Gowa (BIB) - Sejumlah pakar pendidikan menyambut baik rencana Pemerintah Kabupaten Gowa yang akan menghapus mata pelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) pada kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar (SD).
"Pada prinsipnya kami setuju dengan ide Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo yang akan menghapus calistung di tingkat awal sekolah dasar, pertimbangannya, dari sisi psikologis calistung di SD Kelas 1 dan 2 belum tepat," ujar Guru Besar Bidang pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. M. Jufri.
Hal itu dikemukakan Jufri saat peluncuran program penghapusan mata pelajaran calistung oleh Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo di halaman Kantor Pemkab, Senin (10/8) yang dihadiri ratusan guru dan kepala sekolah.
Ichsan didampingi para pakar dan guru besar bidang pendidikan, diantaranya Dr Yusi Riksa Yustiana dan Prof Dr Abdul Hamid dari UPI Bandung, Bambang Supeno (Kementerian Pendidikan Nasional), Prof Dhini (psikolog UI), serta Prof Dr Aris Munandar dari Universitas Negeri Makassar (UNM).
Ichsan menggagas penghapusan itu setelah terlebih dahulu meminta pendapat pakar dan para guru besar sekaligus mengkaji rencana kebijakan tersebut, pertemuan dengan pakar pendidikan itu berlangsung beberapa kali, terakhir di Gowa, Rabu (8/7).
Rabu, 12 Agustus 2015
Selasa, 11 Agustus 2015
Sewaktu Kecil Kami Cuma Mampu Makan Daging 2 Kali Setahun
Kelangkaan daging sapi di Jakarta dan sekitarnya menjadi sorotan dan berita nasional. Kenaikan harga daging sapi sudah terjadi sejak bulan Ramadhan dan sampai menjelang akhir bulan Syawal tidak juga turun-turun, dan berkisar diseputaran Rp. 110.000 hingga Rp. 120.000.
Banyak pengamat per-sapi-an mengungkapkan kelangkaan disebabkan karena ditutupnya keran impor sapi, sehingga kebutuhan per-daging-an terutama di wilayah Jabodetabek, Banten dan Badung Raya terjadi kelangkaan, bahkan pedagang sapi di pasar memilih mogok jualan hingga 3 hari ini.
Sebenarnya kelangkaan daging sapi dipasaran oleh berbagai pengamat juga menuding data Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Bahwa kebutuhan daging sapi sebanyak 14 juta ton untuk 120 juta penduduk Indonesia sudah dapat dipenuhi, minimal aman pada level 4 bulan ke depan.
Alih-alih data itu, akhirnya membuat menjerit importir daging sapi di Indonesia, pun termasuk pedagang bakso dan pedagang nasi.
Perhitungan diatas tentu berdasarkan statistik, sekalipun dalam kenyataannya kelangkaan daging sapi dan tingginya harga daging hanya terjadi di wilayah Jabodetabek, Banten dan Bandung Raya. Sementara diluar ke-3 daerah tersebut, kemungkinan tidak ada masalah.
Soal kuota daging, impor daging, swasembada daging atau kebutuhan total daging hingga memilih angka 14.000.000 ton untuk konsumsi 120.000.000 penduduk Indonesia adalah angka statistik yang dilapangan belum tentu data ini cocok.
Banyak pengamat per-sapi-an mengungkapkan kelangkaan disebabkan karena ditutupnya keran impor sapi, sehingga kebutuhan per-daging-an terutama di wilayah Jabodetabek, Banten dan Badung Raya terjadi kelangkaan, bahkan pedagang sapi di pasar memilih mogok jualan hingga 3 hari ini.
Sebenarnya kelangkaan daging sapi dipasaran oleh berbagai pengamat juga menuding data Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Bahwa kebutuhan daging sapi sebanyak 14 juta ton untuk 120 juta penduduk Indonesia sudah dapat dipenuhi, minimal aman pada level 4 bulan ke depan.
Alih-alih data itu, akhirnya membuat menjerit importir daging sapi di Indonesia, pun termasuk pedagang bakso dan pedagang nasi.
Perhitungan diatas tentu berdasarkan statistik, sekalipun dalam kenyataannya kelangkaan daging sapi dan tingginya harga daging hanya terjadi di wilayah Jabodetabek, Banten dan Bandung Raya. Sementara diluar ke-3 daerah tersebut, kemungkinan tidak ada masalah.
Soal kuota daging, impor daging, swasembada daging atau kebutuhan total daging hingga memilih angka 14.000.000 ton untuk konsumsi 120.000.000 penduduk Indonesia adalah angka statistik yang dilapangan belum tentu data ini cocok.
Minggu, 09 Agustus 2015
Ide Zona Sekolah di Jalan Agus Salim Bekasi Timur
Daftar Lembaga Pendidikan di Kecamatan Bekasi Timur
Bekasi Timur (BIB) - Sekalipun jarak antara Pasar Proyek dengan SMAN 1 Kota Bekasi misalnya cuma kurang lebih 1 km, namun jarak tempuh yang harus dilalui memakan waktu sekitar 30 s/d 40 menit.
Begitulah yang dirasakan oleh Direktur Advokasi Bidang Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat, SAPULIDI, Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S saat mencoba melakukan survey bersama Sapuldi Riset Center (SRC) awal bulan Agustus 2015.
"Kita start dari Pasar Proyek naik angkutan umum menuju SMAN 1 Kota Bekasi di pagi hari sekitar pukul 06.30 wib. Tiba di depan SMAN 1 Kota Bekasi sekitar pukul 07.21 wib di hari Senin. Esoknya kami coba lagi naik angkutan umum start awal Pasar Proyek pukul 06.00 wib, kami sampai di depan SMAN 1 Kota Bekasi pukul 07.02 wib. Idelanya waktu tempuh antara 3-5 menit. Jadi cukup ruwet kondisi lalu lintasnya," terang Tengku Imam Kobul mengomentari kemacetan lalu lintas di sepanjang Jalan Agus Salim di pagi hari.
Padahal hampir separoh sekolah yang ada di Kecamatan Bekasi Timur berada di Jalan Agus Salim dan sekitarnya. Kawasan ini menurutnya sudah layak disebut sebagai "Zona Sekolah".
"Pemerintah Kota Bekasi harus membuat master plan soal zona sekolah. Percontohan awal bisa dilakukan di Jalan Agus Salim dan sekitarnya. Artinya termasuk Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Ki Mangun Saskoro dan Jalan Mekarsari. Ini untuk melindungi anak-anak dari kecelakaan lalu lintas dan kemungkinan lain, seperti penculikan anak," kata Bang Imam, panggilan akrab pemerhati pendidikan ini.
Untuk membuat "zona sekolah" hal-hal yang harus dipenuhi antara lain:
![]() |
Monumen Tugu Bekasi, Foto: Bekasi Urban City |
Begitulah yang dirasakan oleh Direktur Advokasi Bidang Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat, SAPULIDI, Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S saat mencoba melakukan survey bersama Sapuldi Riset Center (SRC) awal bulan Agustus 2015.
"Kita start dari Pasar Proyek naik angkutan umum menuju SMAN 1 Kota Bekasi di pagi hari sekitar pukul 06.30 wib. Tiba di depan SMAN 1 Kota Bekasi sekitar pukul 07.21 wib di hari Senin. Esoknya kami coba lagi naik angkutan umum start awal Pasar Proyek pukul 06.00 wib, kami sampai di depan SMAN 1 Kota Bekasi pukul 07.02 wib. Idelanya waktu tempuh antara 3-5 menit. Jadi cukup ruwet kondisi lalu lintasnya," terang Tengku Imam Kobul mengomentari kemacetan lalu lintas di sepanjang Jalan Agus Salim di pagi hari.
Padahal hampir separoh sekolah yang ada di Kecamatan Bekasi Timur berada di Jalan Agus Salim dan sekitarnya. Kawasan ini menurutnya sudah layak disebut sebagai "Zona Sekolah".
"Pemerintah Kota Bekasi harus membuat master plan soal zona sekolah. Percontohan awal bisa dilakukan di Jalan Agus Salim dan sekitarnya. Artinya termasuk Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Ki Mangun Saskoro dan Jalan Mekarsari. Ini untuk melindungi anak-anak dari kecelakaan lalu lintas dan kemungkinan lain, seperti penculikan anak," kata Bang Imam, panggilan akrab pemerhati pendidikan ini.
Untuk membuat "zona sekolah" hal-hal yang harus dipenuhi antara lain:
- ketersediaan angkutan sekolah (bus sekolah atau angkutan sekolah lain sesuai keberadaan sekolah);
- rambu-rambu lalu lintas yang menerangkan zona sekolah;
- pengamanan dari polisi zona sekolah dan satpol PP zona sekolah serta dari sekolah seperti dari Pramuka dan Palang Merah Remaja;
- memprioritaskan atau melarang angkutan umum atau mobil pribadi melintasi zona sekolah saat jam pulang-pergi sekolah;
- membuat informasi tentang standar, aturan terhadap siswa (SOP) soal kewajiban saat berada di zona sekolah;
- SOP melintas di zona sekolah bagi masyarakat umum dan warga sekitar sekolah dan jalan yang ditetapkan sebagai zona sekolah;
- membuat master plan zona sekolah atau peraturan daerah dan peraturan walikota serta juknis peraturan dinas pendidikan soal zona sekolah yang bertumpu pada UU Perlindungan Anak, UU Sisdiknas dan turunannya serta UU lain soal Hak Anak terhadap pendidikan dan perlindungan;
- memulai diwilayah Bekasi Timur terutama di sepanjang Jalan Agus Salim dan sekitarnya.
Sabtu, 08 Agustus 2015
11 Kesepakatan Kongres Anak Indonesia Tahun 2015
![]() |
Kongres Anak Indonesia ke-XIII di Batu-Jawa Timur Tahun 2015, (Bang Imam) |
Pertama; untuk mewujudkan Indonesia ramah anak, kami anak Indonesia mendorong keluarga, masyarakat, dan negara menyatukan aksi bersama memutus mata rantai kekerasan terhadap anak serta menentang segala bentuk kekerasan, eksploitasi, penyiksaan, penelantaran, dan diskriminasi.
Kedua; kami anak Indonesia memohon kepada Presiden Republik Indonesia untuk merealisasikan instruksi Presiden nomor 5 tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak di seluruh daerah di Indonesia.
Ketiga; Kami anak Indonesia memohon kepada Pemerintah untuk melaksanakan pemerataan partisipasi dan penyaluran aspirasi anak di seluruh Indonesia tanpa adanya diskriminasi.
Keempat; Kami anak Indonesia memohon kepada Pemerintah secara tegas melindungi dan mensosialisasikan tentang media ramah anak serta peran peran masyarakat dalam meningkatkan pengawasan terhadap anak disetiap daerah.
Kelima; Kami anak Indonesia memohon ketegasan Pemerintah untuk menetapkan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi (kesiapan) unsur-unsur pendidikan yang ramah anak khususnya di wilayah perbatasan.
Labels:
Batu,
Kongres Anak Indonesia,
Pendidikan
undefined
Batu, Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia

Jumat, 07 Agustus 2015
Rahmat Effendi - Ahmad Syaikhu Fokus Pada Visi-Misi Pendidikan di Bekasi Sehat, Maju dan Sejahtera
Apa Kabar "KARTU BEKASI MAJU"
Sejak dilantik pada Ahad, 10 Maret 2013 lalu, Walikota Bekasi Dr. H. Rahmat Effendi bersama Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu memiliki Visi & Misi sebagai penjabaran dari janji kampanyenya untuk membangun Kota Bekasi di periode 2013-2018.
Visi-Misi ini berbentuk slogan, "Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan". Dalam penjabarannya pada Visi-Sejahtera, "Meningkatkan derajat kehidupan warga Kota Bekasi dengan terpenuhinya kebutuhan dasar PENDIDIKAN".
Sedangkan penjabaran pada misi-3, "Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan PENDIDIKAN".
Yaa... visi-misi tentang pendidikan itu sudah berjalan selama 3 tahun. Untuk menunjang visi-misi dalam bidang pendidikan, Rahmat Effendi - Ahmad Syaikhu sempat menerbitkan "Kartu Bekasi Maju" yang berfungsi sebagai jaminan masyarakat untuk dapat mengakses pendidikan hingga lulus SMA dan sederajat.
Sayang, saya tidak pernah melihat "Kartu Bekasi Maju" itu dapat dipergunakan untuk jaminan pendidikan, terutama bagi siswa dari keluarga miskin. Bahkan kita tidak pernah lagi mendengar "Pendidikan Gratis Hingga Lulus SMA" itu didengungkan.
