Tampilkan postingan dengan label Banjir Bekasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banjir Bekasi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Maret 2023

Hari Ke-7 Tanggap Darurat Banjir Bekasi, Terbentuk 106 Titik Banjir di Kabupaten Bekasi Tahun 2023

Banjir di Muaragembong, Foto : Detikom

Muaragembong (BIB) -
Hingga hari ke-7 masa tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Bekasi, titik banjir semakin meluas. Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat saat ini sebanyak 106 titik banjir dan genangan di seluruh Kabupaten Bekasi.

Saat ini masalah banjir, genangan dan longsor tercatat tertinggal di 10 kecamatan yang umumnya berada di wilayah bagian utara Kabupaten Bekasi.

Pada hari ke-7 tanggap darurat, kecamatan yang masih terdampak banjjir, genangan, dan longsor di Kabupaten Bekasi adalah;

  1. Kecamatan Tambun Selatan;
  2. Kecamatan Tambun Utara;
  3. Kecamatan Babelan;
  4. Kecamatan Tarumajaya;
  5. Kecamatan Muaragembong;
  6. Kecamatan Cabangbungin;
  7. Kecamatan Pebayuran;
  8. Kecamatan Karangbahagia;
  9. Kecamatan Sukatani; dan
  10. Kecamatan Sukakarya.

Senin, 27 Februari 2023

15 Titik Banjir di 9 Kecamatan Terdampak di Kota Bekasi Tahun 2023

 Kota Bekasi juga terdampak banjir, terutama pada Minggu, 26 Februari 2023. Sedikitnya tercatat banjir terjadi di 15 titik pada 9 kecamatan

Banjir menggenangi Jalan Nusanatara Raya, Perumnas III, Kelurahan Arenjaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Foto : Bang Imam

Kota Bekasi (BIB) -
Kecamatan Jatiasih menjadi banjir paling parah. Di Kelurahan Jatimakmur, setidaknya ketinggian banjir mencapai kurang lebih 80 cm.

Banjir dengan ketinggian hampir sama juga terjadi di Kecamatan Rawalumbu, Medansatria, dan Mustikajaya.

Dari catatan BPBD Kota Bekasi hingga Senin, 27 Februari 2023sekitar 300 kk terdampak banjir di Kota Bekasi.

Minggu, 26 Februari 2023

43 Titik Banjir di Kabupaten Bekasi Akhir Februari 2023

 Banjir Meluas di 73 Titik Genangan pada 31 Desa/Kelurahan

Banjir di Bekasi, Foto : Media Indonesia

Cikarang (BIB) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat mencatat setidaknya ada 43 titik banjir terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bekasi pada Sabtu, 25 Februari 2023.

Titik banjir tersebut tersebar di 9 kecamatan dan 20 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bekasi.

Hingga tulisan ini dimuat, genangan banjir belum surut di lokasi.

Berikut Tabel 1.1. Titik Banjir di Kabupaten Bekasi Tahun 2023 :

Rabu, 24 Februari 2021

Mengenal Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi

Luas DAS Bekasi 51.785 Hektar

DAS Bekasi, foto: ist

Kota Bekasi (BIB) - DAS atau daerah aliran sungai ialah suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut.

DAS BEKASI merupakan wilayah DAS terluas di Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.
 
DAS Bekasi terdiri dari beberapa Subdas, baik yang mengalir di hulu menuju Sungai Bekasi maupun yang mengalir didekatnya dan bermuara di Sungai CBL.

Berikut ini adalah Subdas-subdas yang membentuk DAS Bekasi:
  1. Subdas Cikeruh;
  2. Subdas Cijanggel;
  3. Subdas Cibadak;
  4. Subdas Cikeas,;
  5. Subdas Cileungsi;
  6. Subdas Citeureup;
  7. Subdas Cikarang;
  8. Subdas Cilemahabang;
  9. Subdas Bekasi; dan
  10. Subdas CBL.
Pada bagian DAS Bekasi bagian hilir bermuara di CBL (Cikarang Bekasi Laut) yang berada di pantai uatara Kabupaten Bekasi. Sedangkan hulu DAS Bekasi berada di Kabupaten Bogor.

Batas DAS Bekasi diwilayah Barat berbatasan dengan DAS Cakung, batas DAS sebelah timur berbatasan dengan DAS Citarum (Sungai Cibeet dan Sungai Citarum). Sedangkan batas DAS di pinggiran wilayah pantai utara DKI Jakarta berbatasan dengan DAS Blencong.

Total luas DAS Bekasi mencapai 51.785 hektar. Saat ini daerah lahan terbangun dikawasan DAS Bekasi mulai dari hulu hingga ke hilir sudah mencapai 31,20%.

Dan daerah DAS Bekasi yang sudah dijadikan sebagai permukiman mencapai 27,5%. Daerah terpadat berada di wilayah DAS tengah hingga hilir Sungai Bekasi. Kawasan hijau hanya ada di daerah hulu karena memang masih dalam kawasan hutan.

Namun beberapa permukiman dan perumahan elit sudah berdiri di DAS Bekasi hulu, sebut saja seperti Bukit Sentul dan beberapa kawasan yang dianggap masih 'bermasalah' seperti di sekitar Babakan Madang dan Cileungsi, sehingga berkurangnya kebun karet di bagian hulu yang berubah menjadi daerah permukiman, terutama di sepanjang Subdas Cikeas dan Subdas Cileungsi.

Senin, 25 Januari 2021

Banjir Lagi Bekasi, Meluap dari DAS Cakung

Kok Bekasi Bisa Banjir Ya....!!!

Oleh : Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S

Banyak orang bertanya dan terheran-heran, kok Bekasi bisa banjir ya...!!! Kan tidak ada kiriman dari Bogor, mengapa bisa?

Untuk diketahui, pada hari Minggu, 24 Januari 2021 sejumlah wilayah di Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kecamatan Medansatria kena bencana banjir. Banjir kali ini berkisar antara 10 cm hingga 100 cm.

Banjir bukan akumulasi dari hulu, tetapi lebih pada buruknya penataan drainase di Kota Bekasi dan prilaku masyarakat yang masih suka buang sampah ke sungai. Perlu juga diketahui wilayah yang banjir saat ini merupakan wilayah langganan banjir tahunan.

Selasa, 27 Oktober 2020

Banjir Bekasi Yang Selalu Berulang

Bagaimana Letak Kota Bekasi sesungguhnya ?

Sejak malam minggu, group-group whatsapp (WA) dipenuhi dengan video dan gambar banjir di Bekasi. Ya...luapan Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas yang merupakan Subdas Sungai Bekasi merendam sebagian perumahan dan permukiman yang berada di bantaran Sungai Bekasi.

Jika hujan dengan intensitas tinggi dan lebat di kawasan hulu (Kabupaten Bogor) yang merupakan asal-muasal air mengalir menuju Bekasi, maka kita ramai-ramai mengatakan "Banjir Kiriman dari Bogor".

Bagaimana sesungguhnya letak Kota Bekasi sehingga selalu dihantui "Banjir Kiriman dari Bogor" setiap tahun?

Jumat, 24 Januari 2020

Masalah Banjir di Kabupaten Bekasi 1 Januari 2020

Alih Fungsi Lahan, Pendangkalan Sungai dan Sampah

  

Banjir meluluhlantakkan sebagian daerah di Jabodetabek pada tanggal 1 Januari 2020. Akibat banjir yang cukup parah, menyebabkan korban mengungsi bahkan ada yang meninggal dunia. Catatan BNPB lebih dari 511.471 jiwa terdampak banjir Jabodetabek serta lebih dari 60 orang meninggal dunia


Cikarang (BIB) - Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah terdampak banjir pada tanggal 1 Januari 2020. Data awal per 1 Januari 2020 pada pukul 14.30 wib, sebanyak 15 titik banjir terpantau yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Bahkan ketinggian air di lokasi banjir di Kabupaten Bekasi mencapai 3 meter.

Sedikitnya 1.355 Kepala Keluarga dan 3.123 jiwa menjadi korban terdampak banjir di Kabupaten Bekasi. 

Dari data yang dihimpun BMKG, cuaca ekstrim pada malam tahun baru 2020 memang sangat mencekam. Sejak kejadian banjir tahun 2002 yang merata di Jabodetabek, curah hujan tertinggi justru terjadi pada awal Januari 2020. 

Pada tahun 2002 curah hujan tertinggi saat banjir berada pada angka 168 mm/hari. Tetapi di tahun 2020 ini curah hujan mencapai 377 mm/hari atau setara dengan 224,40% dari tahun 2002.

Makanya tidak heran korban terdampak banjir se Jabodetabek mencapai kurang lebih 0,5 juta orang.

Kamis, 16 Januari 2020

Bencana Banjir Bekasi Awal Tahun 2020

366.274 Jiwa Mengungsi

Peta Titik Genangan Banjir 1 Januari 2020 di Jabodetabek, Foto: BNPB
Kota Bekasi (BIB) - Banjir di Kota Bekasi diawal Januari 2020 merupakan banjir terparah. Bukan cuma disebabkan karena aliran sungai, tetapi juga karena drainase buruk di sejumlah perumahan.

Jika suaca se-ekstrim malam tahun baru 2020, tidak ada cerita lagi, hampir seluruh sudut Kota Bekasi akan tergenang banjir.

Dari 12 kecamatan secara administrasi di Kota Bekasi, hampir seluruh kecamatan ada titik banjirnya. Ketinggian air pada banjir awal tahun 2020 di Kota Bekasi antara 30 cm hingga 7 meter.

Sedangkan apabila dilihat berdasarkan kategori kelurahan, maka jumlah genangan banjir di Kota Bekasi pada tanggal 1 Januari 2020 sebanyak 43 kelurahan. Sementara jumlah kelurahan yang ada di Kota Bekasi sebanyak 56 kelurahan. Itu artinya hampir 76,78% kelurahan di Kota Bekasi mengalami musibah banjir.

Senin, 21 November 2016

MUARAGEMBONG PERLUKAH DIREKLAMASI SEPERTI JAKARTA?

DARI LANGGANAN BANJIR MENJADI KAWASAN ELIT TANJUNG GEMBONG, BEKASI

Kawasan Emas Tanjung Gembong, Bekasi, foto: istimewa
Muaragembong (BIB) - Reklamasi Jakarta akan berdampak juga sampai ke pantai utara Bekasi di kawasan Kecamatan Muaragembong. Hanya kapan akan dibangun, mungkin tinggal menunggu waktu yang tepat.

Untuk siapa bangunan nan megah ini, tentunya hanya untuk orang-orang berduit. Bisa jadi akan dijual ke asing.

Dari gambar-gambar yang beredar di internet, master plant Tanjung Gembong, Bekasi ini mirip seperti bangunan-bangunan megah yang ada di Singapura dan Hongkong.

Bangunan tinggi menjulang ke atas langit persis akan dibangun di pinggir pantai. Tentu saja sudah memakai teknologi anti gempa dan teknologi penahan abrasi.

Minggu, 24 April 2016

#Solusi Banjir Bekasi II

Memotret Kali Bekasi Dari Hulu, Tengah Hingga Hilir

DAS BEKASI : Berwarna orange membentang dari Kabupaten Bogor (Kali Cijanggel, Kali Citeureup, Kali Cikeas, Kali Cileungsi) menjadi Kali Bekasi dan Kali Cikarang bertemu di CBL dan bermuara di laut, Kabupaten Bekasi.
Kota Bekasi (BIB) - Gunung Geulis, Babakan Madang, Sentul, Cileungsi, Cibinong, Cimanggis dan Cikeas adalah hulu dari Kali Bekasi (DAS BEKASI termasuk Kali Cikarang). Bila melihat seluruh wilayah tersebut, pertumbuhan penduduk dan pembukaan lahan cukup pesat, bahkan tidak lagi terkendali !!!

