Selasa, 29 Oktober 2019

Ini Dapodik SD Semester Ganjil di Bekasi Timur 2019

1.319 Guru


Data Pokok Pendidikan Siswa SD di Bekasi Timur 2019

No
Kelurahan
Siswa Negeri
%
Siswa Swasta
%
Jumlah

Jumlah
21.756
70,21
9.227
29,79
30.983
1
Arenjaya
5.974
72,40
2.277
27,60
8.251
2
Bekasijaya
5.303
67,30
2.576
32,70
7.879
3
Durenjaya
5.130
71,95
1.999
28,05
7.129
4
Margahayu
5.347
69,24
2.375
30,76
7.722

Sumber : diolah Bang Imam Berbagi, 2019


Bekasi Timur (BIB) - Tahu ga, bahwa sekitar 70,21% siswa jenjang sekolah dasar di Kecamatan Bekasi Timur itu bersekolah di SD Negeri. Data diketahui setelah data pokok pendidikan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 sudah 100%.

Berdasarkan dapodik yang dirangkum oleh Bang Imam Berbagi, sebanyak 30.983 siswa bersekolah pada jenjang SD di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Sebanyak 21.756 siswa (70,21%) bersekolah di SD Negeri. Sedangkan sisanya sebanyak 9.227 siswa atau sekitar 29,79% bersekolah di SD Swasta.

Apabila dirinci berdasarkan kelurahan, maka jumlah siswa di Kelurahan Arenjaya sebanyak 8.251 siswa. Terdiri dari 5.974 siswa (72,40%) bersekolah di SD Negeri dan sisanya sebanyak 2.277 siswa (27,60%) bersekolah di SD Swasta.

Selasa, 22 Oktober 2019

Kondisi Guru PNS di Indonesia Hingga Tahun 2024

Jika Tidak Ada Rekruitmen, Guru PNS Tersisa 996.129 Orang

Guru PNS di Indonesia 2018 - 2024
No
Tahun
Jumlah
PNS
Pensiun

Jumlah


382.811
1
2018
1.378.940


2
2019

1.334.503
44.437
3
2020

1.279.525
54.978
4
2021

1.215.576
63.949
5
2022

1.153.915
61.661
6
2023

1.073.856
80.059
7
2024

996.129
77.727
Sumber : kemdikbud, diolah Bang Imam Berbagi, Oktober 2019
 
Cikarang (BIB) - Kondisi Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia diperkirakan hanya tinggal 996.129 orang pada tahun 2024 jika tidak ada rekruitmen. Hal ini dikarenakan hingga akhir 2024 sebanyak 382.811 orang akan memasuki pensiun.

Dengan rincian, pada tahun 2019 ini Guru PNS yang memasuki pensiun mencapai 44.437 orang. Kemudian di tahun 2020 jumlah guru yang memsuki purna bhakti sebanyak 54.978 orang.

Jumlah Guru PNS yang memasuki pensiun paling banyak terjadi pada tahun 2023 yakni mencapai 80.059 orang. 

Jadi untuk 6 tahun mendatang, termasuk tahun ini (2019,red) jumlah Guru PNS yang pensiun sebanyak 27,76%.

BACA JUGA : 
Ini Jumlah Guru Honorer di Indonesia Tahun 2019 

Secara umum, kebutuhan Guru PNS hingga tahun 2024 (sudah termasuk penambahan karena penambahan sekolah dan pensiun) mencapai 2.334.404 orang. Jika yang tersisa sebanyak 996.129 orang ditahun yang sama, maka kekurangan Guru PNS mencapai 1.338.275 orang. 

Namun, perkiraan saat ini saja, kekurangan Guru PNS sudah mencapai 707.324 orang.

Sabtu, 19 Oktober 2019

Ruang Kelas Rusak Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Jawa Barat 2018

43,31% Ruang Kelas Madrasah Rusak di Jawa Barat


Kota Bekasi (BIB) - Data dari Sapulidi Riset Center (SRC) untuk tahun 2018, sebanyak 11.883 ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Provinsi Jawa Barat dinyatakan dalam kondisi rusak. Jumlah ini sama dengan 43,31% dari ruang kelas yang tersedia.

Sehingga ruang kelas yang dinyatakan baik sebanyak 15.553 ruang atau setara dengan 56,69%.

Jumlah ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tersebar di 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2018 mencapai 27.436 ruang. Terdiri dari 15.553 ruang kelas dengan kondisi baik (56,69%), 7.063 ruang kelas kondisi rusak ringan (27,74%), 2.817 ruang kelas kondisi rusak sedang (10,26%), dan yang rusak berat sebanyak 2.003 (5,31%).

Jumlah ruang kelas yang paling banyak rusak terdapat di Kabupaten Bekasi yakni sekitar 46,91% atau setara dengan 2.060 ruang. Sebab, ruang kelas yang tersedia untuk jenjang MI di Kabupaten Bekasi sebanyak 4.391 ruang.

Berikut ini rincian ruang kelas dengan kondisi baik, rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat pada Madrasah Ibtidaiyah di Provinsi Jawa Barat 2018 :

Ini Masalah Sekolah di Kota Bekasi 2019


21,08% Sekolah di Kota Bekasi Kekurangan Murid

DAPODIK SISWA DI KOTA BEKASI 2019

No
Kecamatan
Jumlah
SD
SMP
SMA
SMK
SLB

Jumlah
440.000
241.069
92.040
41.730
64.176
984
1
Bekasi Timur
57.967
30.973
11.461
5.216
9.888
429
2
Bekasi Barat
39.001
24.503
7.138
1.789
5.748
27
3
Bekasi Selatan
35.021
17.505
7.448
6.461
3.427
170
4
Bekasi Utara
57.375
31.023
13.664
4.905
7.783
0
5
Medansatria
26.672
14.075
6.095
3.220
3.180
102
6
Rawalumbu
46.318
24.105
9.759
3.901
8.464
89
7
Mustikajaya
38.272
21.308
7.440
2.370
7.154
0
8
Bantargebang
19.952
10.331
4.248
1.431
3.942
0
9
Jatiasih
41.778
21.455
10.147
4.141
6.035
0
10
Pondokgede
34.021
21.709
6.678
2.497
2.970
167
11
Pondokmelati
21.670
12.444
3.334
3.046
2.846
0
12
Jatisampurna
21.749
11.638
4.619
2.753
2.739
0
Sumber : diolah Bang Imam Berbagi, 17 Oktober 2019


Kota Bekasi (BIB) - Untuk pencairan dana BOS Reguler pada Tahap IV (Okotber-Nopember-Desemer) tahun 2019 didasarkan pada data dapodik per 31 Oktober 2019. Di Kota Bekasi berdasarkan analisa dari Sapulidi Riset Center (SRC) jumlah siswa yang sudah di up grade per 17 Agustus 2019 sebanyak 440.000 siswa.

Terdiri dari 241.069 siswa SD, 92.040 siswa SMP, 41.730 siswa SMA, 64.176 siswa SMK, dan 984 siswa LSB.

Jumlah satuan pendidikan jenjang SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB sebanyak 1.219 sekolah. Nah, 257 sekolah diantaranya memiliki murid kurang dari 100 anak. Artinya, ke-257 sekolah ini kekurangan murid atau setara dengan 21,08% dari jumlah satuan pendidikan yang ada.

Jika dirinci lagi, maka sebanyak 85 SD atau 12,97% satuan pendidikan jenjang ini kekurangan murid. Sedangkan jenjang SMP lebih banyak lagi yakni sebanyak 90 SMP atau sekitar 30,82% SMP di Kota Bekasi kekurangan murid.

Pada jenjang SMA, ada 36 SMA atau setara dengan 31,85% yang kekurangan murid. Sedangkan untuk jenjang SMK jumlah sekolah yang kekurangan murid mencapai 46 SMK atau kurang lebih 31,29% dari seluruh SMK yang ada di Kota Bekasi.

Menurut analisa dari Sapulidi Riset Center (SRC) berbagai permasalahan dihadapi oleh sekolah swasta yang umumnya kekurangan murid. Masalah utamanya diantaranya karena penerapan PPDB dengan sistem zonasi.

Akibatnya, beberapa sekolah swasta yang berdekatan dengan sekolah negeri otomatis muridnya tergerus, karena siswa memilih bersekolah di sekolah negeri.

Permasalahan lainnya juga disebabkan karena kualitas beberapa sekolah swasta tersebut masih di bawah sekolah negeri. Termasuk juga, manajemen pengelolaan pendidikan swasta yang kekurangan murid kurang cakep.

Belum lagi ditambah fasilitas, sarana, prasarana yang dimiliki beberapa sekolah swasta kurang memadai.

Akibatnya, karena kurang menarik, siswa enggan mendaftar di beberapa sekolah swasta. Hal ini akan terus terjadi, apabila swasta tidak berbenah.