Sejak dilantik pada Ahad, 10 Maret 2013 lalu, Walikota Bekasi Dr. H. Rahmat Effendi bersama Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu memiliki Visi & Misi sebagai penjabaran dari janji kampanyenya untuk membangun Kota Bekasi di periode 2013-2018.
Visi-Misi ini berbentuk slogan, "Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan". Dalam penjabarannya pada Visi-Sejahtera, "Meningkatkan derajat kehidupan warga Kota Bekasi dengan terpenuhinya kebutuhan dasar PENDIDIKAN".
Sedangkan penjabaran pada misi-3, "Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan PENDIDIKAN".
Yaa... visi-misi tentang pendidikan itu sudah berjalan selama 3 tahun. Untuk menunjang visi-misi dalam bidang pendidikan, Rahmat Effendi - Ahmad Syaikhu sempat menerbitkan "Kartu Bekasi Maju" yang berfungsi sebagai jaminan masyarakat untuk dapat mengakses pendidikan hingga lulus SMA dan sederajat.
Sayang, saya tidak pernah melihat "Kartu Bekasi Maju" itu dapat dipergunakan untuk jaminan pendidikan, terutama bagi siswa dari keluarga miskin. Bahkan kita tidak pernah lagi mendengar "Pendidikan Gratis Hingga Lulus SMA" itu didengungkan.
Jumat, 31 Juli 2015
Juknis Ruang Kelas Baru & Rehabilitasi Ruang Kelas Madrasah Tahun 2015
Jakarta (BIB) - Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama telah menerbitkan Petunjuk Teknis Program Pembangunan Ruang Kelas Baru untuk MI/MTs/MA Tahun 2015 dan Petunjuk Teknis Program Rehabilitasi Ruang Kelas untuk MI/MTs/MA Tahun Anggaran 2015.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 1715 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Ruang Kelas Baru Madrasah Tahun Anggaran 2015.
Bagi madrasah yang ingin mendapatkan RKB harus memenuhi beberapa syarat dibawah ini, diantaranya;
- mengajukan proposal permohonan RKB,
- memiliki Nomor Statistik Madrasah (NSM),
- madrasah yang telah memiliki izin operasional,
- rekomendasi dari Kemenag Provinsi/Kabupaten/Kota,
- calon penerima adalah madrasah yang sudah diverifikasi faktual oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI pada tahun 2014 atau hasil verifikasi faktual yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah
- termasuk juga calon penerima adalah madrasah yang terkena bencana alam
- tidak sedang menerima bantuan sejenis dari APBD/APBN.
undefined
Indonesia

Kamis, 30 Juli 2015
Taman Komplek Plaza Pemerintah Kota Bekasi
![]() |
Taman Segi Lima Plaza Pemerintah Kota Bekasi dilihat dari atas Jembatan KH Noer Ali Summarecon Bekasi, Selasa, 28 Juli 2015 (Foto: Bang Imam) |
Ada Taman baru di depan Komplek Plaza Pemerintah Kota Bekasi. Selain dihiasi berbagai tanaman juga telah memiliki nama Pemerintah Kota Bekasi. Ada juga tempat parkir sepeda.
Taman ini cukup cantik jika dilihat dari Jembatan KH Noer Ali Summarecon Bekasi.
Taman nya cukup rapi dan indah karena terintegrasi dengan sempadan jalan yang luas di kawasan Jalan Jenderal Ahmad Yani menuju pintu Tol Barat dan Jalan Ir. H. Juanda menuju Terminal Kota Bekasi.
Atau posisi Taman Baru Landmark Kantor Pemerintah Kota Bekasi ini di sebelah utara komplek perkantoran Pemerintah Kota Bekasi dan pertemuan (lampu merah) antara Jl. Ir. H. Juanda menuju Bekasi Timur/Terminal Bekasi; Jl. Jend. Ahmad Yani menuju Bekasi Selatan/Pintu Tol Barat; dan Jl. Jend. Sudirman menuju Bekasi Barat/Medansatria atau kearah Pulogadung-Jakarta.
Taman ini selain indah karena berbentuk segi lima juga memiliki fasilitas tempat parkir sepeda dan trotoar yang luas membentang di sepanjang jalan Jend. Ahmad Yani.
Jangan lupa selfi jika saat melintas di depan taman tersebut, atau sedang berada diatas jembatan KH Noer Ali Summarecon Bekasi.
(bang imam)
Foto-foto di potret Juli 2015
Selasa, 28 Juli 2015
Ternyata MOS Itu [TIDAK] Menyenangkan Pada Pengalaman Pertama Masuk Sekolah
Kalau Memang Terjadi Ancaman, Atau Kurang Penting, Sebaiknya Tahun Depan MOS Ditiadakan
Lebih populer dengan singkatan MOS atau Masa Orientasi Siswa, saat ini namanya sudah disesuaikan dengan istilah masing-masing.
Versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Edaran Nomor 59389/MPK/PD/TAHUN 2015 tentang Pencegahan Praktik Perpeloncoan, Pelecehan dan Kekerasan Pada Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah. Dalam surat edaran Mendikbud, istilah MOS telah diubah menjadi MOPD atau MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru).
Beda hal dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan Tahun Pelajaran 2015/2016 istilah MOS juga disinggung bahwa awal pertama masuk sekolah dilaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama 2 hari.
Sebetulnya tujuan MOS, MOPD atau MPLS itu baik. Sedikitnya saya rangkum 6 tujuan MOS, MOPD atau MPLS, yaitu :
- membentuk KARAKTER peserta didik dalam rangka mempertebal semangat nasionalisme;
- memberikan kesan kepada peserta didik tentang KESAN POSITIF dan MENYENANGKAN terhadap lingkungan pendidikan barunya;
- membantu peserta didik baru untuk mengenal LEBIH DEKAT dengan LINGKUNGAN PENDIDIK di SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat sehingga tercipta IKLIM AKADEMIK YANG KONDUSIF;
- memahami kehidupan sekolah yang baru, terutama bagi peserta didik baru dalam upaya pengenalan dan pelaksanaan WAWASAN WIYATA MANDALA;
- memotifasi peserta didik baru agar tumbuh dan memiliki KEPERCAYAAN DIRI sehingga mempunyai KEBERANIAN mengungkapkan pendapat serta aktif dalam kegiatan yang positif dan konstruktif;
- menanamkan RASA BANGGA peserta didik baru terhadap ALMAMATERNYA, sehingga akan timbul RASA MEMILIKI, dan mampu berinteraksi dengan berbagai unsur dan komponen sekolah yang pada akhirnya akan berimbas pula terhadap pemahaman untuk melaksanakan semua ATURAN & NORMA yang diterapkan di sekolah dengan baik.
Sabtu, 25 Juli 2015
8 Metode Pembelajaran PAUD
![]() |
Porseni TK Se-Kota Bekasi di Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol, 2015 (Foto: Bang Imam) |
Pada prinsipnya metode pembelajaran PAUD dapat lebih efektif bila dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sudah tersusun baik yang dirancang pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) maupun yang dilakukan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang sesuai dengan kondisi saat ini dan menyiapkan masa depan anak dan bekal kelanjutan sianak memasuki jenjang pendidikan dasar. Dasar-dasar dalam metode pembelajaran sebaiknya tidak keluar dari 4 komptetisi Inti, yaitu Kompetisi Inti-1 (Sikap Spritual), Kompetisi Inti-2 (Sikap Sosial), Kompetisi Inti-3 (Pengetahuan), dan Kompetisi Inti-4 (Keterampilan).
Metode pembelajaran di PAUD harus juga dilaksanakan secara tematik dan terpadu, yaitu tentunya harus memulai dari Kegiatan Pembuka kemudian Kegiatan Inti dan hingga Kegiatan Penutup (akan dibahas secara khusus dalam episode berikutnya).
Metode Pembelajaran PAUD sedianya dapat dilakukan dengan cara pendidik dan Ayah-Bunda dengan rancangan kegiatan bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak. Metode ini dilakukan dengan memilih tema yang tidak muda membosankan anak. Jangan lupa pada rancangan kegiatan bermain yang bermakna harus disertai pula dengan rencana tingkat penilaian kompetensi tersebut.
Banyak metode pembelajaran yang bisa dilakukan sesuai dengan inovasi dan kemampuan serta kesediaan alat peraga yang dimiliki dan tentunya ditunjang dengan kondisi lingkungan lembaga PAUD.
