlalu penuh iklan, sehingga kita bingung mana yang sangat perlu menjadi konsumsi informasi publik dan komersial.

Jadi, jika ada bencana, sedikit agak bingung juga, karena penempatan iklan terlalu berlebihan, dan informasi jalur evakuasi, jalan darurat dan informasi titik kumpul hanya kecil-kecil.

Hal ini sangat berbahaya untuk moda transfortasi umum, karena sangat menyulitkan. Belum lagi, tidak ada pengumuman jika terjadi kondisi gawat darurat di MRT, seperti pengumuman pada umumnya jika kita naik pesawat atau kereta eksekutif.

Lainnya yang sangat unik dan sedikit mengganggu, kenapa ya hanya di 3 stasiun nama stasiun MRT nya ada embel-embel nama usaha lain, misal Stasiun Istora-Mandiri, Stasiun Setiabudi-Astra, dan Stasiun Dukuhatas-BNI.

Sedangkan stasiun lainnya hanya menyebutkan nama lokasi atau alamat sesuai stasiun itu dibangun.

Saran

Kalau boleh ya, penumpangnya dibatasai hanya sesuai kursi dan tempat gantungan tangan saja, biar tidak terlalu sesak dan membosankan....

Selamat menikmati moda transfortasi umum baru di Jakarta....

#BangImamBerbagi #MRTJakarta #LebakBulus #BundaranHI #2019

NOTE : bang imam sehari-hari Bekasi-Jakarta naik transportasi umum (Busway TransJabodetabek Premium, Trans Jakarta, dan Commuter Line)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi