Senin, 28 Juli 2014

Pulang Kampung Untuk Berbagi

Saya Sebenarnya [Jadi] Orang Bekasi

Kota Bekasi (BIB) - Tradisi mudik mungkin sudah dilakukan oleh Bangsa Indonesia ratusan tahun yang lalu. Banyak cerita, suka maupun duka dialami oleh kita yang mudik. Sebelumnya cerita mudik lebih menarik jika mendengarkan cerita teman yang balik ke kampung halamannya di pulau Jawa. Namun beberapa tahun terakhir, cerita mudik ke luar pulau Jawa juga cukup menarik untuk di simak.

Saya baru melakukan tradisi mudik setiap tahun, dimulai pada tahun 2011. Sebelumnya mudik tidak saya lakukan pada hari raya Idul Fitri, melainkan pergi ke kampung saat ada kegiatan dan acara keluarga saja. Maklum saja, saya sudah lahir diperantauan, artinya kampung asal orang tua saya kini sudah jarang kami kunjungi.

Orang tua saya di masa tuanya memilih menetap di Kp. Baringin, Lingkungan VII, Kelurahan Sangkunur, Kecamatan Angkola-Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, sekitar 40-an KM dari Kota Padang Sidempuan.


Orang tua saya sebenarnya bukan berasal dari daerah ini. Hanya karena terbawa arus nasib, kedua orang tua saya menetap sejak tahun 2008. 

Saya sendiri lahir di sebuah kota kecil tingkat kecamatan, namanya Panti (bukan panti asuhan,red). Daerah ini terletak di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Disini juga kami bukanlah penduduk asli, melainkan urban yang sudah menetap sejak kakek-nenek kami.

Lagi-lagi karena nasib dan mungkin sudah kehendak, sejak kecil kami pindah lagi ke Lembah Pasaman, Desa IV Koto (kini disebut Jorong), Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Saya menghabiskan masa kecil hingga lulus SMA (SMAN 1 Kinali) disini.

Sempat tidak melanjutkan sekolah selama 1 tahun usai lulus SMA tahun 1996, kemudian saya merantau ke Bekasi dan hingga saat ini sudah menetap di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Bila dihitung, sudah 3 kali saya mengganti KTP atau sekitar 17 tahun tinggal di Kota Bekasi.

Karena tidak lagi pulang kampung baik ke Panti maupun Kinali, Bekasi sudah saya anggap sebagai kampung sendiri.

Tahun 2011

Bermula dari keingintahuan alamat dan rasa ingin pulang kampung pada hari raya di tahun 2012. Namun sebelum lebaran, pada Desember 2011 saya sudah berkunjung terlebih dahulu, waktu itu perjalanan saya tempuh lewat jalur Jakarta-Padang naik pesawat, Padang-Simpang Empat/Pasaman Barat, dan Simpang Empat-Rao, Rao-Padang Sidempuan, Padang Sidempuan-Batangtoru, Batangtoru-Baringin melalui jalur darat. 

Saat ini sejak tahun 2014, jalur penerbangan Jakarta-Sibolga (Pinangsori) sudah dibuka oleh maskapai Garuda Indonesia. Sehingga jarak tempuh untuk pulang kampung sudah semakin dekat. Yang penting siap ongkosnya saja (agar semua tahu kan, kalau naik Garuda ongkosnya cukup mahal).

Namun karena Garuda hanya melayani penerbangan satu kali setiap harinya, saya harus memesan tiket lebih awal (jauh-jauh hari) atau jika ingin berhemat tetap harus naik Jakarta-Medan (Kuala Namu). Atau memilih naik bus Jurusan Jakarta-Medan dan Jakarta-Sibolga.

Tahun 2014 ini keberangkatan pulang kampung agak sedikit tertunda. Hal ini karena pekerjaan sebagai pekerja sosial menuntut waktu lebih, sehingga pulangnya tidak lagi sebelum lebaran, melainkan setelah lebaran.

Yang ingin saya ceritakan disini intinya adalah, sebenarnya saya pulang kampung tidak sama dengan yang dilakukan banyak orang. Karena orang umumnya pulang kampung ke tanah asal atau tanah kelahirannya atau tanah leluhurnya.

Sementara saya pulang kampung hanya ingin menunaikan kewajiban untuk berkunjung dan bersilaturrahmi dengan Ayahanda yang memilih menetap di Baringin, karena Ibunda ku di makamkan disana.

Ayah tidak mau lagi kemana-mana. Karena kelak jika Allah memanggil, beliau ingin dimakamkan di samping pusaran Ibundaku tersayang.

Karenanya tahun ini edisi pulang kampung hanya untuk bertemu dan berbagi cerita, berbagi suka cita dan berbagi hal-hal lainnya dengan Ayahanda dan keluarga besar yang telah menjaga Ayahandaku di Baringin.

Jadi saya sebetulnya pulang kampung, tapi ke kampung orang. Saat ini kampungku yang sebenarnya adalah Bekasi. Ya...saya adalah orang Bekasi.

Selamat Hari Raya, Idul Fitri 1 Syawal 1435 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar yang tidak menghasut, memfitnah, dan menyinggung sara dan komentar menjadi tanggung jawab pemberi komentar. jika komentar lebih panjang dan memerlukan jawaban bisa ke email: bangimam.kinali@gmail.com, WA 0813-14-325-400, twitter: @BangImam, fb: Bang Imam Kinali Bekasi, ig: bangimam_berbagi