Begitu juga di kawasan bagian tengah Kali Bekasi mulai dari Jatisampurna-Bantargebang hingga ke Babelan hampir sepanjang Kali Bekasi nyaris tidak bertepi alias sudah berdiri bangunan di Garis Sempadan Sungai (GSS).

Sementara di hilir, mulai dari pertemuan Kali Cikarang dengan Kali Bekasi menjadi CBL, sudah terjadi pendangkalan yang sangat serius hingga menuju laut.

Sabtu, 23 April 2016

#Solusi Banjir Bekasi

Oleh : #BangImamBerbagi *

Pintu Air Bendung Bekasi pada Kamis, 21 April 2016 foto: Bang Imam

Bagaimana mengatasi banjir di Kota Bekasi ? Pertanyaan ini paling sering di ungkapkan, tapi tidak pernah diselesaikan serius oleh Pemerintah !!!

Banjir kemaren datang akibat curah hujan yang tinggi di hulu Kali Cileungsi dan Kali Cikeas yang mengakibatkan berkumpulnya air larian (run off) menuju sungai dan melewati Kali Bekasi yang tidak mampu menampung air bah tersebut.

Kata-kata 'Akibat Kiriman Dari Bogor' memang kurang tepat untuk sekedar menyalahkan daerah lain.

Tingginya curah hujan yang langsung mengalir ke sungai disesabkan karena tidak ada pengendalian hutan (sudah jadi pemukiman, villa, kebun dll) dan pengawasan dari Pemerintah. Jadinya hutan yangg seharusnya menjadi tangkapan air dan menyimpannya, justru sudah berubah di jarah manusia di hulu.

Sama halnya di tengah dan di hilir sungai, sempadan dan aliran sungai sudah terdesak oleh bangunan karena izin yang terlalu diobral.

Bangunan juga banyak yang berdiri di bekas rawa, sempadan sungai, delta sungai, dan menjadikan sungai menjadi sempit, akibatnya tidak mampu menampung air.

Ada juga prilaku Pemerintah Daerah yang menaggul sungai dan mempersempit aliran dengan alasan untuk kepentingan manusia (permukiman, rumah sakit, mal, apartemen dll).

Siapa Bertanggung Jawab ?

Selasa, 01 Maret 2016

Tata Ruang Jabodetabek

Bagaimana Mengatasi Banjir

Peta Struktur Dan Pola Ruang Jabodetabek
Peta Kondisi Fisik Jabodetabek-Puncur

#BangImamBerbagi #TataRuang #Jabodetabek



Senin, 01 Februari 2016

Mengatasi Banjir Bekasi Harus Membuat Sumur Resapan Ideal Sebanyak 131.334 Unit

41.655 Unit di Kota Bekasi 

Kebutuhan Ideal dan Optimal Sumur Resapan di Jabodetabek
Kota Bekasi (BIB) - Pengendalian banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dilakukan antisipasi dan pengendalian secara bersama-sama (multi-pihak) antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang dilalui oleh DAS tersebut. Termasuk diantaranya melibatkan masyarakat.

Salah satu pengendalian banjir yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sumur resapan mulai dari hulu, tengah hingga hilir wilayah DAS. 

Seperti pengendalian banjir di wilayah DAS yang melewati Bekasi, misalnya ada tiga DAS besar yang melewati daerah ini, yaitu DAS Sunter, DAS Cakung dan DAS Bekasi. 

Ketiga DAS tersebut memerlukan pembuatan sumur resapan ideal untuk pengendalian banjir mencapai 131.334 unit. Jumlah ini membentang di 27 kecamatan di 5 kabupaten/kota yang dilalui oleh ketiga DAS itu.

Senin, 25 Januari 2016

Polder Pengasinan Menanti Banjir

Luas 2 Hektar, Harga Rp. 12 Miliar


Bang Imam mengunjungi Polder Pengasinan, Ahad, 24 Januari 2016. Polder Pengasinan sudah selesai dibangun, namun saluran belum terintegrasi menuju polder. Foto: Bang Imam

Rawalumbu (BIB) - Sejak semalam sore hingga pagi ini Kota Bekasi masih diguyur hujan mulai dari intensitas lebat hingga ringan. Menurut BMKG, puncak musim hujan sudah masuk di akhir Januari 2016 untuk kawasan Jabodetabek.

Di Kota Bekasi setiap musim penghujan, masyarakat selalu was-was menanti bencana ini. Saking seringnya kebanjiran, masyarakat Kota Bekasi sudah terbiasa dan tidak kaget lagi apabila air limpasan hujan dari got memasuki rumahnya.

Makanya, saya selalu bilang kalau "Kota Bekasi Sangat Bersahabat Dengan Banjir".

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota Bekasi tentu tidak berdiam diri. Tahun 2015 ini misalnya sudah ada 2 polder (penampungan air) yang sudah selesai dibangun, yakni di Kelurahan Pengasinan, Rawalumbu dan Perumahan Taman Galaxy, Bekasi Selatan.

Polder Pengasinan misalnya berdasarkan lelang umum yang diterbitkan LPSE Kota Bekasi sudah dimulai pada bulan Pebruari dan selesai pada Agustus 2015. Sekalipun terlihat pengerjaannya molor dari jadwal yang ditentukan, saat ini kondisi Polder Pengasinan sudah siap menanti banjir.

Polder Pengasinan dibangun dari dana APBD Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 12.000.000.000,00 (Dua Belas Miliar Rupiah). Dibangun dilahan seluas kurang lebih 2 hektar, Polder Pengasinan akan mampu menampung air yang mencapai 64.000 meter kubik.

Ya... Polder ini diharapkan bisa mengatasi banjir di Kecamatan Rawalumbu, khususnya Kelurahan Pengasinan dan sekitarnya. 

Selasa, 08 Desember 2015

Tanggul ... Tanggul ... Tanggul Tidak Mengatasi Banjir

Oleh : Tengku Imam Kobul Moh. Yahya S*

Kalau ada yang beranggapan membuat tanggul akan mengatasi banjir di suatu daerah, itu salah besar.

Karena sifat air adalah mengalir pada daerah yang rendah dan akan mencari terus alur yang akan dilaluinya. Dan jika ditanggul, air semakin berkumpul sehingga lama-kelamaan akan penuh, luber. Dan apabila ada yang menghalanginya, misal membuat tanggul, ada 3 kemungkinan yang akan terjadi.

Yang pertama, tanggulnya bisa jebol karena tidak mampu menahan debit air yang tinggi akibat desakan kuat dari aliran tersebut. Kedua, tanggul tetap kuat, tetapi air akan luber dari atas tanggul karena volume air yang ditanggul semakin berkumpul dan lama-lama menjadi penuh (seperti memasukkan air di dalam gelas, jika sudah penuh tentu akan luber dan tumpah).

Ketiga, air akan mencari celah untuk masuk melewati daerah rendah yang ditanggul, misalnya bisa melewati gorong-gorong atau saluran di sela-sela tanggul dan bisa juga air merembes baik dari tanggul maupun dari dalam tanah.

Jadi, kesimpulannya tanggul bukanlah untuk mengatasi banjir, tetapi hanya penahan sementara, sehingga setiap musim penghujan, apabila air meluap permukiman di tepi sungai yang ditanggul tetap akan terancam bencana banjir.

Rabu, 18 November 2015

Adakah Rencana Kontinjensi Banjir Kota Bekasi ... ???

Foto : Bang Imam
Kota Bekasi merupakan salah satu daerah langganan banjir pada setiap musim penghujan antara bulan Nopember hingga Maret. Banjir disebabkan karena meluapnya air di sejumlah kali yang mengalir melewati Kota Bekasi. Sebut saja Kali Bekasi, Kali Sunter, Kali Cakung, Kali Sasak Jarang, Kali Baru, Kali Kapuk dan beberapa anak sungai lainnya.

