LAMAN

Minggu, 15 November 2015

Ah ... Banjir Masih Berulang di Bekasi

Kapan Bekasi Bebas Banjir ???


Foto : Perahu eretan yang melintasi Kali Bekasi dari RW 01 Kampung Pangkalan Bambu, Kelurahan Margajaya ke RW 026 Kampung Bekasi Jati, Kelurahan Margahayu
Tampak Perahu Eretan yang membantu warga menyeberangi Kali Bekasi dari Kampung Pangkalan Bambu RW 01, Kelurahan Margajaya, Bekasi Selatan menuju Kampung Bekasi Jati RW 026 Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Sabtu, 14 Nopember 2015. Foto: Bang Imam
Kota Bekasi (BIB) - Musim penghujan telah tiba, banjir tetap mengancam Kota Bekasi. Banjir biasanya akibat luapan Kali Bekasi karena kiriman dari Kali Cileungsi dan Kali Cikeas dari Bogor. Luapan kali yang menyebabkan banjir di Kota Bekasi juga disebabkan oleh Kali Cakung dan Kali Sunter di wilayah Barat Bekasi.

Banjir juga terjadi karena daya tampung kali dan saluran yang melintas di Kota Bekasi tidak dapat menampung air hujan (run off). Hal seperti ini terjadi di Kali Baru, Kali Pekayon, Kali Rawalumbu, Kali Sasak Jarang, Kali Cibitung, Kali Kapuk dan sejumlah saluran lainnya, semisal yang kerap mengantarkan banjir kerumah warga diantaranya, Saluran Rawa Tembaga/Kali Kayuringin, dan Saluran Rawalumbu.

Meningkatnya volume air hujan yang tidak memiliki tampungan dan terus dialirkan ke saluran pembuang atau kali, menyebabkan terjadinya banjir dan luapan dari kali tersebut. Catatan dari Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT II) misalnya, pada Jum'at, 13 Nopember 2015 lalu, debit air di Bendung Kali Bekasi mencapai 59,29 meter kubik per detik. Itu artinya, sudah posisi waspada. Kalau ada peringatan dini (early warning system) sudah masuk Siaga III (awas). 

Kota Bekasi yang kerab kebanjiran bukan satu-satunya disebabkan karena volume dan musim penghujan di hulu, Bogor semata. Tetapi ada faktor lain.
Misalnya, hingga saat ini drainase dan gorong-gorong di seluruh perumahan yang ada di Kota Bekasi tergolong buruk, belum ada perbaikan yang cukup signifikan. Selain itu, masih banyak perumahan berdiri di sempadan kali (garis sempadan sungai) yang seharusnya dapat dicegah sedini mungkin, dengan memperketat perijinan.

Berikutnya penyebab terjadinya banjir akibat tersumbatnya drainase dan gorong-gorong serta saluran karena sikap warga yang membuang sampah sembarangan dan adanya perkerasan atau pembetonan jalan-jalan lingkungan yang tidak disertai dengan pembuatan saluran yang mumpuni.

Foto: Bang Imam

"Belum lagi saat ini pembangunan dan normalisasi kali dan saluran sedang dalam tahap pengerjaan, padahal sudah memasuki musim penghujan. Pekerjaan ini menghambat laju air di kali dan menyebabkan air mencari jalan lain dan kemungkinan mengalir ke rumah-rumah warga," kata Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S, Direktur Advokasi Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sapulidi.

Masih ada sebab-sebab lain yang mengancam banjir warga Kota Bekasi.

"Belum ada situ atau folder untuk tampungan sementara apabila musim penghujan yang terjadi saat musim puncak hujan. Sehingga dari pekarangan warga air mengalir bebas ke kali dan saluran, yang menyebabkan saluran tidak mampu menampung dan air balik kembali ke rumah warga. Ada beberapa folder yang sudah terbangun, tetapi sangat disayangkan warga Perumnas III Bekasi Timur menolak pembangunan folder, sehingga saya pastikan wilayah ini tidak aman dari banjir. Pemerintah Kota Bekasi juga belum memaksimalkan dan memungsikan 4 situ yang ada di Kota Bekasi untuk menampung run off sementara. Atas dasar ini, Banjir masih berulang di Bekasi," terang Bang Imam, panggilan akrab pemerhati lingkungan ini.