Namun yang paling umum ada 8 Metode Pembelajaran PAUD yang dapat dicoba oleh pendidik dan ayah-bunda di sekolah masing-masing, diantaranya :
- BERCERITA >> bercerita atau bertutur adalah metode pembelajaran yang paling mudah karena dapat dilakukan secara lisan dan sesekali dengan menggerakkan anggota tubuh lainnya untuk mempermudah pemahaman terhadap cerita yang disampaikan. Agar cerita yang disampaikan lebih hidup dan melibatkan emosi anak-anak, maka dalam acara bercerita anak-anak bebas memberikan pertanyaan, pendapat, kritik, saran dan tanggapan. Dan apabila salah satu anak mengetahui cerita yang sedang disampaikan dapat diberikan kesempatan terhadap anak tersebut untuk melanjutkan ceritanya. Metode bercerita juga dapat menggunakan buku sebagai alat bantu bercerita atau alat peraga lainnya yang sesuai dengan tema yang sedang disampaikan.
Labels:
Dirjen PAUD-PM,
PAUD,
Standar Nasional PAUD

Jumat, 24 Juli 2015
10 Prinsip Pembelajaran PAUD
![]() |
Porseni TK Se-Kota Bekasi di Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol, 2015 (Foto: Bang Imam) |
Ayah dan Bunda, Pendidik dan pemerhati Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jangan lupa ya agar si kecil yang cantik dan ganteng itu mendapatkan pencapaian perkembangan yang optimal, sebaiknya mengikuti 10 prinsip proses pembelajaran PAUD.
Karena ke-10 prinsip itu akan menentukan keberhasilan perkembangannya sesuai dengan karakteristik anak, minat anak dan potensi anak tersebut.
Apakah 10 prinsip proses pembelajaran PAUD itu ?
Berikut adalah ulasan masing-masingnya :
- Belajar Melalui Bermain >> sekalipun sudah agak jadul kata-kata ini namun Ayah-Bunda perlu ketahui bahwa anak di usia 0-6 tahun masih berada pada masa-masa bermain. Bermain merupakan cara yang tepat dalam memberikan rangsangan pendidikan. Karena prinsip dan pola pembelajaran sambil bermain sianak dapat diberikan pembelajaran yang bermakna dan sang anak tentu tidak cepat bosan.
- Orientasi pada Perkembangan Anak >> Ayah-Bunda dan pendidik PAUD seharusnya paham bahwa semua aspek perkembangan anak usia 0-6 tahun harus disesuaikan dengan tahapan usia anak. Jadi jangan sampai keliru ya memberikan pendidikan sesuai dengan usianya. Perhatikan pembagian indikator pencapaian anak sesuai dengan usia; a). 0-1 tahun (0-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan, 9=12 bulan); b) 1-2 tahun (12-18 bulan, 18 bulan s/d 2 tahun); c). 2-4 tahun (2-3 tahun dan 3-4 tahun); serta d). 4-6 tahun (4-5 tahun dan 5-6 tahun).
- Orientasi pada Kebutuhan Anak >> bagi anak stimulasi dan rangsangan yang diberikan harus mampu memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan usia dan kemampuannya. Mengapa harus disesuaikan dengan kemampuan anak, Ayah-Bunda dan Pendidik PAUD harus juga mengetahui stimulasi kebutuhan anak bagi anak yang memiliki keterbatasan seperti anak penyandang cacat, hiperaktif dan autisme. Sehingga pola pendidikan wajib disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi anak PAUD. Sehingga metode dan prinsip mengajar tidak bisa diseragamkan terhadap semua anak PAUD, karena kemampuan dan kebutuhan mereka berbeda-beda.
- Berpusat pada Anak >> prinsip pembelajaran terhadap anak PAUD berikutnya adalah bahwa semua pola pendidikan harus berpusat pada anak tersebut. Artinya, Ayah-Bunda dan Pendidik PAUD seharusnya dapat menciptakan suasana yang bisa mendorong agar si anak bersemangat dalam belajar, memiliki motivasi yang kuat, punya keinginan dan minat yang tinggi, mampu berkreatifitas, memiliki inisiatif, punya inspirasi, inovasi, dan memiliki kemandirian tentunya sesuai dengan potensi, minat, karakteristik dan tingkat perkembangan anak serta disesuaikan lagi dengan kebutuhan anak PAUD.
Langganan:
Postingan (Atom)