Sementara itu terjadi juga genangan akibat buruknya pemeliharaan drainase dan saluran utama di Kota Bekasi. Banjir akibat buruknya pemeliharaan drainase dan daya tampung saluran yang tidak mampu menampung debit puncak terjadi pada Saluran Rawalumbu, Saluran Rawa Tembaga/Kayuringin, Saluran Perumnas III Bekasi Timur dan beberapa saluran di Bekasi Barat, Bekasi Utara, Jatiasih dan Medansatria.

Karena ini selalu berulang setiap tahun, bahkan Bang Imam sudah membuat anekdot soal bencana banjir Kota Bekasi, yaitu "Jangan kaget apabila banjir selalu bertamu setiap tahun, karena Kota Bekasi memang bersahabat dengan banjir".

Ya ... Kota Bekasi memang bersahabat dengan banjir. Hal ini karena ketidakmampuan Pemerintah Daerah untuk menanggulangi dan membereskan titik banjir yang hingga saat ini masih terdapat sedikitnya lebih dari 49 titik.

Untuk itu, perlunya Pemerintah Kota Bekasi sigap terhadap persoalan-persoalan penanganan secara dini bencana agar meminimalisir korban jiwa dan korban materi bagi masyarakat.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir korban bencana adalah dengan membuat Rencana Kontinjensi Banjir Kota Bekasi setiap tahunnya.

Senin, 23 Februari 2015

UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang SDA Dibatalkan MK


Jakarta [SAPULIDI News] - Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan keberlakuan secara keseluruhan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) karena tidak memenuhi enam prinsip dasar pembatasan pengelolaan sumber daya air.

Demikian putusan dengan Nomor 85/PUU-XII/2013 dibacakan oleh Ketua MK Arief Hidayat pada Rabu (18/2) di Ruang Sidang Pleno MK.

“Mengabulkan permohonan Pemohon I, Pemohon II, Pemohon IV, Pemohon V, Pemohon VI, Pemohon VII, Pemohon VIII, Pemohon IX, Pemohon X, dan Pemohon XI untuk seluruhnya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bertentangan dengan UUD 1945,” urai Arief membacakan putusan yang diajukan oleh PP Muhammadiyah, Perkumpulan Vanaprastha dan beberapa pemohon perseorangan tersebut.

Dalam pendapat Mahkamah yang dibacakan oleh Wakil Ketua MK Anwar Usman, putusan terkait UU SDA juga telah dipertimbangkan dalam putusan Putusan Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor 008/PUU-III/2005.

Dalam pertimbangannya, MK menyatakan bahwa sumber daya air sebagai bagian dari hak asasi, sumber daya yang terdapat pada air juga diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti untuk pengairan pertanian, pembangkit tenaga listrik, dan untuk keperluan industri, yang mempunyai andil penting bagi kemajuan kehidupan manusia dan menjadi faktor penting pula bagi manusia untuk dapat hidup layak.

“Persyaratan konstitusionalitas UU SDA tersebut adalah bahwa UU SDA dalam pelaksanaannya harus menjamin terwujudnya amanat konstitusi tentang hak penguasaan negara atas air. Hak penguasaan negara atas air itu dapat dikatakan ada bilamana negara, yang oleh UUD 1945 diberi mandat untuk membuat kebijakan (beleid), masih memegang kendali dalam melaksanakan tindakan pengurusan (bestuursdaad), tindakan pengaturan (regelendaad), tindakan pengelolaan (beheersdaad), dan tindakan pengawasan (toezichthoudensdaad),” jelas Anwar.

Selasa, 27 Januari 2015

12 Perumahan di Jatiasih Rawan Banjir

Terparah di Pondok Gede Permai (PGP)


salah satu lembaga pendidikan PAUD korban banjir di PGP, Jatiasih, 2013. Foto: Bang Imam
Jatiasih (BIB) - Hingga saat ini terdapat 12 perumahan rawan banjir di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Sejak kejadian banjir besar tahun 2002 dan 2007, ketinggian genangan bervariasi antara 50 cm hingga 300 cm. Yang terparah adalah di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) yang bisa sampai 3 meter. Lama genangan antara 12-60 jam atau sekitar 1 minggu.

12 Perumahan rawan banjir di Kecamatan Jatiasih adalah;
  1. Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kelurahan Jatirasa
  2. Perumahan Villa Jati Rasa, Kelurahan Jatirasa
  3. Perumahan Jati Asih Indah, Kelurahan Jatirasa
  4. Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kelurahan Jatirasa
  5. Perumahan Kemang IFI Graha, Kelurahan Jatirasa
  6. Perumahan AL (Bermis), Kelurahan Jatirasa
  7. Perumahan Mandosi, Kelurahan Jatiasih
  8. Perumahan Bumi Nasio Indah, Kelurahan Jatimekar
  9. Perumahan Buana Jaya, Kelurahan Jatimekar
  10. Perumahan Graha Indah, Kelurahan Jatikramat dan Kelurahan Jatimekar
  11. Perumahan PAM, Kelurahan Jatikramat
  12. Perumahan Puri Nusa Phala, Kelurahan Jatiluhur dan Kelurahan Jatisari.
Banjir besar telah terjadi di 2002, 2007, 2010, 2012, 2013 dan 2014. Titik rawan banjir terutama perumahan yang berada di pinggiran sempadan Kali Bekasi. Perumahan Pondok Gede Permai sendiri terletak di pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi menjadi Kali Bekasi.

Sabtu, 29 November 2014

Taman Hutan Kota Bina Bangsa Bekasi

Jenis & Usia Pohon Belum Terdata Dengan Baik


Gerbang Taman Hutan Kota Bina Bangsa. Foto : Bang Imam
Taman Hutan Kota Bina Bangsa merupakan taman kedua milik Kota Bekasi yang dibangun dan direhabilitasi setelah Taman Hutan Kota Alun-Alun Bekasi. Terletak di jantung Kota Bekasi, Taman Hutan Kota Bina Bangsa terintegrasi langsung dengan kawasan Stadion Patriot, GOR Patriot dan Lintasan Sepatu Roda Kota Bekasi.

Letaknya persis di kawasan GOR Patriot, Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 1, Kelurahan Kayuringinjaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Luasnya sekitar 3 hektar. Dahulunya sebelum ada pelebaran jalan Ahmad Yani dan pembangunan fly over Summarecon serta lintasan sepatu roda, jumlah total pohon yang tumbuh di hutan kota ini mencapai 7.653 pohon dengan 23 macam jenis.

Namun, seiring dengan perkembangan pohon-pohon banyak yang ditebang karena pembangunan untuk fasilitas lainnya.

Jumat, 28 November 2014

Apa Manfaat Sumur Resapan Buat Kamu ?

Pembuatan Sumur Resapan. Foto: ist
Air adalah salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Demikian pentingnya fungsi dan kedudukannya, hingga di jaman modern ini, air menjadi salah satu produk yang diperjual belikan. 

Namun tahukah anda bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini berefek pada menurunnya kualitas air? 

Berkurangnya area resapan karena kurang terencananya pembangunan, erosi, abrasi, banjir hingga kemarau berkepanjangan menjadi sebab menurunnya kualitas air, terutama yang terkandung dalam tanah.

Kondisi tersebut tidak bisa didiamkan bagitu saja. Harus ada upaya untuk mencari jalan keluar untuk memperbaiki kualitas air tanah. 

Usaha perbaikan ini bisa dimulai dari lingkungan rumah dimana kita tinggal. Salah satu caranya dengan membuat sumur resapan. 

Sumur resapan merupakan sebuah sarana berupa sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah dengan baik.