Sekalipun belum bebas akan bencana banjir, Pemerintah Kota Bekasi minimal melakukan upaya-upaya maksimal, seperti:
  1. Membuat Rencana Kontinjensi Banjir Kota Bekasi Tahun 2015 yang memuat soal daerah rawan banjir, logistik yang disiapkan, kesiapan kesiapsiagaan banjir seperti personil BPBD, bantuan TNI, Polri, Ormas, LSM, masyarakat dan sistem komando penanganan banjir secara lokal (wilayah) maupun secara kota. Termasuk harus ada informasi terkini daerah rawan banjir, kemungkinan tingkat ketinggian, informasi curah hujan, tempat atau jalur evakuasi, dan alamat serta nomor telepon atau media sosial yang mudah diakses warga soal informasi bantuan banjir;
  2. Membangun kerjasama lintas SKPD terkait, lintas daerah seperti Bogor, Depok dan Kabupaten Bekasi serta DKI Jakarta, lintas lembaga seperti BMKG, BPPT, PJT II, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC), SAR, BNPB, BPBD Provinsi Jawa Barat, LSM, TNI, Polri, Perusahaan/Industri untuk CSR dan komponen lain yang bisa berpartisipasi dalam penanganan bencana banjir;
  3. Merespon semua informasi terkait kewaspadaan bencana banjir; dan
  4. Pemerintah Kota Bekasi harus konsisten tidak lagi membangun apapun di sepanjang Garis Sempadan Sungai.
Foto: Bang Imam
Tampak broncong atau tanggul dibangun di tepi KKali Bekasi di RW 026 Kampung Bekasi Jati, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur sebagai penghambat banjir saat Kali Bekasi meluap. Foto: Bang Imam
Bang Imam juga menambahkan penurapan atau pembangunan tanggul serta sheet pile yang berlebihan juga bisa mempercepat alur dan arus sungai ke hilir yang menyebabkan bencana banjir semakin cepat sampai dan warga tidak cukup waktu untuk berkemas. Apalagi informasi tidak tersampaikan secara jelas dan tepat akan mengakibatkan kerugian lebih besar.

"Tahun ini hingga awal 2016 kita tidak bisa bebas dari banjir. Kita cuma bisa meminimalisir kerugian dan korban jiwa. Salah satu caranya segera membuat Rencana Kontinjensi Banjir dan mengundang semua pihak untuk berpartisipasi membantu penyelesaian pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing. Kalau gotong-royong menangani banjir, sekalipun bersifat bencana, kita bisa kok menjadikan banjir itu sebagai sahabat. Artinya, karena sudah terbiasa merasakan, Kota Bekasi Bersahabat Dengan Banjir," ungkap Bang Imam, yang tinggal di Bekasi ini.

#BangImamBerbagi #BanjirBekasi #BersahabatDenganBanjir 
#KaliBekasi #RencanaKontinjensiBanjirKotaBekasi2015

10 Fakta penyebab banjir di Kota Bekasi :
  1. curah hujan yang tinggi dari hulu dan di Bekasi;
  2. saluran, drainase, gorong-gorong tidak mampu menampung run off saat puncak hujan
  3. warga membuang sampah sembarangan ke kali dan saluran
  4. banyak saluran tertutup oleh warga dan pembangunan jalan lingkungan dengan pembetonan dan tidak disertai pemeliharaan saluran
  5. terhambatnya pembangunan beberapa folder, seperti di Perumnas III Bekasi
  6. ada pembangunan dan normalisasi saluran yang sedang dikerjakan padahal sudah masuk musim penghujan
  7. belum difungsikannya 4 situ yang ada di Kota Bekasi untuk menampung run off
  8. banyak perumahan yang berdiri di sepanjang garis sempadan sungai (GSS) dan mudahnya Pemerintah Kota Bekasi memberikan izin terhadap bangunan yang melanggar GSS
  9. pembangunan tanggul di permanen di pinggir kali dapat menyebabkan alur air semakin kencang dan deras dan bisa merusak dan menyebabkan terjadinya banjir terlalu cepat di hilir
  10. Pemerintah Kota Bekasi belum memiliki Rencana Kontinjensi Banjir Tahun 2015 yang dapat menetapkan status (early warning sytem) baik status Siaga 4; Siaga 3; Siaga 2; dan Siaga 1, serta masih diragukan kesiapsiagaan dalam penanganan bencana banjir oleh pemerintah daerah sekalipun telah memiliki BPBD Kota Bekasi.
Sumber : Bang Imam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi