Pagi-pagi sekali, mungkin sekitaran pukul 07.00 seorang ibu tetangga meminta tolong untuk mengisi PR (pekerjaan rumah) anaknya soal terjemahan Bahasa Inggris.
Saya cukup kaget, apa iya siswa TK Kelompok B sudah belajar Bahasa Inggris ... pake dikasih PR lagi
Menurut sang ibu, anaknya dikasih PR menterjemahkan kata-kata bahasa inggris dengan tema rumah. Ada kurang lebih 7 kata yang harus diterjemahkan sianak dalam PR-nya.
Mulai dari kata house = rumah, roof =atap, wall=dinding, door=pintu, window=jendela, floor=lantai hingga radio=radio. Jangankan mengisi PR, memahami maksud kata-kata tersebut pun siswa itu belum mengerti.
Pertanyaan ini mungkin ditujukan untuk pengelola satuan PAUD baik bentuk PAUD Formal maupun Non Formal.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada usia nol (sejak lahir) hingga 6 tahun seharusnya metode belajarnya diberikan berdasarkan rancangan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usianya.
Pembelajaran pada siswa PAUD seharusnya diberikan melalui proses interaksi antar anak didik (siswa dengan siswa), antara anak didik dan pendidik (siswa dengan guru) dengan melibatkan orangtua dan sumber belajar dengan metode belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.
Pelibatan orang tua dalam proses belajar anak usia PAUD dimkasudkan untuk membimbing, mengawasi dan melihat sejauh mana perkembangan dan pertumbuhan anak seusianya setelah pulang ke rumah.
Karena proses belajar di sekolah yang kurang lebih 3-4 jam tidaklah cukup untuk menjadikan anak sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga perlu keterlibatan orang tua, masyarakat dan lingkungannya untuk membentuk karakter sianak.
Dalam melibatkan orang tua, satuan PAUD bukan berarti memberikan PR untuk siswa dan nantinya akan diisi bersama-sama oleh orang tuanya. Tetapi pelibatan orang tua lebih kepada perannya sebagai keluarga yang bertanggungjawab menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak dapat sempurna sesuai dengan masanya (golden age).
Sehingga melibatkan orangtua lebih tepat memberikan kelas parenting (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membentuk Direktorat Keayahbundaan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat).
Bukan dengan memberikan PR !!!
Saya semakin penasaran dan ada rasa ingin tahu saya soal kualitas PAUD dan guru-gurunya yang memberikan PR Bahasa Inggris terhadap siswa TK Kelompok B.
Karena tidak terlalu jauh dari rumah, sekitar 50-an meter saya semakin sering mendengarkan metode dan cara-cara guru mengajarkan siswa PAUD tersebut. Ternyata survey kecil-kecilan saya menyimpulkan, metode mengajar baru melaksanakan standar pelayanan minimal, alias minim pengalaman, minim sarana dan pas-pasan kualifikasi pendidikannya.
Bahkan di PAUD itu tidak ada guru yang berlatar belakang pendidikan Bahasa Inggris, pun belum ada yang minimal memiliki sertifikat pelatihan mengajar Bahasa Inggris.
Tetapi, kok bisa ya mengajarkan dan memberi PR Bahasa Inggris, apa tujuannya ?
Menurut pengamatan saya, ada 3 hal pokok yang membuat PAUD-PAUD terutama PAUD jenis formal seperti TK/RA telah mengajarkan Bahasa Inggris dan Calistung serta memberi PR untuk siswanya.
Pertama, Karena untuk memasuki pendidikan lanjutan atau masuk SD, beberapa sekolah favorit (sebut saja begitu) banyak yang menjadikan syarat seseorang bisa diterima apabila telah mampu membaca atau minimal mengeja. Sebab, guru-guru kelas 1 dan kelas 2 SD sudah sangat enggan mengajarkan calistung, mereka berharap dan terima yang sudah jadi dan bisa membaca.
Padahal pembelajaran membaca, menulis dan berhitung idealnya baru diajarkan dan diwajibkan pada siswa jenjang sekolah dasar, bukan di PAUD.
Kedua, Karena ada persaingan semu antar PAUD. Dimana saat ini sudah menjamur saingan baik berbentuk Kelompok Belajar (KB), Satuan PAUD Sejenis (SPS) binaan kader Posyandu dan PKK, bahkan ada juga metode langsung garansi bisa baca-tulis usia PAUD.
Ketiga, Karena gengsi pengelola PAUD, agar dilihat orang bahwa PAUD tersebut adalah sekolah berkualitas, sekalipun standar aslinya masih serba minim.
Kembali ke PR Bahasa Inggris ...
Ibu tetangga saya itu adalah ibu yang berasal dari keluarga golongan kurang mampu. Dia bersama anak dan suaminya mengontrak rumah pada sebuah petakan, 30 meter dari gang saya. Kedua orang tuanya hanya lulusan SD, dan pekerjaan ayahnya serabutan sebagai tukang bangunan, sedang sang ibu sebagai buruh cuci dan pembantu rumah tangga di sekitar komplek.
Bila melihat latar belakang sang ibu, dapat dimaklumi apabila dia tidak dapat membantu mengisi PR Bahasa Inggris anaknya yang baru duduk di PAUD Kelompok B. Namun, agar anaknya tidak malu dikatakan "tidak bisa", ibu tiu akhirnya memintakan ke saya untuk menterjemahkan PR Bahasa Inggris sang anak.
Belum lagi seperti yang diulas diatas, bahwa sekolah PAUD tempat anak itu belajar hanya menyelenggarakan standar layanan minimal PAUD. Karena minim sarana, minim pengalaman mengajar dan kualifikasi gurunya bukan atau tidak berpendidikan latar belakang Bahasa Inggris.
Untuk itu saya sarankan terhadap pengelola PAUD, tidak usah bernafsu untuk membuat ini dan itu, bila hanya untuk menarik minat siswa tanpa memberikan jaminan yang diharapkan.
Lebih baik kembali ke pakem PAUD, bahwa pembelajaran PAUD lebih kepada membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Tentunya proses pembelajaran lebih menitikberatkan kepada proses interaksi antar anak, antara anak didik dan pendidik serta melibatkan orang tua dan sumber belajar dengan berpedoman kepada sifat anak seusianya, bahwa proses belajar dilakukan sambil bermain.
Jadi kesimpulannya belum wajiblah Calistung, Bahasa Inggris ataupun PR untuk anak PAUD.
Semoga di mengerti ....
(Saya Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S atau biasa disapa Bang Imam adalah pemerhati PAUD dan tinggal di Bekasi)
Kontak saya :
Facebook : Bang Imam Kinali Bekasi
Twitter : @BangImam
Email : bangimam.kinali@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi